(Minghui.org) Pada tanggal 8 Desember 2019, dalam rangka memperingati Hari HAM sedunia yang ke-70, praktisi Falun Gong berkumpul untuk rapat umum dengan tema “Mengawal Hak Asasi Manusia dan Mengakhiri Penganiayaan,” diadakan di Ediburgh Square, Hong Kong. Kegiatan ini juga menyerukan agar Beijing segera mengakhiri penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok yang sudah berjalan selama 20 tahun.

Sejumlah politisi berkuasa dari Hong Kong dan Taiwan turut menyuarakan dukungan mereka terhadap perjuangan praktisi mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Gong.

Praktisi Falun Gong mengadakan rapat umum di Edinburgh Square, Hong Kong, pada tanggal 8 Desember 2019, untuk memprotes penganiayaan yang terjadi di Tiongkok.

Praktisi Falun Gong menggelar berbagai spanduk dan poster di rapat umum untuk menyerukan keadilan dan menuntut agar Beijing segera mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Gong.

Pagi harinya, praktisi mengadakan latihan bersama, setelah itu rapat umum dimulai dengan memasang spanduk dan poster.

Kan Hung-Cheung, juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong, mengatakan bahwa dunia akan mengenali sifat jahat PKT melalui penindasan demokrasi dan kebebasan di Hong Kong.

Yang terjadi di Hong Kong menunjukkan seberapa jauh PKT akan melakukan tindakan keras kepada rakyatnya, termasuk para praktisi Falun Gong. Penganiayaan Falun Gong menjadi salah satu bencana terbesar hak asasi manusia abad ini.”

PKT akan Segera Jatuh

Kan menyerukan agar orang-orang di dunia meningkatkan upaya mereka untuk “membantu menghentikan penganiayaan dan membawa pelaku kejahatan ke pengadilan.”

Dia berharap bahwa masyarakat di berbagai belahan dunia akan memainkan peran mereka untuk “secara damai mengakhiri organisasi komunis dan membawa cahaya harapan pada Tiongkok dan dunia.”

Wu Chi-wai berbicara pada rapat umum

Wu Chi-wai, anggota legislatif Hong Kong, mengecam ketidakpedulian PKT terhadap kesejahteraan rakyatnya. Dia menyebutkan bahwa PKT menggunakan senjata dan kekuasaan politik melakukan kekerasan terhadap warga yang taat hukum.

Richard Tsoi berbicara di rapat umum

Richard Tsoi, Wakil Ketua Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik Tiongkok, berkata bahwa Falun Gong merupakan kelompok yang paling teraniaya di Tiongkok saat ini.

Tsoi memuji praktisi Falun Gong atas protes damai dan rasional selama 20 tahun terakhir. Dia juga berterima kasih pada praktisi karena mendukung rakyat Hong Kong selama perjuangan mereka demi kebebasan dan demokrasi di tengah gejolak gerakan anti UU-ekstradisi.

Kedamaian Dunia Setelah PKT Tercerai Berai

Yi Rong, Ketua Pusat Layanan Global Pengunduran Diri dari PKT, menekankan bahwa rakyat Tiongkok harus mundur dari PKT untuk menceraiberaikannya dan mengakhiri penganiayaan.

PKT harus dimusnahkan sebelum rakyat Tiongkok dapat menikmati kebebasan yang diberikan Tuhan dan masyarakat internasional untuk dapat mewujudkan perdamaian dunia,” ucapnya.

Para Anggota Legislatif Taiwan Mendukung Falun Gong

Anggota Legislatif Taiwan, Wang Ting-yu, berterima kasih kepada praktisi Falun Gong atas kesediaan mereka membela keadilan. “Kami melihat kekuatan positif dari kegiatan praktisi Falun Gong di seluruh dunia. Mereka bertekad membela hak asasi manusia,” ucapnya.

Anggota legislatif Taiwan, Lee Chun-yi, menuntut agar PKT mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Gong dan perampasan organ dari praktisi yang masih hidup.

Kami ingin agar orang-orang di dunia mengetahui bahwa hal semacam ini memang terjadi. Kami ingin masyarakat internasional menaruh perhatian padanya,” ucapnya.

Lee mengatakan bahwa Tiongkok merupakan “tempat dengan tingkat pelanggaran HAM paling tinggi di dunia.”

Tokoh Politik Hong Kong Meminta Kebebasan HAM

Alber Ho, ketua Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokratis Patriotik Tiongkok, berkata bahwa Tiongkok menciptakan malapetaka HAM “dengan penindasan religius yang terburuk.”

Praktisi Falun Gong telah mengalami semua bentuk penyiksaan sejak tahun 1999, dan organ praktisi dirampas saat mereka masih hidup,” katanya.

Ho meminta rakyat Hong Kong terus memperjuangkan hak asasi mereka untuk “melindungi diri mereka dan berjuang demi generasi mendatang.”

Pengacara Alan Leong, ketua Partai Civic, juga berbicara mengenai kebebasan agama yang sangat di tentang di Tiongkok. “Kami melihat salib dibakar, gereja dihancurkan, dan praktisi Falun Gong di Tiongkok mengalami penganiayaan di seluruh negeri,” jelasnya.

Dia berharap Tiongkok akan menghormati Deklarasi Universal HAM PBB dan menghormati Falun Gong dan kepercayaan lainnya.

Anggota Legislatif Lam Cheuk-ting menginginkan agar praktisi Falun Gong menikmati kebebasan beragama di seluruh dunia. Dia berharap organisasi internasional yang independen akan melakukan investigasi terhadap kejahatan pengambilan organ praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Anggota Legislatif Au Nok-hin dan mantan Legislatif Andrew Cheng, keduanya mendorong semua orang untuk berjuang demi hak asasi Falun Gong dan kebebasan beragama.