(Minghui.org) Seorang praktisi Falun Gong yang kehilangan kemampuan untuk berjalan setelah 9 bulan ditahan karena keyakinannya, ditetapkan untuk mulai menjalani hukuman di penjara setelah permohonan bandingnya ditolak dan pembebasan bersyarat medisnya juga ditolak.

Falun Gong, juga dikenal Falun Dafa, adalah sebuah latihan spiritual dan meditasi yang telah ditindas oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Wang Yuling, seorang karyawati di Perusahaan Tembakau Kota Botou, Provinsi Hebei, ditangkap pada 17 Mei 2018, setelah dilaporkan karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Polisi dua kali menggeledah rumahnya pada pukul 21.00 (17 Mei) dan 11.00 (18 Mei). Buku-buku dan materi yang terkait dengan Falun Gong disita.

Keluarga Wang dan praktisi Falun Gong setempat mendesak pejabat dari Divisi Keamanan Domestik dan Kantor 610 agar berhenti menganiaya praktisi Falun Gong.

Wang Wensheng, kepala Divisi Keamanan Domestik Kota Botou, berjanji untuk membebaskan Wang dalam beberapa hari. Akan tetapi, dia tetap menahannya di Pusat Penahanan Kota Cangzhou selama lebih dari tiga bulan sebelum dipindahkan ke Pusat Penahanan Kota Renqiu (kira-kira berjarak 96 km), tanpa memberitahu keluarganya.

Kesehatan Wang mulai merosot saat dia berada di Pusat Penahanan Kota Renqiu. Ibunya yang berusia 80 tahunan, saudara dan kerabat lainnya berulang kali meminta pembebasan Wang, namun dipermainkan oleh polisi dan pengadilan.

Setelah enam bulan ditahan, Wang muncul di Pengadilan Kota Renqiu pada 14 November 2018. Pengacaranya membela tidak bersalah untuk dirinya dan berargumen bahwa tidak ada dasar hukum untuk menganiaya Falun Gong. Dia meminta Wang dibebaskan.

Menurut keluarga Wang, yang menghadiri sidang, Wang tidak bisa berjalan dan harus dipapah masuk ke ruang pengadilan. Mereka kembali meminta pembebasan bersyarat medis untuknya namun ditolak oleh pusat penahanan.

Wang dihukum dua tahun penjara dua minggu kemudian. Dia mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Kota Canghou, yang memperkuat hukumannya pada 21 Februari 2019 tanpa melalui sidang.