(Minghui.org) Penganiayaan Falun Dafa oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), didasari oleh kebohongan dan fitnahan yang telah dimulai sejak tahun 1999. Untuk menghilangkan prasangka buruk yang terus terjadi terhadap keyakinan mereka, seluruh praktisi Falun Dafa termasuk yang ditahan, menggunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan yang tidak memiliki basis hukum.

Saya ditangkap beberapa kali karena menolak melepaskan Falun Dafa, sebuah metode kultivasi jiwa dan raga berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Tak peduli dimana saya ditempatkan, pusat penahanan atau kamp kerja, saya selalu berbicara pada para penjaga dan narapidana tentang keyakinan saya. Banyak dari mereka telah melihat fakta sesungguhnya dari propaganda jahat PKT terhadap Falun Dafa, bahkan menghargai kebenaran Dafa dan kebaikan praktisi.

Artikel tiga bagian ini berisi beberapa contoh.

(Bersambung dari Bagian 2)

Saya ditangkap sekali lagi dan ditahan di pusat penahanan pada tahun 2002. Saya beberapa kali melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan ilegal ini.

Saya menolak mengenakan baju tahanan karena tidak melakukan kejahatan, dan tidak semestinya diperlakukan seperti tahanan. Direktur memaksa saya untuk mengenakannya, sedangkan wakil direktur memerintahkan agar tubuh saya diikat ke empat sudut tempat tidur.

Saya mulai memprotes penganiayaan ini dengan melakukan mogok makan—sebagai cara satu-satunya.

Pada hari kelima, para penjaga membawa dokter dan perawat untuk memberi saya makan secara paksa. Menolak dicekoki makanan, mereka memegangi saya dengan erat, kemudian mulut saya dibuka paksa hingga hampir mematahkan rahang saya. Dalam prosesnya mereka menghancurkan gigi seri, dan mulut saya mulai berdarah.

Saya dipindahkan ke sel lain pada hari berikutnya karena masih melakukan mogok makan. Para sipir memerintahkan para narapidana untuk mengenakan baju tahanan pada saya dan tugas ini menjadi tanggung jawab mereka. Mereka akan dihukum jika sampai gagal.

Kepala Sel: "Semua Praktisi Falun Dafa Adalah Rekan Praktisi Saya!"

Untuk memaksa saya menyerah, para tahanan menaruh papan kayu di atas saya, dan empat dari mereka duduk di atasnya. Lebih dari satu jam kemudian, tahanan yang menjadi kepala sel masuk dan bertanya apa yang terjadi.

Mereka menjawab, "Kepala sipir memerintahkan kami untuk membuat orang ini mengenakan baju tahanan."

Kepala sel langsung meninju wajah dua tahanan yang duduk di atas papan kayu, dan dua orang lainnya melarikan diri. Kepala sel berteriak pada mereka, “Perintah siapa yang ingin kamu ikuti? Apakah kamu tidak tahu bahwa semua praktisi Falun Dafa adalah rekan praktisi saya! Berani-beraninya kamu memperlakukan seorang praktisi seperti ini!”

Kemudian dia berjongkok dan menanyakan keadaan saya. Saya tidak menanggapi karena saya berpikir itu adalah pertunjukan yang dirancang oleh para sipir. Namun, ketika saya melihat ke atas, saya melihat seorang pemuda tampan menatap saya, matanya berkaca-kaca.

Dia berkata, “Saya mendengar bahwa seseorang baru saja dipindahkan ke sel saya, tetapi saya tidak tahu itu anda! Anda pasti sangat menderita.”

"Apakah kita pernah bertemu?" Tanya saya.

Dia menjawab, “Apakah anda tidak ingat? Selama Tahun Baru Imlek, saya meneruskan salinan ceramah baru Guru Li kepada anda. Anda memberi saya acungan jempol dan berkata bahwa saya adalah orang berbudi luhur.”

Setelah diberitahu, saya baru mengingatnya.

Dia melanjutkan, “Saya telah bertemu beberapa praktisi Falun Dafa di sini, dan mereka telah memberi tahu saya tentang fakta Falun Dafa dan penganiayaan. Meski saya belum mulai berlatih, tapi saya akan berkultivasi Falun Dafa di masa depan!

“Saya bukan orang baik seperti anda. Saya sudah terlalu banyak melakukan kejahatan dan mengumpulkan karma. Untungnya anda di sini, jadi saya sekarang bersama seorang praktisi. Anda tidak sepantasnya mengenakan baju tahanan atau membaca aturan pusat penahanan karena anda bukan tahanan. Anda seharusnya membaca ceramah Guru. Jika anda ingin melakukan mogok makan, teruskanlah karena selalu lebih baik jika anda bisa pergi lebih awal. Namun, jika anda ingin makan sesuatu, beri tahu saya dan saya akan mendapatkannya untuk anda. Anda akan makan bersama saya. Di masa lalu, saya selalu memperlakukan praktisi lain dengan cara yang sama.”

