(Minghui.org) Menurut informasi yang dihimpun oleh Minghui.org, 636 praktisi Falun Gong di Tiongkok ditangkap dan 347 dilecehkan pada bulan September 2019 karena menolak melepaskan keyakinan mereka. Dari mereka yang ditargetkan, 251 rumah mereka digeledah dan setidaknya 500 masih ditahan pada saat laporan ini ditulis.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang berpusat pada prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Sejak rezim komunis Tiongkok mulai menganiaya latihan tersebut pada bulan Juli 1999, banyak dari pengikutnya telah ditangkap, dipenjara, disiksa, dimasukkan ke kamp kerja paksa, dan bahkan organ tubuhnya diambil.

Banyak penangkapan dan insiden pelecehan terjadi dengan dalih "menjamin stabilitas sosial" selama perayaan peringatan 70 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok pada tanggal 1 Oktober 1949. Kebrutalan polisi juga dilaporkan pada bulan September, dengan beberapa praktisi diserang selama penangkapan dan anggota keluarga mereka dipukuli ketika kemudian berusahamembebaskan mereka.

Penangkapan terjadi di 29 provinsi dan kota yang dikendalikan secara terpusat. Daerah yang melaporkan penangkapan terbanyak adalah Provinsi Jilin (89), diikuti oleh Provinsi Hubei (79) dan Provinsi Liaoning (68).

Perlu dicatat bahwa 73 dari praktisi yang menjadi target (51 ditangkap dan 22 dilecehkan) berusia antara 65 hingga 86 tahun.

Uang dari dua puluh praktisidisita oleh polisi. Jumlah total yang disita berjumlah 852.928 yuan, rata-rata 42.646 yuan per orang.

Xu Zhangqing dan istrinya Tu Ailian di Kota Xiaogan, Provinsi Hubei, ditangkap pada tanggal 26 September 2019 karena berlatih Falun Gong. Polisi menyita barang-barang pribadi mereka, termasuk tabungan seumur hidup mereka sebesar 300.000 yuan tunai. Putra mereka, yang tidak berlatih Falun Gong, juga ditangkap dan ditahan. Menantu pasangan ini, Chen Chunyan, sering menghadapi pelecehan dari polisi setelah suami dan mertuanya ditangkap. Dia kemudian dipaksa tinggal jauh dari rumah bersama bayi perempuannya yang berusia satu tahun untuk menghindari penangkapan.

Di bawah ini adalah contoh dari beberapa penangkapan dan insiden pelecehan. Karena pemblokiran informasi oleh pemerintah, jumlah praktisi Falun Gong yang ditangkap dan dilecehkan tidak dapat selalu dilaporkan tepat waktu, juga tidak semua informasi tersedia.

Penangkapan Berkelompok

Kota Shenyang, Provinsi Liaoning: 18 Praktisi Falun Gong ditangkapseminggu sebelum Hari Nasional Tiongkok tanggal 1 Oktober

Polisi di Kota Shenyang menangkap 18 praktisi setempat pada bulan September 2019. Di antara mereka adalah Zhao Guiqin, berusia 60-an, ditangkap bersama anaknya yang lumpuh. Mereka dibebaskan hanya setelah anaknya sakit di kantor polisi.

Kota Songyuan, Provinsi Jilin: 13 Praktisi Falun Gong ditangkap dalam satu hari

Pada tanggal 10 September 2019, polisi menangkap 13 praktisi di Kota Songyuan. Sebagian besar dari mereka,komputer dan buku-buku Falun Gongnya disita. Salah satu anggota keluarga praktisi, yang tidak berlatih Falun Gong, juga ditangkap.

Kota Luzhou, Provinsi Sichuan: Empat Praktisi Falun Gong ditangkap dalam Dua Jam

Polisi di Kota Luzhou menangkap empat wanita pada tanggal 10 September 2019, karena menolak melepaskan keyakinan mereka pada Falun Gong dan menahannya di Pusat Penahanan Naxi. Polisi menyatakan bahwa para praktisi tertangkap kamera pengintai saat sedang memasang spanduk dengan pesan tentang Falun Gong.

