(Minghui.org) Saya seorang pensiunan guru dan juga praktisi Falun Dafa. Falun Dafa mengajarkan saya untuk memperlakukan semua orang dengan belas kasih dan kebaikan. Saya telah mengklarifikasi fakta kepada rekan kerja saya, dan mereka telah mempelajari fakta kebenaran tentang Falun Dafa, terlepas dari propaganda dan fitnahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang menjadikan Falun Dafa sebagai sasaran penganiayaan.

Saya ingin menceritakan tentang bagaimana dua orang kepala sekolah dan juga kenalan saya melindungi dan menyelamatkan saya ketika saya ditahan setelah penganiayaan Falun Dafa dimulai pada tahun 1999. Untuk melindungi identitas mereka, saya akan menyebut mereka Kepala Sekolah A dan Kepala Sekolah B.

Kepala Sekolah A

Suami saya ditangkap karena mengajukan permohonan untuk Falun Dafa di Beijing pada tanggal 25 Desember 1999. Saya juga ditangkap pada hari yang sama dan ditahan di pusat tahanan lebih dari 300 mil jauhnya.

Kepala sekolah A mengajak kepala sekolah desa (sekolah cabang) bersama dua saudara laki-laki saya datang ke pusat tahanan, untuk menjemput saya pulang setelah menjalani masa hukuman 15 hari. Namun, pusat tahanan memutuskan untuk menambah masa hukuman saya menjadi 15 hari lagi tanpa memberi tahu pihak sekolah atau keluarga saya. Mereka harus mengemudi melalui jalan penuh es yang berjarak lebih dari 300 mil ke pusat tahanan, namun terpaksa pulang dengan sia-sia.

Ketika mereka kembali ke pusat tahanan pada hari ke-30, mereka diberitahu bahwa saya akan dibebaskan pada hari berikutnya. Mereka kembali keesokan harinya, tetapi para penjaga membuat mereka menunggu di luar dalam cuaca yang sangat dingin selama beberapa jam sebelum membiarkan saya pergi.

Kami berhenti untuk makan siang di sebuah restoran dalam perjalanan pulang. Kepala Sekolah A memberi saya seekor udang dan berkata, “Biarkan saya mengupas ini untukmu. Kamu tahu, saya menjadi kepala sekolah ketika berusia 28 tahun dan tidak pernah dibentak oleh siapa pun kecuali para penjaga tadi.” Air matanya bergulir di pipi ketika dia berbicara.

Selama saya ditahan, meski mendapat tekanan dari pemerintah, Kepala Sekolah A beberapa kali pergi ke Biro Pendidikan dan berusaha membujuk para pejabat di sana untuk membebaskan dan tidak memecat saya.

Ketika dia mengunjungi saya, para penjaga membentak dia. Ketika ditanya bagaimana hubungan kami, dia menjawab, "Dia adik saya!" Tanpa rasa takut dan secara spesifik mengucapkan kata "saudara perempuan" dengan keras.

Selain keluarga saya, Kepala Sekolah A dan kepala sekolah desa juga terlibat karena mereka mendukung saya — bonus tahunan mereka ditahan. Beberapa tahun kemudian, ketika saya ditangkap lagi, direktur Kantor 610 kota, Wang, ingin saya dijatuhi hukuman tiga tahun. Kepala Sekolah A menelepon temannya yang bekerja di kantor polisi setempat dan meminta dia mengeluarkan saya. Dia tidak memberi tahu saya tentang hal ini setelah bertahun-tahun kemudian.

Kepala Sekolah B

Karena sekolah-sekolah sedang direorganisasi, terjadi kekurangan guru kelas satu di sekolah desa pada awal tahun ajaran baru. Para orang tua pergi ke Biro Pendidikan Kotapraja untuk melakukan protes, yang memberi tekanan kuat pada kepala sekolah baru, Kepala Sekolah B.

Pendahulu kepala sekolah B merekomendasikan saya padanya dan mengatakan bahwa saya akan menjadi kandidat terbaik sebagai pengganti jangka pendek untuk lowongan tersebut. Mantan kepala sekolah telah mengetahui fakta Dafa dari saya, dan beberapa kali menolak berkolaborasi dengan pihak berwenang untuk menganiaya saya. Dia sering memberi tahu orang-orang bahwa saya sangat baik dan dapat dipercaya.

Kepala sekolah B sangat membutuhkan guru pengganti untuk mengajar di kelas satu. Saya dapat melihat bahwa dia sangat cemas dan membutuhkan bantuan saya.

Dia sangat lega ketika saya setuju untuk mengambil posisi itu. "Terima kasih! Terima kasih banyak!” Katanya berulang-ulang.

Bulan pertama di tahun ajaran baru merupakan waktu tersibuk dan paling melelahkan bagi guru sekolah dasar. Saya mendekati masa pensiun dan seharusnya memiliki tugas yang lebih mudah. Namun, saya menyetujui permintaan Kepala Sekolah B karena Dafa mengajarkan saya untuk menjadi orang baik yang selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu.

Setelah mengambil tugas ini, Kepala Sekolah B selalu mampir untuk menemui saya jika dia datang ke sekolah desa. Dia mengatakan agar saya tidak bekerja terlalu keras, mengambil istirahat dan menjaga kesehatan saya.

