(Minghui.org) Pada Jumat tanggal 20 September, sehari sebelum berlangsungnya Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia tahun 2019 di Denpasar, para praktisi yang hadir - mengikuti kegiatan bersama membentuk aksara Mandarin dari “Falun Dafa”. Kegiatan dilangsungkan pada sore hari di Pantai Mertasari, Sanur, Bali.

Kegiatan yang tampaknya sederhana tersebut, ternyata membutuhkan ketelitian besar terutama saat persiapan alas bagi konfigurasi aksara tersebut, kemudian di saat pelaksanaannya membutuhkan kerjasama, kesabaran dan keinginan untuk saling menyempurnakan kekurangan dari seluruh peserta. Setelah konfigurasi aksara selesai, kegiatan diteruskan dengan latihan Gong skala besar di pantai yang sama.

Meskipun matahari saat itu amat terik, para praktisi yang terlibat, terlihat antusias dan bersemangat ketika melakukan konfigurasi aksara Falun Dafa. Dengan berkultivasi Falun Dafa dan prinsipnya Sejati-Baik-Sabar, ratusan praktisi ini telah mengalami perubahan besar baik dari aspek peningkatan karakter dan moral, serta peningkatan kesehatan fisik mereka.

Sementara itu, pada 22 September pagi, ratusan praktisi kembali berkumpul di Renon, Denpasar melakukan latihan Gong bersama, kemudian disusul dengan pawai keindahan Falun Dafa.

Selain menampilkan Tian Guo Marching Band dan Barisan Genderang Pinggang, prosesi pawai praktisi juga menampilkan peragaan perangkat latihan, barisan spanduk yang menyampaikan pesan-pesan manfaat dan kebaikan Falun Dafa, disamping itu ada pula barisan umbul-umbul dengan lambang Falun dan prinsip Sejati-Baik-Sabar, serta barisan bidadari dan pakaian etnik dari berbagai wilayah Indonesia.

Disaat yang sama, sejumlah praktisi melakukan klarifikasi fakta tentang kejahatan HAM yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Dafa dan pengikutnya. Selain spanduk-spanduk yang menyerukan penghentian penganiayaan di Tiongkok Daratan, praktisi juga memeragakan kembali metode penyiksaan yang digunakan rejim komunis terhadap praktisi Dafa, serta kejahatan pengambilan organ tubuh praktisi secara hidup-hidup untuk dijual kepada pasien transplantasi, sebuah kekejaman yang belum pernah ada di planet ini. Beberapa praktisi terlihat mengumpulkan tandatangan bagi petisi yang melaporkan kejahatan HAM Jiang Zemin terhadap Falun Dafa.

Sementara itu beberapa orang yang melintas di lokasi kegiatan, berhenti untuk mempelajari perangkat latihan Falun Gong.