Keempat rumah dari wanita tersebut digeledah, dan barang-barang pribadi mereka yang terkait dengan Falun Gong disita.

Kota Harbin, Ptrovinsi Heilongjiang: 17 Praktisi Falun Gong ditangkap dalam Satu Hari

Tujuh belas warga di Kota Harbin ditangkap pada tanggal 11 September 2019, karena berlatih Falun Gong. Dilaporkan bahwa polisi memantau kehidupan sehari-hari praktisi selama berbulan-bulan sebelum melakukan penangkapan. Polisi menggeledah sebagian besar rumah praktisi dan menyita buku-buku Falun Gong, komputer, ponsel, dan barang-barang pribadi lainnya.

Kota Yaiyuan, Provinsi Shanxi: Sebelas Praktisi Falun Gong ditangkap dalam Lima Hari

Polisi di Kota Taiyuan menangkap 11 praktisi antara tanggal 4 hingga 8 September 2019. Dilaporkan bahwa Biro Keamanan Umum Provinsi Shanxi dan Departemen Kepolisian Kota Taiyuan berada di balik penangkapan baru-baru ini, dan petugas dari Kantor Polisi Yingze, Kantor Polisi Wanbolin , dan Kantor Polisi Jiancaoping melakukan tugas-tugas khusus.

Polisi mengawasi praktisi selama berbulan-bulan sebelum menangkap mereka. Mereka memasang kamera pengintai di gedung apartemen tempat praktisi Tian Huiling tinggal dan di beberapa tempat dimana praktisi lainnya sering datang untuk belajar ajaran Falun Gong bersama. Penangkapannya telah diakui.

Polisi menggeledah rumah seluruh 11 praktisi dan menyita komputer, printer, dan buku-buku Falun Gong mereka. Petugas mengambil hampir semuanya dari rumah Zhao Jinzhong. Keluarganya sejak saat itu tidak mengetahui keberadaannya.

Kota Wuhan, Provinsi Hubei: 40 Praktisi Falun Gong ditangkap dalam Satu Hari

Pada pagi hari tanggal 23 September 2019, polisi di Kota Wuhan melakukan penangkapan massal terhadap 40 praktisi. Mereka telah memantau praktisi selama enam bulan sebelum melakukan penangkapan. Di antara mereka yang ditangkap adalah Yu yang berusia 89 tahun. Banyak praktisi dikenakan 15 hari penahanan administratif.

Polisi Wuhan Mengintensifkan Penganiayaan terhadap Praktisi Falun Gong Menjelang Pertandingan Dunia Militer

Sebelum Pertandingan Dunia Militer yang dijadwalkan akan diadakan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, pada bulan Oktober 2019, para praktisi Falun Gong ditangkap atau dilecehkan oleh polisi.

Polisi dan anggota komite perumahan pergi ke toko Li Sanyuan (wanita) pada tanggal 3 September dan merekamnya saat dia sedang berbisnis.

Xia Yuexian (wanita), berusia 70-an, sedang berjalan bersama cucunya pada tanggal 30 September ketika polisi menangkap mereka dan menggeledah rumahnya. Polisi kemudian memanggil putranya untuk menjemput anaknya. Keluarga Xia tidak diberi tahu mengenai keberadaannya.

Praktisi lainnya, Ming Guizhen (wanita), ditangkap pada tanggal 16 September karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dia dibawa ke Pusat Cuci Otak Distrik Jianghan.

Pada tanggal 17 September, seorang petugas polisi pergi ke rumah Li Fang (wanita) dan mengatakan kepadanya bahwa, karena Pertandingan Dunia Militer, atasannya telah menginstruksikan dia untuk memotret dan merekam praktisi Falun Gong. Petugas mengatakan jika diperlukan, dia akan kembali.

