Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Dua Kali Dipenjara, Meninggal Selama PenahanannyaKe-11 Karena Berlatih Falun Gong

4 Juli 2019 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Hebei

(Minghui.org) Kong Hongyun (wanita), seorang warga berusia 47 tahun dari Kota Baoding, Provinsi Hebei, mengalami koma pada tanggal 8 Maret 2019 ketika ditahan di Pusat Penahanan Baoding karena keyakinannya pada Falun Gong.

Tiga hari kemudian Kong diberi trakeotomi tanpa persetujuan keluarganya. Sejak saat itu dia tidak pernah sadar dan meninggal tanggal 12 Juni.

Kong Hongyun meninggal pada tanggal 12 Juni 2019, selama penahanannya yang ke-11 karena keyakinannya pada Falun Gong

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sistem meditasi yang terdiri dari lima perangkat latihan dan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya pada latihan ini bulan Juli 1999, sejumlah besar praktisi telah ditahan, disiksa, dan dipenjara.

Kematian setelah Penangkapan ke-11 karena Keyakinannya

Penangkapan terbaru dan ke 11 terhadap Kong terjadi pada tanggal 2 Januari 2019, setelah dia dilaporkan karena memberi tahu seorang wanita muda tentang Falun Gong. Agen dari Kantor Polisi Hepingli menangkap dan menahannya di Pusat Penahanan Baoding.

Kejaksaan Lianchi menghubungi pengacaranya pada hari Jumat, tanggal 8 Maret, memintanya datang dengan anggota keluarga Kong pada hari Senin berikutnya untuk memroses dokumen jaminan dengan alasan medis. Ketika pengacara dan ibu Kong tiba pada hari Senin, tanggal 11 Maret, mereka diberitahu bahwa tidak akan ada lagi jaminan untuk Kong.

Pengacara mempertanyakan mengapa kejaksaan tiba-tiba membalikkan keputusannya, seorang pejabat mengatakan mereka tidak bisa lagi membuat keputusan jaminan dalam kasus Kong.

Pengacara selanjutnya pergi ke pusat penahanan, tetapi diberitahu bahwa Kong telah dirawat di rumah sakit.

Dikatakan bahwa Kong dikirim ke Rumah Sakit Pertama Baoding pada tanggal 8 Maret. Dokter merekomendasikan agar Kong dirawat inap karena kondisinya, tetapi petugas pusat penahanan membawanya kembali setelah pemeriksaan. Karena Kong belum sehat, para pejabat membawanya kembali ke rumah sakit pada tanggal 10 Maret. Setelah dokter menyatakan bahwa kondisi Kong bisa mengancam jiwanya, wakil direktur pusat penahanan menandatangani formulir persetujuan yang mengesahkan trakeotomi tanpa memberi tahu keluarganya.

Sejak itu Kong mengandalkan ventilator untuk bernapas. Setelah dokter berulang kali meminta, akhirnya petugas pusat penahanan memberi tahu anggota keluarganya. Ketika keluarga Kong bertanya apa yang terjadi, seorang petugas mengklaim bahwa Kong telah jatuh dua kali. Petugas polisi berpakaian preman terlihat di dekat unit ICU tempat Kong dirawat sebelum meninggal.

Setelah keluarga Kong menerima telepon lagi di pagi hari tanggal 12 Juni, mereka tiba di rumah sakit pada jam 8 pagi dan menemukan bahwa Kong sudah tidak bernapas.

Kematian Kong merupakan pukulan berat bagi keluarganya. Ibunya, yang sudah berusia 80-an tahun, dilanda kesedihan dan menua dengan cepat dalam semalam.

Kecurigaan Keluarga

Kong sangat sehat sebelum penangkapan terakhirnya. Dia menjalankan bisnis kecil dan dapat membawa 15 kg barang naik serta turun tangga tanpa masalah. Tetapi kesehatannya memburuk dengan cepat saat di dalam tahanan.

Ketika anggota keluarga bertanya tentang operasi trakeotomi, dokter mengatakan bahwa itu karena kesulitan bernapas. Mereka meminta untuk meninjau video pengawasan di pusat penahanan, tetapi ditolak.

Ketika pengacara bertemu dengan Kong awal Februari 2019, dia melakukan mogok makan tetapi terlihat baik-baik saja dan meneriakkan "Falun Dafa baik" dengan keras. Selama kunjungan berikutnya pada tanggal 26 Februari, dia dibawa oleh dua tahanan dan mengatakan bahwa dia sudah mulai makan dua hari sebelumnya. Namun, dalam dua minggu, dia mengalami koma pada tanggal 8 Maret dan tidak pernah sadar lagi.

Beberapa Penangkapan Sebelumnya

Kong mulai berlatih Falun Gong pada tahun 2007 dan sejak saat itu dia telah ditahan 10 kali sebelum penangkapan terbarunya.