Setiap hari kepala sel bisa ke luar penjara karena dia kenal banyak orang di pusat penahanan. Dia membantu membagikan salinan ceramah Guru Li di antara rekan-rekan praktisi. Dia juga membantu menyembunyikan semua ceramah di kantor direktur ketika orang-orang dari luar datang untuk memeriksa sel kami dan mengembalikannya kepada kami setelah orang luar pergi.

Para Narapidana Menyukai Cerita Falun Dafa

Sel kami telah berubah menjadi sel "beradab,” karena narapidana bisa menonton TV. Setiap kali seseorang dihukum atau akan dipindahkan, semangat semua orang akan menurun, sehingga kepala sel akan berkata, "Kita tidak akan menonton TV malam ini. Mari izinkan saudara Falun Dafa kita menceritakan kisah tentang Falun Dafa.”

Saya selalu menggunakan kesempatan ini untuk memberi tahu mereka fakta dan manfaat dari Falun Dafa, dan mereka menyukai cerita saya.

Ketika seorang narapidana permohonannya ditolak dan hukuman 15 tahunnya diperkuat, dia menjadi jengkel dan geram. Berpikir tentang istrinya, orang tua, dan putranya yang baru 10 tahun, dia merasa tak ada jalan keluar.

Kepala sel berkata kepada semua orang, "Perasaan teman kita tidak begitu baik malam ini, jadi daripada menonton TV, mari kita dengarkan kisah Falun Dafa."

Saya menceritakan kisah perjalanan kultivasi saya, kisah-kisah reinkarnasi seperti Sakyamuni, dan Milarepa.

Kepala sel berkata, “Kita mungkin tidak banyak menyaksikan sejarah, tetapi kita telah melihat bagaimana praktisi ini dijatuhi hukuman 10 tahun, hanya karena dia ingin mengikuti keyakinannya menjadi orang baik, dan dia sangat positif. Bagi kita semua, kita memang telah melakukan hal-hal buruk, dan harus membayar karma kita. Jika kita ingin belajar Falun Dafa dan menganggap pusat penahanan sebagai tempat untuk berkultivasi, ini akan menjadi hal yang baik.”

Mengembangkan Kesabaran

Suatu ketika kepala sel memukuli dua tahanan yang memperebutkan makanan. Dia menjadi gelap mata dan tidak mendengarkan saya ketika berusaha menghentikannya. Dia merasa menyesal kemudian dan bertanya kepada saya, “Alasan saya memanggil anda rekan praktisi adalah karena saya sangat ingin berkultivasi, tetapi saya tidak punya kesabaran. Dapatkah orang seperti saya berkultivasi Falun Dafa?" Saya berkata,"Meski anda memiliki keinginan untuk berkultivasi, tapi tidak belajar ajaran Falun Dafa, anda tidak akan memiliki kekuatan Fa untuk menahan diri. Jika anda membaca Fa setiap hari, anda pasti mampu bertoleransi. "

Malam itu, ia mengumumkan bahwa kami tidak akan menonton TV. Dia meminta saya untuk menjelaskan mengapa saya tidak pernah berkonflik dengan siapa pun. Saya menceritakan kepada mereka beberapa kisah tentang mengultivasi kesabaran.

Bahwa dulu saya seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan telah dicuci otak oleh filosofi pertarungan PKT. Akibatnya, saya senang bersaing dengan orang lain.

Setelah berlatih Falun Dafa, pandangan saya tentang kehidupan dan dunia berubah. Saya menjadi lebih perhatian pada orang lain dan terus-menerus mengingatkan diri agar tidak melakukan apa pun yang merugikan kepentingan orang lain, bahwa jika saya diperlakukan dengan buruk, maka itu menjadi kesempatan bagi saya untuk meningkatkan Xinxing. Saya harus bekerja keras untuk mengembangkan Kesabaran.

Guru berkata, “Kami katakan dalam menghadapi konflik, dengan mundur selangkah anda akan menemukan laut luas dan angkasa tak berbatas, pasti adalah suatu pemandangan lain.” (Ceramah Sembilan, Zhuan Falun)

Jika seseorang menaruh dendam terhadap diri saya, saya tidak akan menyalahkannya. Sebaliknya, saya mencari ke dalam diri untuk melihat apakah saya telah melakukan hal yang buruk seperti menyakiti orang ini, kemudian memperlakukannya dengan belas kasih. Jika saya benar-benar menemukan letak kekurangan orang ini, saya dengan ramah menunjukkannya karena saya dengan tulus ingin orang itu menjadi baik. Begitulah kami menjadi teman, dan belas kasih saya makin berkembang.

Kepala sel berkata, “Saya telah bertemu banyak praktisi Falun Dafa, tetapi tidak seorang pun dari mereka yang mengalami konflik. Praktisi Falun Dafa memang berbeda dari orang-orang biasa seperti kita."

Guru yang Menentukan Segalanya

Setelah dipindahkan ke penjara, saya mulai mogok makan karena penjaga melarang saya melakukan latihan Falun Gong.

Tiga hari kemudian, pihak penjara ingin melakukan pemeriksaan fisik pada saya. Para dokter mengatakan bahwa saya memiliki masalah hati, karena itu mereka mengembalikan saya ke pusat penahanan.