Rumah Dibongkar oleh Pihak Berwenang Tanpa Izin Pemilik

Gong Xiaohong (pria), 59 tahun, dahulu bekerja di Perusahaan Makanan Kota Bashan di Kabupaten Chongren, Provinsi Jiangxi. Dia dilaporkan ke pihak berwenang karena mengirimkan pesan informasi Falun Gong melalui WeChat, sebuah aplikasi media sosial Tiongkok yang populer. Dia ditangkap oleh petugas Kantor Polisi Yongsheng pada tanggal 4 September 2019. Buku-buku Falun Gongnya disita.

Gong ditahan di pusat penahanan kabupaten selama tujuh hari.

Ketika Gong ditahan dan tidak ada orang di rumah, pihak berwenang menghancurkan rumahnya tanpa seizinnya. Dia dibebaskan pada tanggal 11 September, namun tidak memiliki rumah untuk kembali.

Kebrutalan Polisi

Perempuan ditarik dari sepeda olehpolisi, pingsan setelah kepalanya menghempas ke tanah

Liu Bohui (wanita) dari Kabupaten Xiong, Provinsi Hebei, ditangkap pada tanggal 17 September 2019, oleh petugas berpakaian sipil setelah dia berbicara kepadanya tentang Falun Gong.

Petugas menarik Liu dari sepeda listriknya dan kepalanya menghempas ke tanah, membuatnya pingsan.

Setelah sadar kembali, Liu menderita rasa sakit yang hebat di bahunya dan tidak dapat mengangkat lengan. Alih-alih mencari perawatan medis baginya, polisi malah membawanya ke Pusat Penahanan Kota Bazhou, di manasejak saat itu dia ditahan.

Meskipun para penjaga di pusat penahanan kemudian membawa Liu ke rumah sakit untuk pemeriksaan, mereka terus menahannya bahkan setelah dia didiagnosis menderita tekanan darah tinggi dan masalah jantung.

Polisi memanjat pagar di rumah Liu sekitar pukul 11 malam pada hari penangkapannya dan menggeledah rumahnya. Materi-materi Falun Gongnya disita.

Polisi telah mengirimkan kasus Liu ke kejaksaan. Pengacara mengunjunginya pada tanggal 18 Oktober dan menuntut agar kejaksaan membebaskannya.

Wanita Menderita Sakit Kepala, Ketidaknyamanan Jantung, danTekanan Darah Tinggi SetelahDitampar di Wajah oleh Polisi

Ma Fengju (wanita) dari Kabupaten Qingyuan, Provinsi Liaoning, menderita masalah medis setelah ditampar berkali-kali di wajah oleh petugas polisi setelah penangkapannya karena berlatih Falun Gong.

Ma ditahan di Pusat Penahanan Kota Fushun. Menurut keluarganya, dia mengalami sakit kepala yang berkepanjangan, ketidaknyamanan di jantung, dan tekanan darah tinggi. Keluarganya mengutuk pihak berwenang karena menahannya karena menggunakan hak konstitusionalnya dalam bebas berkeyakinan. Mereka meminta agar dia segera dibebaskan.

Ma ditangkap pada tanggal 25 September 2019, karena mendistribusikan informasi tentang Falun Gong di daerah perumahan. Dia dibawa ke Divisi Keamanan Domestik Kabupaten Qingyuan, dan rumahnya kemudian digeledah.

Wang Dong, kepala Kantor Polisi Yaozhan, berusaha mengambil sidik jari Ma. Ma menolak bekerjasama. Wang dan petugas lainnya menampar wajahnya berkali-kali.

Para petugas memindahkan Ma ke Pusat Penahanan Kota Fushun pada hari berikutnya. Selama pemeriksaan fisik, petugas ketiga menampar wajah Ma.

Tiga WanitaDianiaya dalam Penahanan Setelah Ditangkap karenaMempelajari Ajaran Falun Gong

Lima penduduk Kabupaten Hong'an, Provinsi Hubei, ditangkap karena mempelajari ajaran Falun Gong di rumah seseorang. Tiga dari mereka tetap ditahan dan dilecehkan di pusat penahanan setempat.

