(Minghui.org) Lebih dari 1.000 praktisi Falun Gong di Korea berkumpul di Seoul Plaza di depan balai kota untuk mengadakan rapat umum dan pawai pada tanggal 20 Juli 2019.

Pada hari yang sama 20 tahun yang lalu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) meluncurkan penganiayaan brutal terhadap praktisi Falun Gong yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak itu, praktisi Falun Gong di seluruh dunia telah memulai perjalanan perlawanan damai terhadap penganiayaan.

Latihan Falun Gong bersama di Seoul Plaza pada 20 Juli 2019.

Meskipun ramalan cuaca menyatakan akan adanya badai, para praktisi melanjutkan kegiatan mereka sesuai jadwal dan hujan berhenti ketika kegiatan mereka dimulai. Praktisi datang dari sekitar Seoul dan dari kota-kota Korea lainnya untuk melakukan latihan bersama dalam kelompok besar, yang menciptakan pemandangan indah. Orang-orang berhenti dan mengambil gambar.

Praktisi Falun Gong Korea menyerukan diakhirinya penganiayaan PKT pada peringatan 20 tahun.

Saat rapat umum dimulai, Tian Guo Marching Band memainkan musik khidmat. Lebih dari 20 praktisi berpakaian putih berjalan perlahan ke atas panggung sambil memegang foto-foto korban penganiayaan. Pidato diberikan dalam memperingati semua praktisi Falun Gong yang telah meninggal karena penganiayaan PKT.

Memperingati praktisi Falun Gong yang kehilangan nyawa dalam penganiayaan PKT di Tiongkok.

Kwon Hong-Dae, ketua Himpunan Falun Dafa Korea Selatan, memberikan pidato.

Kwon Hong-Dae, ketua Himpunan Falun Dafa Korea Selatan, mengatakan selama pidatonya bahwa PKT telah menggunakan aparat propaganda negara untuk memfitnah Falun Gong dan menciptakan lingkungan untuk mengambil organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup. Satu-satunya cara untuk mengakhiri penganiayaan adalah dengan menghancurkan PKT. Dia sangat percaya hari-hari PKT sudah ditentukan.

Wu Shilie, juru bicara Himpunan Falun Dafa Korea Selatan, membuat pengumuman khusus di rapat umum: Menurut Pemberitahuan Minghui, pemerintah AS memberlakukan pemeriksaan visa yang lebih ketat dan mungkin menolak visa bagi pelanggar hak asasi manusia dan pelaku penganiayaan agama. Himpunan Falun Dafa Korea Selatan telah menyerahkan nama-nama pejabat PKT yang telah menyabotase kegiatan Falun Gong dan pertunjukan Shen Yun di Korea kepada Pemerintah AS, dan daftar nama termasuk Duta Besar Tiongkok, Qiu Guohong, petugas administrasi Kedutaan Besar Tiongkok, Jin Yanguang, Konsul Jenderal, Wang Donghua dan Sekretaris, Wen Long.

Bapak Lee, pendeta dan presiden Misi Kristen Korea Selatan, memberikan pidato.

Lee, pendeta dan presiden Misi Kristen Korea Selatan, sangat mengecam penganiayaan brutal PKT yang berlangsung selama 20 tahun terhadap praktisi Falun Gong, yang mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar.

“Saya yakin bahwa kedamaian, kebahagiaan dan kebebasan tidak akan terjamin sampai hari Partai Komunis menghilang dari Bumi,” katanya. “Kita harus mengecam musuh bersama umat manusia dan sistem politik jahat - komunisme dan partai komunis ... Praktisi Falun Gong telah mengalami 20 tahun penganiayaan tetapi tetap teguh dalam prinsip mereka Sejati-Baik-Sabar. Saya dengan tulus berterima kasih dan mendukung anda atas kerja keras anda untuk kesehatan dan kebahagiaan semua orang.”

Wu Zhenrong, perwakilan dari Koalisi Demokrasi Tiongkok Perantau di Korea, memberikan pidato.

Wu Zhenrong, perwakilan dari Koalisi Demokrasi Tiongkok Perantau, memuji pengungkapan terus-menerus praktisi Falun Gong atas kejahatan PKT selama 20 tahun terakhir. Dia menekankan bahwa rezim PKT yang kejam pasti akan runtuh dan keadilan pada akhirnya akan menang, meskipun perjalanannya sulit.

Jung Sung-San, seorang pembelot Korea Utara yang menyutradarai dan memproduksi film musikal ‘Yodok Story,’ memberikan pidato.

Jung Sung-San membuat film dokumenter yang berpengaruh tentang orang-orang yang dikurung di kamp konsentrasi Korea Utara. Dia mengatakan bahwa pengambilan organ paksa oleh PKT adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan bukti dari malapetaka partai.

“Anda adalah penjaga kebebasan. Falun Gong akan abadi!” Dia memberi tahu praktisi Falun Gong di acara tersebut. Dia menyerukan dalam bahasa Mandarin, ”Falun Dafa baik!”


Pawai Falun Gong di distrik tersibuk di Seoul.

Peragaan kembali pengambilan organ oleh PKT dari praktisi Falun Gong yang masih hidup.

Pawai besar 2,5 mil (4 km) dimulai dari Seoul Plaza pada siang hari, melewati tempat-tempat wisata terkenal dan melalui kawasan bisnis. Prosesi pawai ini terdiri dari beberapa tema, termasuk Manfaat Falun Dafa, Perlawanan terhadap Penganiayaan, dan Mendukung Pengunduran Diri dari Organisasi Komunis.

Penonton parade memberi acungan jempol kepada praktisi Falun Gong dan mengambil gambar. Ketika prosesi melewati jalan masuk ke Kedutaan Besar Tiongkok, banyak orang Tionghoa terkejut melihat pawai Falun Gong. Mereka mengambil foto dan menerima materi dari praktisi.

Jin (pria), seorang turis Tiongkok, mengatakan bahwa dia dikejutkan oleh pawai Falun Gong. “Di Tiongkok, pemerintah telah menjelekkan Falun Gong, tetapi hari ini, saya melihat praktisi Falun Gong yang sangat damai dan baik berbaris secara terbuka di jalan-jalan tersibuk di Korea. Polisi memimpin prosesi mereka. Ini pasti adalah latihan yang baik,” katanya.

Jin sangat ingin menerobos sensor internet Tiongkok ketika ia kembali ke rumah, sehingga ia dapat menemukan lebih banyak informasi. Dia juga memutuskan untuk keluar dari organisasi Komunis yang dia ikuti sejak kecil.

“Banyak teman saya berkata, ‘Siapa yang percaya pada Partai Komunis?’ Alasan orang-orang bergabung dengan partai adalah untuk mendapatkan promosi. Jika bukan karena sistem, siapa yang akan bergabung dengan partai?” imbuhnya.

Banyak orang Korea juga menyatakan dukungan mereka untuk Falun Gong. Kim (pria), seorang warga setempat berkata, “Penganiayaan itu konyol bagi orang-orang di negara-negara demokratis. Apa yang salah dengan kultivasi diri? Kegiatan anda sangat berarti. Pertahankan kerja bagus ini! Biarkan dunia menjadi tempat di mana setiap orang mempertimbangkan orang lain.”

Lee (pria), seorang guru sekolah, berkata, “Semua warga negara memiliki hak mereka. Partai Komunis Tiongkok telah menganiaya Falun Gong demi kekuasaannya sendiri. Rezim komunis harus hancur, termasuk Korea Utara. Saya menghargai apa yang anda lakukan. Jangan menyerah! Semoga anda beruntung!”