Kepala sel berkata, "Mereka seharusnya membiarkan anda keluar dengan jaminan medis, namun mereka tidak akan membiarkan anda pulang dengan mudah, kecuali anda melakukan mogok makan atau sakit parah."

Bagi saya perkataan itu terdengar seperti isyarat Guru, jadi saya meminta pusat penahanan untuk membebaskan saya karena alasan medis. Mereka menjawab bahwa mereka harus melaporkan situasi saya ke departemen terkait.

Hari-hari berlalu, tidak ada kelanjutan. Para sipir dan dokter terus menghindari saya. Jadi saya mulai melakukan mogok makan. Setiap hari, kepala narapidana melaporkan kepada dokter bahwa saya masih belum makan, namun tidak ada yang menaruh perhatian.

Suatu hari kepala sel berkata pada saya bahwa dia telah berbicara dengan direktur, dan mereka mengetahui kondisi saya, tetapi saya tidak dapat dibebaskan karena beberapa praktisi Falun Dafa yang telah meninggalkan Tiongkok, mengadakan konferensi pers tentang situasi mereka di penjara pasca dibebaskan. Pihak penjara tidak ingin saya turut mengekspos penganiayaan ke dunia luar.

Saya berkata pada kepala sel, "Apa yang mereka katakan tidak masuk hitungan karena Guru yang menentukan segalanya." Dia mengulangi, "Ya, Guru yang menentukan segalanya!"

Suatu hari, kepala sel berkata kepada saya, “Meskipun secara fisik anda rapuh, saya dapat mengatakan secara pasti bahwa anda sangat sehat hanya dengan melihat mata anda. Jadi jika mereka datang untuk memeriksa anda lagi, jangan buka mata anda, dan jangan katakan apa pun juga. Kami yang akan menjawab pertanyaan mereka untuk anda."

Ketika wakil direktur pusat penahanan, dokter, dan para penjaga datang untuk memeriksa dan memberi makan paksa, kepala narapidana berkata, "Dia sudah sangat rapuh dan kebingungan. Dia tidak akan selamat jika anda mencekokinya secara paksa. Terlalu berisiko!”

Dokter kemudian meminta perawat memberi saya susu. Setelah dia menuangkan sendok ketiga ke mulut saya, saya memuntahkannya.

Dokter berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa dia sengaja mengeluarkan susu itu?” Kepala narapidana menjawab, “Tidak mungkin. Itu artinya dia tidak bisa makan lagi. Jika saya sudah lama tidak makan, saya juga pasti memuntahkan susu.” Mereka saling memandang satu sama lain dan akhirnya pergi.

Kemudian pusat penahanan memberi saya infus dengan obat yang tidak dikenal. Saya tahu bahwa saya tidak sakit, jadi setiap kali dokter pergi, saya mengeluarkan jarum dan menuangkan isinya ke dalam botol air.

Kepala sel berkata, “Saya mengerti mengapa anda melakukan hal ini, dan saya juga tahu pusat penahanan tidak benar-benar ingin merawat Anda. Lagipula, kita tidak tahu apa isi botol itu. Tetapi jika mereka sampai mengetahui bahwa anda menuangkan isinya, mereka akan mengikat anda ke tempat tidur. "

Dia lalu meminta tahanan lain untuk diam-diam membuang isinya. Dia memperingatkan, “Anda tahu bahwa rekan praktisi saya adalah orang baik. Kita ingin membantunya keluar lebih awal, jadi tidak ada siapa pun yang akan membocorkan hal ini! "

Lalu dokter menambah dosis dari satu botol menjadi tiga botol sehari, dan setiap kali dokter datang untuk memeriksa saya, dia menggelengkan kepalanya.

Kepala sel bertanya kepada dokter, “Mengapa anda tidak memberikan obat yang lebih mujarab? Sepertinya semakin lama, semakin buruk kondisinya.”

Pusat penahanan mulai memantau situasi saya, dan mereka memeriksa saya beberapa kali dalam semalam.

Suatu hari seorang berpenampilan resmi datang sambil berkata, "Yang mana praktisi Falun Dafa?" Kepala sel menunjuk ke arah saya.

Orang itu berkata, "Singkirkan selimutnya, saya ingin melihatnya." Ketika orang itu menatap saya, ia segera berlari keluar sel. Kepala sel berbisik kepada saya, “Kamu akan segera bebas. Mereka takut kamu akan mati di sini.”

Sebelum dibebaskan, kepala sel berkata, “Anda akhirnya bebas! Jangan lupakan saya! Ketika saya keluar, saya harus menemukan anda untuk berlatih Falun Dafa. Anda harus mengajari saya!” Saya membuka mata, memandangnya, dan menganggukkan kepala. Saya melihat matanya berkaca-kaca sekali lagi.

Pria muda ini memang diberkati karena memperlakukan praktisi Falun Dafa dengan baik. Setelah saya dibebaskan, hukumannya dikurangi, dan dia dibebaskan lebih awal.

(Tamat)