Liu Youxiang (wanita), Wang You'e (wanita), Wu Liheng (wanita), dan Ma Yumei (wanita), yang berusia 50-an hingga 60-an, sedang mempelajari ajaran Falun Gong di apartemen Li Changrong (pria), 78 tahun, pada sore hari tanggal 19 September ketika dua anggota komite perumahan mengetuk pintu.

Melihat Li dan tamunya sedang mempelajari buku-buku Falun Gong, kedua anggota staf pergi setelah berbincang singkat dengan Li. Polisi muncul dan menggeledah rumah Li, menyita 12 buku Falun Gongnya.

Kelima praktisi dibawa ke Kantor Polisi Kota Chengguan dan diinterogasi.

Li dibebaskan sekitar jam 7 malam, sementara empat lainnya dipindahkan ke Pusat Penahanan Huolianfan.

Ma dibebaskan beberapa jam kemudian karena alasan medis. Tidak jelas apakah dia dianiaya saat ditahan, tetapi dia mengalami cedera selama waktu itu.

Tiga wanita lain, yang tetap dalam penahanan, terpaksa berlari di terik sinar matahari dan disetrum dengan tongkat listrik karena menolak mengenakan seragam tahanan.

Ketika keluarga Wang membawa pakaiannya ke pusat penahanan, mereka melihat wajahnya bengkak dan memar. Dia juga mengalami luka di tubuh akibat sengatan listrik.

Menurut keluarga Wu, dia dirawat di rumah sakit setelah menderita tekanan darah tinggi dan pingsan karena terlalu lama berada di bawah sinar matahari.

Lima Penduduk Shandong Ditangkapkarena Berlatih Falun Gong

Lima wanita di Kota Pingdu, Provinsi Shandong, telah ditahan selama lebih dari sebulan sejak penangkapan mereka pada tanggal 24 September 2019.

Zhou Jun dan Zhan Zhongxiang duduk di mobil Zhou setelah berbelanja di pasar petani. Mereka sedang menunggu bibi Zhou, Zhou Yuxiang, ketika sebuah mobil polisi berhenti di sebelah mereka dan petugas memerintahkan mereka untuk keluar dari mobil.

Setelah 10 menit bertahan, polisi menyeret Zhou Jun dan Zhan keluar dari mobil dan menyita dompet dan kunci mobil mereka.

Ketika Zhou Yuxiang muncul, mereka juga menangkapnya. Mereka secara verbal melecehkan para wanita selama penangkapan.

Dua mobil polisi datang dan membawa ketiga praktisi secara terpisah ke Kantor Polisi Renzhao.

Polisi menggeledah rumah Zhou Jun. Gagal menemukan materi Falun Gong di rumah guru bahasa Inggris berusia 33 tahun tersebut, mereka berpaling kepada ibu mertuanya, Zhang Junying, yang juga seorang praktisi Falun Gong, dan menggeledah rumahnya.

Praktisi kelima, Wang Zengmei, yang kebetulan mengunjungi Zhang, juga ditangkap.

Polisi mengambil sampel darah dari para wanita di luar kemauan mereka dan tidak memberi mereka apa pun untuk dimakan sampai siang berikutnya. Mereka kemudian membawa para wanita ke Pusat Penahanan Pudong, tempat mereka ditahan sejak saat itu.

Personil pusat penahanan enggan menerima wanita-wanita itu tetapi menyerah pada tekanan polisi.

Polisi kembali pada tanggal 28 September untuk menginterogasi Zhou yang lebih muda. Dia kembali menolak untuk menjawab pertanyaan mereka. Pengacara mengunjunginya pada tanggal 29 September dan kemudian menyerahkan dokumen perwakilan ke polisi.

Polisi mengembalikan mobil Zhou atas permintaan keluarganya.

Setelah penangkapan, putra dan menantu Zhan pergi ke Kantor Polisi Renzhao untuk mencari tahu mengapa dia ditangkap. Mereka kemudian melihat sebuah mobil van polisi pergi dari kantor polisi bersama Zhan dan dua praktisi lainnya di dalam.

