Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pria Guangdong Ditangkap karena Keyakinannya, Keluarga Hancur

14 Agu 2019 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Guangdong, Tiongkok

(Minghui.org) Penduduk Kota Zhaoqing, Provinsi Guangdong telah ditahan sejak tanggal 3 Juli 2019 karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong, sebuah ajaran spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Satu dari Tiga Belas Ditangkap dalam Satu Hari

Tidak lama setelah istri Yu Haohui dan putra mereka melangkah keluar dari gedung apartemen mereka pukul 7 pagi pada tanggal 3 Juli, dua petugas berpakaian preman menangkapnya dan mengambil kunci rumahnya. Beberapa petugas berseragam muncul pada saat yang sama dan mereka masuk ke dalam gedung untuk menggeledah rumah Yu. Dua laptop Yu dan beberapa flash drive disita.

Menurut orang-orang yang mengetahui kasusnya, penangkapan Yu diatur oleh Divisi Keamanan Domestik dalam upaya memenuhi kuota untuk "kampanye penumpasan geng" yang dimulai sekitar waktu yang sama tahun lalu. 12 praktisi Falun Gong lainnya di Kota Zhaoqing juga ditangkap pada hari yang sama.

Yu telah ditahan di bawah penahanan kriminal di Pusat Penahanan Distrik Gaoyao dan kunjungan keluargaditolak. Polisi mengatakan kepada keluarganya bahwa mereka berencana untuk menyerahkan kasusnya ke kejaksaan dan merekomendasikan agar ia dituduh "merusak penegakan hukum dengan organisasi sesat," sebuah dalih standar yang digunakan untuk menjebak dan mengkriminalisasi praktisi Falun Gong.

Keluarga Berantakan

Penangkapan dan penahanan Yu baru-baru ini merupakan pukulan berat bagi ayahnya, yang saat ini tinggal di Hongkong dan telah sakit parah sejak awal tahun ini. Yu telah merencanakan untuk mengunjungi ayahnya, tetapi permohonannya untuk izin masuk Hong Kong berulang kali ditolak pada bulan Maret 2019. Dia mengajukan banding tetapi belum menerima tanggapan. Dia curiga latihan Falun Gong mungkin berada di balik penolakan permohonannya.

Yu, seorang pekerja pos, adalah pencari nafkah tunggal di keluarganya. Putrinya, yang baru saja lulus sekolah menengah, khawatir tentang apakah ayahnya akan dilepaskan pada waktunya untuk mengirimnya ke perguruan tinggi dan bagaimana ia akan mampu membiayai sekolah. Adik laki-lakinya, yang masih duduk di sekolah dasar, berjuang untuk mengatasi apa yang terjadi padanya dan ibu mereka, seorang ibu yang tinggal di rumah.

Penganiayaan di Masa Lalu

Yu mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1997. Setelah rezim komunis memerintahkan penganiayaan pada tahun 1999, ia telah ditangkap dan ditahan beberapa kali karena tidak melepaskan keyakinannya.

Dia pertama kali ditangkap pada tahun 2000 ketika pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong. Dia ditangkap lagi pada tahun 2001 dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena "merusak penegakan hukum dengan organisasi sesat."

Setelah dia dibebaskan pada bulan Maret 2005, polisi terus-menerus mengganggu dan memantau kehidupannya sehari-hari. Permohonan paspor ditolak, begitu pula permohonan untuk berimigrasi ke Hong Kong untuk tinggal bersama ayahnya.

Pada 2015, Yu mengajukan tuntutan terhadap mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Jiang Zemin karena memulai penganiayaan yang mengakibatkan cobaan berat. Akibatnya dia ditahan selama 10 hari.

Sekelompok petugas masuk ke rumahnya untuk mengganggu pada pertengahan Juli 2017 setelah menerima pesan bahwa ia akan “membuat masalah” dengan memohon untuk Falun Gong.

Sebelum penangkapan terbarunya, Yu pernah dihentikan dan digeledah oleh petugas keamanan saat naik kereta api, setelah ID-nya diperiksa dan mendapati bahwa ia adalah seorang praktisi Falun Gong.