Penangkapan pertama terjadi pada tanggal 13 Maret 2008, ketika dia memberi tahu seseorang tentang Falun Gong. Agen dari Kantor Polisi Yimian menangkapnya, dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.

Enam petugas dari Kantor Polisi Xiantai menangkapnya di rumah pada tanggal 19 September 2011 dan menahannya selama 15 hari.

Pada bulan Maret 2012, Kong ditahan di Kantor Polisi Hancun selama 7 hari.

Penahanan keempat terjadi pada tanggal 17 Mei 2012 dan dia tidak dibebaskan sampai lima hari kemudian.

Tanggal 8 September 2012, dia ditangkap untuk kelima kalinya oleh Kantor Polisi Xiantai. Polisi telah merencanakan untuk mengirim dia ke pusat penahanan, tetapi mereka harus membebaskannya setelah dia ditolak karena kesehatannya yang buruk.

Penahanan ke 6 Kong terjadi pada malam hari tanggal 29 Oktober 2012. Pertama-tama polisi membawanya ke Kantor Polisi Xiantai dan kemudian Kantor Polisi Hanbei, tempat ia ditahan selama satu malam. Setelah itu dia ditahan selama dua hari di Pusat Cuci Otak Kangzhuang, di sana dia disengat dengan tongkat listrik.

Kong ditangkap ke-7 kalinya tanggal 17 Mei 2013. Tanpa memberi tahu anggota keluarganya, polisi menahan dia di Pusat Penahanan Baoding selama lima hari.

Penangkapan ke 8 Kong terjadi tanggal 15 Desember 2013, ketika Kong memberi tahu seseorang tentang Falun Gong. Huang Jianliang, direktur Kantor Polisi Tanghu, menyengat tangan dan wajahnya dengan tongkat listrik, serta menendang dengan keras. Setelah dikirim ke pusat penahanan, Kong melakukan mogok makan sebagai protes. Setelah keluarganya datang pada tanggal 20 Desember untuk meminta pembebasan, Kong pun kembali ke rumah.

Dibius Selama Penjara Kedua

Kong ditangkap untuk kesembilan kalinya ketika dia memberi tahu seseorang di taman tentang penganiayaan terhadap Falun Gong pada tanggal 4 Januari 2014.

Ketika pengacara bertemu dengan Kong 20 hari kemudian di Pusat Penahanan Baoding, ia mendapati bahwa Kong sangat bersemangat meskipun dia melakukan mogok makan. Ketika pengacara mengunjunginya lagi satu bulan kemudian, dia mengatakan bahwa Kong telah banyak berubah: dia tampak linglung dan kehilangan ingatan.

Hal ini sesuai dengan catatan pribadi Kong yang menyatakan bahwa dia dibius. Dalam sebuah artikel yang dikirimkan ke Minghui bulan Oktober 2018, dia menggambarkan penganiayaan yang dideritanya di pusat penahanan. Karena menolak untuk melakukan kerja kasar, dia dipukuli oleh tahanan sehingga dia melakukan mogok makan untuk memprotes. Penjaga memerintahkan narapidana untuk mencekok paksa makan dan menyiksanya.

Kong menulis dalam artikel itu, “Belakangan, saya merasakan bahwa kaki saya tidak berfungsi disertai dengan kehilangan ingatan.” Dia curiga bahwa penjaga telah mencekok paksa obat-obatan yang merusak syaraf. Bahkan setelah melanjutkan makan, dia merasa kehilangan ingatan yang parah. Kong juga menambahkan, "Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan selama penjara pertama saya."

Kong kemudian dijatuhi hukuman empat tahun di Penjara Shijiazhuang.

Tidak lama setelah dibebaskan dari penjara, Kong ditangkap lagi pada tahun 2018, disertai dengan penahanan tiga hari. Ini adalah penahanannya yang ke 10.

Pelaku Utama yang Bertanggung Jawab terhadap penganiayaan Kong: Liu Xian, kepala Pusat Penahanan Baoding, + 86-18633623999

Laporan terkait dalam Bahasa Inggris:

Ms. Kong Hongyun Remains in Coma and on Life Support

Hebei Woman Hospitalized after Nearly Three Months on Hunger Strike Following Arrest for Her Faith

Daughter Faces Third Trial; Elderly Mother Appeals for Her Release

Authorities Refuse to Release Falun Gong Practitioner Despite Three Failed Trial Attempts

Lack of Evidence Postpones Medical Worker's Trial Three Times

Prosecutor Unable to Disprove Defense Arguments, Lawyer Requests Client's Release

Lawyer Demands Ms. Kong Hongyun's Release

Family Suspects Disoriented Practitioner Was Drugged After Fifth Arrest

Baoding Court Tries But Fails to Frame Ms. Kong Hongyun

Ms. Kong Hongyun from Baoding, Hebei Province Arrested Again

Ms. Kong Hongyun from Hebei Province, Baoding City Arrested; Her Family Requests Her Release