Ketika mereka memprotes, polisi mengerumuni mereka. Petugas Wan memegangi leher putra Zhan dan menyeretnya ke belakang, sementara petugas lainnya memukul kepalanya, terutama menargetkan mata, hidung, dan lehernya.

Ketika anggota keluarga lain mencoba campur tangan, mereka juga dipukuli. Seorang petugas memukul saudara perempuan dari suami Zhan, sementara yang lainnya melukai saudara perempuan Zhan. Tidak ada anggota keluarga yang melawan.

Mata dan hidung putra Zhan berdarah. Tulang rusuknya terluka, dan seluruh tubuhnya memar. Dia sulit menekuk tubuh walaupun hanya sedikit. Selain itu, mata kanannya terluka, dan penglihatannya terdampak.

Putra Zhan

Ibu dari Warga AS Ditangkap

Song Jiling (wanita) dari Kota Qingdao, Provinsi Shandong, dan ibu dari seorang warga San Francisco, ditangkap oleh empat petugas berpakaian sipil saat dia kembali ke rumah dari toko bahan makanan pada tanggal 10 September 2019. Polisi membawanya ke Pusat Penahanan Pudong meskipun dia menderita tekanan darah tinggi dan kondisi medis lainnya.

Ketika pengacara Song mengunjunginya di pusat penahanan, dia tampak kurus dan kelelahan. Dia mengatakan kepada pengacara bahwa para penjaga dan dokter di pusat penahanan memaksanya minum pil tekanan darah setiap hari, namun tekanan darahnya tetap tinggi. Dia mengalami sakit kepala hebat dan merasa sangat pusing.

Pada tanggal 20 Oktober, petugas Kantor Polisi Distrik Kaifa menyerahkan kasus Song ke Kejaksaan Distrik Huangdao, yang menolak mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Song kembali ke rumah pada tanggal 17 Oktober.

Pelanggaran Prosedur Hukum

Sepasang Suami Istri Ditangkapkarena Keyakinan Mereka pada Falun Gong— Pertemuan dengan Pengacara Mereka Ditolak

Pasangan suami istri di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan karena berlatih Falun Gong. Mereka ditangkap pada tanggal 4 September 2019, di Jingzhou, sebuah kota di Hubei sekitar 140 mil dari kota asal mereka. Pengacara mereka tidak diizinkan menjumpai mereka.

Mendengar penangkapan mereka, saudara laki-laki Liu pergi ke Jingzhou untuk mengantar pakaian mereka. Dia pergi ke Divisi Keamanan Domestik Jingzhou untuk menanyakan kasus mereka. Seorang petugas memperingatkan dia untuk tidak menyewa pengacara untuk pasangan tersebut. Petugas itu juga menolak mengembalikan mobil dan barang-barang pribadiyang telah disita dari mereka.

Meskipun miskin, saudara laki-laki Liu masih menyewa seorang pengacara.

Pada tanggal 26 September, pengacara pergi ke pusat penahanan, namun para penjaga menolak permintaan untuk menemui kliennya.

Kepala pusat penahanan mengatakan, "Yang berkuasa telah memutuskan bahwa pengacara tidak boleh bertemu dengan klien Falun Gong mereka."

Pengacara kemudian menemui direktur Divisi Keamanan Domestik Jingzhou, yang mengungkapkan bahwa kejaksaan telah menyetujui penangkapan pasangan itu dan mengatakan bahwa pengacara tidak diizinkan bertemu dengan mereka. Pengacara kemudian pergi ke kejaksaan dan berusaha berbicara dengan jaksa, namun disuruh kembali lagi dalam seminggu.

Ketika pengacara kembali ke pusat penahanan di lain waktu, para penjaga kembali menolak permintaan kunjungannya.

Istri Ditahan karena Berlatih Falun Gong, Suami Diperingatkan bahwa Tidak Ada Gunanya Menyewa Pengacara

Petugas polisi dari Kota Pingdu, Provinsi Shandong, memanjat pagar di sekitar rumah Liu Yaqi pada pagi hari tanggal 6 September, menendang pintun, dan membawanya ke tahanan.