Sebelum berkultivasi Dafa, saya menderita berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, neuropati kranial, hiperplasia payudara, herniasi lumbar, dan mata kering. Saya tidak akan hidup selama ini atau mampu menangani pekerjaan yang sulit, seandainya tidak belajar Dafa.

Setelah tugas sementara selesai, saya kembali mengajar TK. Sudah waktunya untuk meng-evaluasi TK, serta pendaftaran siswa baru. Beban kerja beberapa kali lebih berat dari biasanya.

Beberapa rekan kerja melihat saya tertekan, dan mendorong saya mengambil cuti sakit, tetapi saya tetap menjalankan semua pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Selama inspeksi sekolah, Kepala Sekolah B mengatakan, “Tolong beristirahatlah jika anda lelah. Kami tidak apa-apa jika tidak mendapat penghargaan. ”

TK kami lulus inspeksi — dan diberi peringkat bintang. Sebelum saya pensiun, direktur TK memberi tahu saya, "TK kami tidak akan sesukses ini tanpa anda, dan kami juga tidak mungkin bisa menemukan orang sebaik anda."

Pada cuaca hujan kami menyapa para siswa di pagi hari tanggal 24 April 2017, ketika Kepala Sekolah B datang dengan seorang petugas berpakaian preman. Tanpa menunjukkan lencananya, petugas itu mengatakan bahwa saya harus pergi ke kantor polisi bersamanya.

Saya menolak pergi karena mereka menggunakan taktik yang sama pada tahun 1999 untuk memikat saya ke kantor polisi, kemudian menahan saya secara ilegal selama 31 hari.

Kepala Sekolah B berkata, "Saya akan pergi dengannya, tetapi anda harus mengembalikan dia." Polisi itu setuju.

Ketika kami tiba di kantor polisi, kepala polisi berteriak dan menghina saya, kemudian memerintahkan para petugasnya untuk menahan saya di bangku harimau dengan borgol dan belenggu.

Ternyata mereka telah menyadap telepon suami saya dan mendengar percakapan dengan temannya di perjalanan bisnis mereka menuju Beijing. Mereka berpikir bahwa saya juga berencana pergi ke Beijing bersama mereka untuk memohon keadilan bagi Falun Gong, jadi mereka memutuskan menangkap saya untuk mencegah saya pergi.

Kepala Sekolah B tinggal bersama saya dan menyaksikan cobaan berat yang saya hadapi selama enam jam. Pada jam 1:30 siang, kami diantar kembali ke sekolah. Sudah lewat waktu makan siang ketika kami kembali, jadi Kepala Sekolah B memanggil orang yang bertanggung jawab atas kafetaria untuk menyiapkan beberapa makanan hangat untuk kami, dan membayar makan siang saya. Dia makan sangat sedikit, dan saya menyadari bahwa dia sedang berusaha menghibur saya. Saya biasanya tidak banyak makan, tetapi saya sengaja makan lebih banyak untuk membuatnya lebih baik.

Ketika saya secara resmi pensiun pada bulan Agustus, dia memanggil saya ke kantornya, sambil memegang tangan saya berkata, "Seorang guru telah berhasil menyelesaikan perbuatan baiknya!"

Ketika saya mengucapkan terima kasih kepadanya lagi, dia dengan tenang mengatakan bahwa saya akan melakukan hal yang sama seandainya saya berada di posisinya. Saya meninggalkan buku Zhuan Falun bersamanya, dan dia tampak senang memilikinya.

Semakin Banyak Orang Menentang Penindasan Falun Gong

Saya menulis surat kepada kepala kantor polisi dan secara pribadi mengirimkan kepadanya. Praktisi Dafa tidak memiliki musuh; petugas polisi adalah korban nyata dari penganiayaan kejam PKT.

PKT menyebarkan kebohongan untuk menipu orang-orang di seluruh dunia dan membuat mereka membenci pengikut Dafa. Tetapi kebohongan tersebut terbongkar satu demi satu, dan semakin banyak orang menggunakan kebaikan dan kekuatan positif mereka untuk menentang penganiayaan ini.

Ketika diantar ke kantor polisi, seorang polisi mengundang saya untuk makan bersamanya dan meminta saya untuk menambah porsi makanan. Polisi lain memberi saya ponselnya untuk menghubungi kepala sekolah saya.

Ketika petugas ini menerima panggilan telepon dari orang-orang yang melaporkan praktisi Dafa, mereka akan memotong percakapan dengan berkata, "Kami tidak ada waktu." Mereka mengaku selalu baik pada praktisi Dafa. Ketika mereka bertugas untuk memeriksa rumah-rumah praktisi, mereka menunggu sampai kami selesai belajar Fa.

Pada acara-acara khusus, wakil direktur kota memanggil saya untuk “membersihkan rumah saya,” dan rekan kerja saya turut membantu saya menyembunyikan materi Dafa.

Terlepas dari penindasan PKT, banyak orang yang saya kenal telah menawarkan bantuan tanpa rasa takut untuk melindungi saya. Saya berharap bahwa lebih banyak lagi orang Tionghoa yang akan membela praktisi Dafa yang tidak bersalah dan menegakkan keadilan.