Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mencari ke Dalam Setelah Konflik

14 Agu 2019 |   Oleh seorang praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Suatu hari datang di tempat belajar Fa, saya hanya melihat satu praktisi di sana. Saya berpikir itu aneh, jadi saya bertanya kepada pemilik rumah, Chen, yang juga orang yang bertanggung jawab atas tempat belajar bersama, "Belum ada orang lain yang datang?"

Dia menjawab, “Belajar Fa bersasma ini dibatalkan.”

Saya dengan cepat bertanya, "Siapa yang membatalkannya?"

Dia menjawwab, "Kamu."

Saya bingung, dan bertanya kepadanya, "Kapan saya mengatakan itu?"

Dia menjelaskan, "Bukankah kamu mengatakan bahwa itu tidak aman lagi karena semakin banyak orang datang ke sini untuk belajar Fa?"

Saya menjelaskan, "Tapi saya tidak meminta kamu untuk membatalkannya. Saya berpikir bahwa sebagai tempat menyimpan materi klarifikasi fakta, tidak boleh ada terlalu banyak orang. Kita harus memperhatikan keamanan, kamu tahu itu.”.

Dia melanjutkan, “Bagaimana saya bisa memutuskan siapa yang akan selamat dan mana yang akan ditangkap? Jadi saya membatalkannya.” Lalu dia mengakhiri pembicaraan kami.

Minggu sebelumnya, setelah kami selesai membaca, seseorang mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan kepada kami foto-foto praktisi muda yang sedang melakukan latihan. Kami memuji anak-anak muda di foto dan memperlihatkan foto ditelepon bergilir. Dalam perjalanan pulang saya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Bagaimana mungkin seseorang membawa ponsel mereka ke tempat belajar Fa bersam ? Plus, tidak ada yang tahu sebelumnya bahwa dia akan membawanya. Guru memberi tahu kami bahwa tidak masalah apakah ponselnya dihidupkan atau tidak, itu dapat digunakan sebagai alat pendengar. Membawa telepon di tempat belajar Fa tidak aman.

Kemudian saya berbicara tentang perubahan yang terjadi pada tempat belajar Fa kami sejak tahun lalu dan menyarankan agar kami membagi kelompok menjadi yang lebih kecil. Hanya Liu dan Chen yang tersisa di kelompok kami.

Setelah Chen mengundang saya belajar Fa bersama mereka, semakin banyak praktisi bergabung dengan kelompok kami. Mereka datang dan pergi sesuka hati. Jika kami tahu ini akan terjadi, kami tidak akan repot untuk memindahkan orang ke kelompok lain saat itu. Semua perubahan ini dibuat untuk keselamatan kelompok belajar Fa kami.

Saya harus datang sedikit lebih awal hari itu. Saya tidak berharap setelah itu, apa yang saya katakan akan membuat Chen memutuskan untuk segera membatalkan kelompok belajar Fa.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, saya mulai sakit kepala, dan hati saya sakit. Saya merasa telah melakukan kesalahan. Selain itu, saya mengecewakan Liu. Saya merasa menyesal bahwa dia tidak punya tempat untuk belajar dengan orang lain. Saya juga merasa bahwa kesenjangan antara Chen dan saya telah melebar. Saya dengan cepat bertanya kepadanya, "Bagaimana dengan Liu?"

Dia berkata, “Dia belajar Fa dengan Ye. Tidak apa-apa jika mereka belajar bersama.”

Saya berkata, "Saya harus menemukannya dan minta maaf."

Dia menjawab, "Kamu tidak harus mencarinya. Tidak baik kamu anda pergi ke mana-mana."

Saya terkejut dengan apa yang dia katakan dan menjawab, "Tapi saya tidak pernah melakukan itu."

Mengetahui bahwa dia akan pergi ke rumah Liu untuk belajar Fa, saya berpikir dia mungkin takut akan mempengaruhi mereka jika saya hadir. Ketika saya bertanya kepadanya bagaimana menghubungi dia jika saya membutuhkannya, dia menyarankan agar saya menghubungi Ye. Setelah mendengar ini, saya merasa buntu dan tidak dapat membuat terobosan pada masalah ini.

Saya terkejut berada dalam situasi ini. Guru meminta kami untuk mencari ke dalam ketika mengalami konflik. Saya merasa pasti mempunyai masalah Xinxing. Setelah tenang dan mulai mencari ke dalam, saya dengan saksama mengingat apa yang dikatakan dua minggu lalu. Saya menyadari bahwa nada suara saya agresif. Saya jelas melihat mentalitas pamer pada ucapan saya dan benci pada sikap saya. Saya tidak mengultivasikan ucapan saya atau tidak peduli dengan perasaan orang lain.