Sudah jam 4 sore ketika suami Liu, yang bekerja di kota lain, bergegas pulang setelah mengetahui penangkapan istrinya.

Dia dan pejabat desa yang memberitahu tentang penangkapan Liu pergi ke kantor polisi setempat untuk bertanya tentang istrinya. Seorang petugas memberi tahu mereka bahwa Liu adalah buronan dan tidak dapat dibebaskan. Petugas memerintahkan suami Liu untuk menandatangani pemberitahuan penahanan kriminal, namun dia menolak.

Polisi telah mencari Liu sejak bulan Juli 2018. Sebelum penangkapan terakhirnya, polisi menangkapnya di rumah pada tanggal 27 Mei 2018. Mereka mengajukan kasusnya ke kejaksaan pada tanggal 31 Juli setelah membebaskan dengan jaminan pada tanggal 4 Juli 2018, yang memaksanya untuk tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut.

Suami Liu kembali ke kantor polisi beberapa kali untuk menuntut pembebasannya, namun tidak berhasil. Dia berpendapat bahwa istrinya tidak melanggar hukum apa pun dan bahwa petugaslah yang melanggar hukum karema menangkap dan menahan istrinya secara sewenang-wenang.

Seorang petugas berkata kepadanya, “Departemen kepolisian memerintahkan kami untuk menangkapnya. Jika kamu pikir kami telah melanggar hukum, silakan menyewa pengacara dan menuntut kami!"

Tidak membuat kemajuan dengan mengunjungi petugas selama jam kerja normal, suami Liu menemukan alamat rumah Liu Jie, kepala Divisi Keamanan Domestik setempat, dan mengunjunginya di malam hari.

Liu terkejut melihatnya di depan pintu. “Mengapa kamu di sini? Bagaimana kamu tahu dimana saya tinggal? Siapa yang membawamu ke sini?” Dia mengajukan serangkaian pertanyaan dan tampak sangat gelisah. Suami Liu mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menemukan Liu di kantor polisi, jadi dia melacak Liu di rumahnya untuk menuntut pembebasan istrinya.

Liu menjawab, “Kasusnya sudah diserahkan ke kejaksaan. Saya tidak bisa melakukan apa pun untuk membantu kamu. Yang bisa kamu lakukan sekarang adalah menyewa pengacara, namun saya harus memperingatkan kamu bahwa menyewa pengacara tidak ada gunanya."

Kasus Pelecehan

Wanita Berusia 87 Tahun Menderita Stroke Setelah Dilecehkan karena Keyakinannya

Seorang wanita berusia 87 tahun menderita stroke setelah dilecehkan oleh polisi karena keyakinannya pada Falun Gong.

Ma Jinglan dan suaminya, keduanya dari Kota Qixia, Provinsi Shandong, pergi ke pasar petani pada awal bulan September 2019. Mereka ditangkap setelah polisi menemukan sebuah brosur Falun Gong di sepeda roda tiga mereka. Polisi menginterogasi mereka dan memfoto mereka. "Jika kamu terus berlatih Falun Gong, kami akan menangkap putrimu," kata seorang petugas kepada mereka.

Ketakutan dengan ancaman tersebut, Ma mulai mengalami pusing di rumah. Dia menderita stroke tiga hari kemudian dan dirawat di rumah sakit. Keadaannya membuat suaminya sangat sedih. Dia tidak dapat tidur dan kelelahan.

Wanita 87 Tahun Tidak Dapat Merawat Dirinya Sendiri setelah Penangkapan

Chen Fuzhen, 87 tahun, dari Kota Mianyang, Provinsi Sichuan, telah berulang kali ditangkap di masa lalu karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong dan pernah dijatuhi hukuman tiga setengah tahun masa percobaan.

Pada tanggal 17 September 2019, polisi pergi ke rumah teh anak angkat Chen dan menangkap Chen, yang sedang beristirahat di toko. Polisi mengatakan bahwa hal tersebut untuk menyelesaikan formalitas hukuman yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya.

