(Minghui.org) Selama beberapa waktu, saya tidak pernah berpikir bahwa ceramah Shifu yang berjudul “Ceramah Fa pada konferensi Kreasi Seni Musik” sangat berkaitan dengan diri saya. Saya berpikir itu hanyalah ditujukan bagi praktisi yang menekuni seni musik atau melukis, dan tidak ada hubungannya dengan saya. Jadi, saya jarang membaca ceramah ini.

Namun, ketika baru-baru ini saya membaca buku Tujuan Terakhir Komunisme, sebuah kalimat mengejutkan saya: “Budaya tradisional memuja dewa, dan budaya partai jahat memuja setan.” Walau saya mengetahuinya, saya masih terkejut dengan kalimat ini.

Karena kalimat ini berkaitan dengan kebudayaan, saya memutuskan untuk membaca ceramah-ceramah Guru tentang seni musik dan seni. Guru berkata:

“Akan tetapi jika manusia menggambar Dewa, coba anda sekalian pikirkan, Dewa adalah cemerlang, agung, menyebarkan energi yang belas kasih, adalah bermanfaat bagi manusia, sedangkan orang yang membuat lukisan atau patung tersebut juga akan mendapat manfaat di dalam proses merampungkan karyanya, bersamaan itu si pembuat di dalam mengkreasi karya seni Dewa, juga dapat tumbuh niat pikiran baik, dengan demikian Dewa masih mungkin membantunya untuk memperkuat pikiran lurus, menghilangkan karma dan karma pikiran dari tubuh si pembuat. Karya seperti ini akan bermanfaat bagi orang yang melihatnya, pandangannya akan terbuka luas, di dalam pikirannya akan ada niat baik, dapat membuat martabat seseorang lebih mulia. Ketika Dewa melihat manusia mempunyai pikiran lurus, juga akan membantu manusia menjauhkan bahaya dan malapetaka.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Kreasi Seni Musik)”

Setelah membaca Fa ini, saya sadar bahwa Sang Pencipta telah menciptakan budaya dewata Tiongkok yang berumur 5000 tahun, dan tujuannya adalah untuk mengajar kita bagaimana untuk memuja dewa dan menghormati dewa, dan kelak dilindungi oleh dewa.

Partai jahat mengajar orang untuk memuja dan menghormati kejahatan, dan berkomunikasi dengan kejahatan. Kelak, orang-orang akan dikendalikan oleh iblis, energi mereka akan diambil oleh iblis, dan dihancurkan oleh iblis.

Ini lebih jauh mengingatkan saya: jika serang kultivator iri hati dengan orang lain, berkompetisi dengan orang lain, dan menolak untuk mendengarkan kritik, bukankah ini menyodorkan energi bagi iblis dan membiarkan orang tersebut dikendalikan oleh iblis?

Terutama selama perlawanan damai terhadap penganiayaan, sebagian praktisi menunjukkan mentalitas bersaing mereka yang berasal dari budaya partai, dan menggunakan cara-cara yang tidak belas kasih untuk menyisihkan kejahatan. Sebagai konsekuensi, mereka tidak dapat secara efektif mengklarifikasi fakta atau menolong orang dengan baik.

Ada seorang praktisi di daerah kami yang pernah ditangkap dan ditahan selama lima atau enam kali. Setiap kali, dia menggunakan cara yang tidak Shan (belas kasih, baik) dan melawan polisi dengan kekerasan. Dia menang setiap kalinya, dan tidak ada kamp kerja paksa yang berani menerimanya. Tetapi dia tidak sadar bahwa mental bersaing dan mental bertarungnya bersifat keiblisan, itu bukanlah yang Guru inginkan:

“Belas kasih mampu mencairkan langit dan bumi untuk mendatangkan musim semi Pikiran lurus dapat menolong manusia di dunia ini.” (“Fa Meluruskan Alam Semesta” - Hong Yin II)

Sebagai akibatnya, pada terakhir kali praktisi ini ditangkap, dia dihukum dalam penjara. Dia dipenjara di kota berbeda. Upaya rekan-rekan praktisi untuk menyelamatkannya gagal.

Kita sering melihat sifat keiblisan, walau tanpa sadar, dalam kultivasi sehari-hari. Terkadang, ketika praktisi memiliki opini berbeda, mereka juga memperlakukan satu sama lain dengan sifat keiblisan.

Pada budaya tradisional Tiongkok, perilaku dan persyaratan yang baik dakam berbicara dan bertindak adalah manifestasi dari menghormati dewa. Ini juga suatu persyaratan dari dewa untuk dapat melindungi kita.

Bagaimanapun, setelah beberapa dekade dikuasai oleh partai komunis jahat, orang Tiongkok sekarang dalam berbicara dan berlaku sangat jauh berbeda dari orang Tiongkok kuno.

Sebagian praktisi tidak memerhatikan cara mereka berpakaian dan kebersihan diri. Mereka tidak sadar bahwa kemalasan adalah sifat keiblisan.

Seorang rekan praktisi di daerah kami dipenjara di dalam pusat penahanan selama 10 hari. Ia tidak mencuci pakaian atau mandi selama periode itu. Tahanan lainnya tidak paham. Mereka berkata, “Kenapa praktisi Falun Gong tidak mandi dan mencuci pakaian?”

Budaya partai mnyusup pada setiap aspek kehidupan kita. Sebagian praktisi dikendalikan oleh budaya partai tanpa menyadarinya.

Bagaimana kita menerima perlindungan dari dewa? Guru telah berkata dengan sangat jelas pada Ceramah Kreasi Seni Musik. Seni yang baik yang memuja dewa adalah salah satu caranya. Dalam sejarah kuno, beberapa kaisar hebat, raja hebat, dan jendral militer hebat juga menggunakan musik untuk mengedukasi rakyat dan mengalahkan musuh mereka.

Singkatnya, pengikut Dafa belajar Fa, melakukan latihan gerakan, memancarkan pikiran lurus, dan mengklarifikasi fakta adalah tengah mengikuti persyaratan Guru; alhasil, kita akan dilindungi oleh dewa.

Di atas adalah pemahaman pribadi saya. Mohon koreksi dengan belas kasih jika ada yang salah.