Saya mengarahkan jari saya ke praktisi lain karena tidak cukup memperhatikan keselamatan dan terus menyalahkan Chen karena tidak menyikapi masalah ini dengan cukup serius, yang melukai perasaannya. Saya merasa sangat menyesal. Kami berkultivasi Sejati, Baik, Sabar - di mana belas kasih saya, apalagi kesabaran? Adalah kesalahan saya jika saya berada dalam situasi ini. Saya benar-benar merasa kasihan pada praktisi lain.

Dari banyak contoh praktisi yang dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), banyak karena praktisi tidak memperhatikan keselamatan.

Kami mendapat pelajaran serius dari kasus-kasus ini, tetapi praktisi masih sering mengabaikan masalah keselamatan. Memperhatikan keamanan adalah hal baik yang diminta oleh Guru. Saya menekankan pentingnya masalah ini, tetapi nada suara saya agresi, superioritas, dan keluhan. Saya tidak memperhatikan kultivasi ucapan, tidak peduli tentang perasaan orang lain, atau memperhatikan komunikasi yang efektif. Saya terus menyalahkan praktisi lain, yang menyebabkan mereka membenci saya.

Berpikir kembali selama beberapa dekade terakhir, saya telah terendam dalam budaya Partai Komunis. Karena saya diracuni oleh budaya ini dan sudah lama berkecimpung dalam bisnis, saya terbiasa menjadi bos bagi diri sendiri. Saya telah mengembangkan ego yang besar dan tidak mau mengalah saat berdebat.

Ketika saya mengalami konflik, pikiran pertama saya adalah melindungi diri sendiri, yang tentu saja egois. Saya juga melihat dalam diri saya karakter-karakter jelek seperti iri hati, bersaing, mengeluh atau mengkritik orang lain, pamer, dan memiliki temperamen buruk.

Setelah mengembangkan ego yang begitu besar, saya tidak memperhatikan orang lain. Tidak heran saya kesulitan mengembangkan belas kasih.

Di permukaan, sepertinya saya benar-benar peduli tentang pusat produksi materi serta keselamatan praktisi, namun jauh di lubuk hati, saya juga takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada tempat ini, akan mempengaruhi saya. Motif saya tidak murni. Saya mencari keamanan untuk diri sendiri. Tidak heran praktisi lain tidak menyukai apa yang saya katakan.

Kita semua tahu bahwa dalam kultivasi, seseorang diharuskan untuk melepaskan ego, memiliki perasaan belas kasih, dan dengan demikian berkembang menjadi tidak mementingkan diri sendiri dan mendahulukan orang lain. Tetapi dalam kasus saya, ego mengganggu kultivasi saya.

Guru menggunakan segala macam cara untuk mengekspos keterikatan saya. Meskipun saya tidak selalu mendapatkan petunjuk Guru, di bawah bimbingan Dafa, saya telah berubah dari seseorang yang selalu mencari ke luar dan secara bertahap mencari ke dalam penyebab masalah saya.

Ego saya seperti bawang yang dikupas lapis demi lapis, dan keegoisan saya juga disingkirkan lapis demi lapis. Namun, saya masih merasa kultivasi sangat menyakitkan.

Saya kadang-kadang iri pada praktisi yang memiliki lebih sedikit keterikatan daripada saya, karena saya sering mengalami kesulitan dalam kultivasi akibat banyak keterikatan. Ini juga membutuhkan upaya yang lebih besar dari Guru. Namun, saya benar-benar percaya bahwa tidak peduli seberapa sulit kultivasi seseorang,

“Ada Guru, ada Fa, apa yang ditakuti?” (Ceramah Fa Di Sydney)

Di bawah perlindungan Guru yang belas kasih dan bimbingan Dafa, saya beralih dari seseorang yang tidak jelas tentang cara berkultivasi, menjadi mengetahui cara berkultivasi yang tidak mementingkan diri sendiri. Ketika keterikatan muncul, saya bertekad untuk menangkap, menyingkirkan dan membiarkannya lewat.

Dengan bantuan Guru, saya bertemu dengan Chen di rumah Liu. Setelah membaca bersama, saya terus terang berbicara tentang perasaan saya. Chen juga menunjukkan keterikatannya, seperti menyelamatkan muka, melindungi diri sendiri, ketakutan, dan tidak cukup toleran.

Dengan sikap yang berubah, Chen membuat pengaturan untuk kelompok belajar Fa. Sekarang, kami dapat berbagi pemahaman dalam suasana yang harmonis dan ramah, dan Xinxing kami terus meningkat.

Saya ingin berterima kasih kepada Guru atas rahmat penyelamatan ini. Kami akan menghargai kesempatan sakral ini, terus mencari ke dalam, mengultivasi diri dengan gigih dan bersama-sama, dan membalas kebaikan Guru.