Chen dan anak angkatnya akhirnya pulang ke rumah pada malam hari. Tertekan dan kesal oleh peristiwa hari itu, dia terjatuh dan kaki terluka. Sekarang dia tidak lagi bisa berjalan dan membutuhkan seseorang untuk mengurusnya.

Wanita Yunnan Dilecehkan, Rumahnya Digeledah

Hou Wanli dari Kota Kunming, Provinsi Yunnan, dilecehkan oleh polisi pada tanggal 7 September 2019, saat sedang tinggal di rumah putranya.

Tiga petugas polisi bertanya pada putra Hou, yang adalah seorang guru, dimana dia bekerja. Mereka mengganggunya di tempat kerja, menyebabkan dia kehilangan pekerjaan. Suaminya meninggal pada tanggal 1 Juni 2018, setelah menderita depresi ketika putra mereka kehilangan pekerjaan karena pelecehan.

Ketika polisi melihat beberapa materi yang berhubungan dengan Falun Gong di atas meja, salah satu dari mereka mengeluarkan surat perintah penggeledahan dan mulai mengisinya.

Selama lebih dari satu jam, polisi berusaha menyita materi Falun Gong namun mundur setelah putra Hou berdebat dengan mereka. Mereka juga mengancam akan menangkap ibu Hou jika pergi membagikan informasi selama peringatan 70 tahun pendirian Partai Komunis Tiongkok. Mereka mengatakan kepada putra Hou untuk menjaga ibunya agar tidak menghubungi praktisi lain atau dia akan terlibat.

Praktisi di Shanghai Dilecehkan sebelum Pameran Impor Internasional Tiongkok

Sebelum Pameran Impor Internasional Tiongkok pada tanggal 5 November 2019, polisi di Shanghai melecehkan beberapa praktisi Falun Gong.

Mulai dari pertengahan September hingga 8 Oktober, polisi mengawasi Wu Koudi dengan sangat ketat. Mereka bahkan berjalan di belakangnya ketika dia meninggalkan rumahnya, yang mengganggu kehidupan sehari-harinya.

Praktisi lainnya, Rong Meiying, dipantau 24 jam sehari selama setengah bulan. Pelecehan berhenti setelah tanggal 7 Oktober.

Dari tanggal 16 September, empat petugas, dua di pagi hari dan dua di sore hari, ditugaskan mengawasi Cong Peixi setiap kali dia meninggalkan rumah. Para petugas memotretnya ketika dia keluar dan ketika dia berbicara dengan orang-orang. Mereka juga memfoto dia saat membeli bahan makanan dan barang-barang.

Selain itu, anggota komite perumahan mengunjungi Cong setiap hari untuk memastikan dia ada di rumah dan memfotonya sebagai bukti. Cong harus melaporkan keberadaannya ke polisi setiap hari. Kunjungan anggota komite terhenti setelah dia mengangkat masalah ini ke Divisi Keamanan Domestik, namun polisi terus mengawasinya.

Wanita Tianjin Dilecehkan pada Hari Peringatan Kematian Suaminya

Zhang Liqin, seorang praktisi Falun GongTianjing, dilecehkan pada tanggal 12 September 2019, saat peringatan tahun pertama kematian suaminya, Ren Dongsheng. Setelah kematian suaminya, Zhang dan keluarga terus-menerus diganggu oleh polisi. Polisi juga mengawasi dia dan putranya saat mereka keluar rumah.

Ren ditangkap pada tanggal 8 Maret 2006, karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman lima tahun dan mengalami penyiksaan yang tak terbayangkan di Penjara Gangbei di Kota Tianjin.

Ketika hukuman lima tahun penjaranya berakhir, dia langsung dibawa ke pusat pencucian otak, tempat dia diperdaya untuk memakan bubuk putih yang tidak dikenal. Pada saat dia dibebaskan seminggu kemudian, keluarganya memperhatikan bahwa dia bukan lagi orang yang sama seperti yang mereka ingat. Ibunya yang berusia 80-an pingsan karena sangat trauma melihat putranya terganggu mentalnya setelah lima tahun penjara.

Zhang dipecat dari pekerjaannya sebulan setelah penangkapan Ren pada tahun 2006. Polisi menangkapnya pada tanggal 12 Februari 2009, dan menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara. Setelah dibebaskan, dia mengajukan pengaduan terhadap delapan penjaga yang paling bertanggung jawab atas penyiksaan suaminya dan gangguan mental yang diakibatkannya.

Dia kemudian ditahan selama 35 hari dan harus tinggal jauh dari rumah untuk jangka waktu tertentu untuk menghindari pelecehan. Meskipun demikian, dia melanjutkan upayanya untuk mencari keadilan dan kompensasi untuk suaminya.

Dia setuju untuk diperiksa oleh Pengadilan Tinggi Kota Tianjin pada tanggal 4 September 2018, dan merinci bagaimana suaminya disiksa di penjara.

Saat menunggu keputusan pengadilan tinggi, Zhang pada tanggal 12 September 2018patah hati karena kehilangan suaminya delapan hari kemudian.

Setelah kematiannya, petugas Divisi Keamanan Domestik mengancam Zhang, mengatakan kepadanya bahwa dia tidak diizinkan menuntut pihak berwenang atau mengekspos penganiayaan terhadap suaminya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Husband Dies 7 Years After Being Driven Insane While in Custody, Wife Continues Fight to Seek Justice

Wanita Shanxi Berhenti Dari Bepergian untuk Mengunjungi Kakak Iparnya yang Sakit

Zhu Shengxiao, 74 tahun, dari Kota Yangquan, Provinsi Shanxi, membeli tiket bus ke Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, pada tanggal 19 September 2019, untuk mengunjungi saudara iparnya yang berusia 96 tahun, yang berada dalam kondisi kritis .

Seorang petugas polisi memeriksa kartu identitasnya dan kemudian menyuruhnya turun dari bus. Petugas mengatakan bahwa dia masuk daftar hitam karena berlatih Falun Gong dan mengatakan bahwa dia tidak diizinkan bepergian ke luar kota sebelum tanggal 1 Oktober. Petugas mengembalikan tiketnya dan membawanya pulang.

Beberapa hari sebelum 1 Oktober, dua wanita pergi ke rumah Zhu dan mengatakan kepadanya bahwa dia tidak diizinkan bepergian ke mana pun atau dia akan ditangkap. Mereka memfotonya dan pergi.

Wanita Diancam di Toko Jahitnya

Cheng Guifang, 52 tahun, dari Kota Yangquan, Provinsi Shanxi, berada di toko jahitnya pada tanggal 21 September 2019, ketika seorang petugas berpakaian sipil datang dan mencoba memaksanya mengunjungi situs web departemen kepolisian.

Dia mengancam akan menghentikannya membuka toko jika dia menolak, namun petugas itu pergi ketika Cheng menolak bekerjasama.

Pada tanggal 28 September, tiga petugas berpakaian sipil dan seorang wanita dari komite perumahan pergi ke tokonya dan mulai memfoto. Mereka juga meminta nomor ponsel, namun Cheng menolaknya. Dia mengatakan kepada mereka bahwa dia memiliki semua dokumen legal untuk menjalankan bisnisnya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Minghui Report: 548 Falun Gong Practitioners Arrested in August 2019

Minghui Report: 922 Falun Gong Practitioners Arrested in July 2019

Minghui Report: 2,014 Falun Gong Practitioners Arrested for Their Faith in First Half of 2019

Minghui Report: 341 Falun Gong Practitioners Arrested in May 2019

Minghui Report: 688 Falun Gong Practitioners in China Arrested in April 2019

Minghui Report: 245 Falun Gong Practitioners Arrested in March 2019

Minghui Report: 101 Falun Gong Practitioners Arrested in February 2019

Minghui Report: 181 Falun Gong Practitioners Arrested in January 2019