(Minghui.org) Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa Polandia yang ke-16, diadakan di Kota Warsawa, pada tanggal 24 November 2019. Delapan praktisi yang berpartisipasi menceritakan pengalaman tentang perubahan positif yang mereka alami setelah berlatih Dafa. Pengalaman mereka diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk Inggris, Vietnam dan Mandarin.

Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa di Warsawa, Polandia

Tujuan Hidup

Monika mulai berlatih Falun Dafa sekitar satu tahun yang lalu. Dia berkata bahwa dia selalu berharap dapat menemukan tujuan dalam hidupnya. Saat mencari di internet dengan kata kunci “buku kultivasi,” dia melihat urutan teratas dari pencariannya adalah buku Zhuan Falun. Dia membeli buku tersebut tahun 2015, namun hanya membaca kurang dari 20 halaman. Karena kehilangan minatnya dia menaruh Zhuan Falun di rak bukunya.

Dia melanjutkan pencariannya dengan mencoba berbagai praktek spiritual, tapi selalu berakhir dengan kegagalan. Ia menjadi frustrasi dan putus asa.

Dia tetap mencari hingga suatu ketika dia pergi ke sebuah taman pada bulan September 2018. Dia ingat bahwa ketika masih muda, tetangganya yang sudah tua mengatakan bahwa daun semanggi berhelai empat menunjukkan sebuah keberuntungan, jadi dia mulai mencari di sekeliling, tapi tak menemukannya. Di saat ingin kembali ke rumah dia melihat daun berhelai empat tepat di depannya, bukan hanya satu atau dua, melainkan enam! Dia sadar bahwa harapannya masih belum sirna.

Saat pulang, dia mendengar suara di kepalanya, “Waktunya kembali mengambil buku itu dan membacanya.” “Buku apa?” dia bertanya. Kemudian dia melihat Zhuan Falun di rak bukunya yang ia taruh tiga tahun sebelumnya. Dia mengambil buku itu dan mulai membacanya.

“Saya begitu senang setelah membaca Zhuan Falun,” kenangnya. “Saya telah memimpikan hal seperti ini setelah sekian lama—tapi tidak menyadarinya bahwa sedari awal sudah ada di sini, tepat di depan saya. Guru Li adalah yang terbaik, dia mengajarkan kami sesuatu yang sangat mendalam.” Malam itu dia dapat merasakan bahwa Guru membantu memurnikan tubuhnya.

Setelah itu, Monika menjadi seorang praktisi yang gigih. Dia sangat menghargai Dafa, mengingat semua kesulitan yang dia hadapi sebelumnya. Dia memberi tahu orang lain tentang latihan ini khususnya tentang penganiayaan di Tiongkok. “Saya mulai memahami bahwa kita semua—termasuk saya, seluruh keluarga saya, dan orang-orang sekitar—ada di sini untuk Dafa,” jelasnya.

Delapan praktisi membagikan pengalaman kultivasi mereka di konferensi.

Perjalanan Harapan dan Damai

Irena berasal dari wilayah Ukraina berbahasa Rusia. Ia kuliah di Moskow, pada periode kejatuhan Uni Soviet. Perubahan konstan dalam masyarakat dan di keluarganya membuatnya rindu kehidupan penuh damai dan ketenangan. Dia menikah di Kraków, Polandia pada tahun 2002, dan mulai melakukan bisnis dengan teman-temannya. Tetapi kedamaiannya tidak berlangsung lama. Dia mengalami masalah dengan bisnis dan pernikahannya, dan akhirnya ia bercerai. Saat dirudung berbagai masalah, kesehatannya jadi memburuk. Selain migrain, ia juga menderita ankylosing spondylitis (radang sendi yang menyerang tulang belakang) dan hipertiroid, menjadi salah satu penyakitnya.

Saat dalam keputusasaan, teman pemandu wisata Irena memberikan sebuah brosur tentang Falun Dafa. Temannya berkata, “Di alun-alun Kota Tua di Kraków, saya memandu sekelompok turis dan melihat penampilan Tian Guo Marching Band, dan di dekatnya ada orang-orang berseragam kuning yang memberikan saya brosur ini.”

Irena segera membaca informasi Falun Dafa di internet, dan mengunduh ceramah Guru Li di Guangzhou. “Begitu saya mendengarkan ceramah ini, saya begitu kagum. Sejati-Baik-Sabar adalah sesuatu yang saya cari selama hidup saya.” katanya. Dia tahu bahwa ini merupakan pesan dari langit, sesuatu yang mampu membimbing dia kembali ke jati diri yang asli.

Meski pemahamannya tentang kultivasi masih dangkal, Irena teguh mengikuti prinsip Dafa: Sejati-Baik-Sabar. Setiap dia melihat sesuatu yang tidak konsisten dengan prinsip Dafa, dia segera memperbaikinya. Secara bertahap, tulang belakangnya yang melengkung menjadi lurus, migrainnya lenyap, dan ia sudah tidak membutuhkan obat untuk tiroidnya. Yang terpenting adalah pikirannya menjadi terbuka, dan ia bisa lebih baik dalam bersosialisasi. “Prinsip Dafa: Sejati-Baik-Sabar, menunjukkan jalan menuju harapan cerah. Saya bersyukur pada Guru dari dalam lubuk hati saya. Saya juga menyadari bahwa harus membagikan sesuatu yang indah ini pada lebih banyak orang.”

Saat ini Irena yang bekerja sebagai pemandu wisata untuk agen perjalanan Polandia, sering memperkenalkan Dafa pada para turis dan memberikan mereka brosur tentang latihan ini. Di sebuah resor di Ukraina, Irena pernah memutar video latihan Dafa dan sekitar 450 orang mulai mempelajarinya.

Setiap waktu, Irena juga menghadapi konflik Xinxing. Dengan menganggap dirinya sebagai seorang praktisi, Irena memahami bahwa ini merupakan kesempatan baginya untuk meningkatkan Xinxingnya. Dia menambahkan, Saya sungguh beruntung dapat mengenal Dafa. Saya akan tetap rajin dan teguh.”

Mencari Ke dalam Sebagai Koordinator

Jaś telah menjadi seorang koordinator Falun Dafa di Polandia selama bertahun-tahun. Dia selalu mempertimbangkan kepentingan orang lain saat membuat pengaturan. Ada kalanya ia menghadapi masalah, tapi dia tetap teguh percaya pada Guru dan Dafa. Hampir di setiap kegiatan, ia tiba di hari sebelumnya untuk persiapan. Setiap kali ia melihat orang-orang mempelajari fakta tentang Falun Dafa dan menandatangani petisi untuk membantu praktisi Tiongkok, Jaś sangat gembira untuk mereka.

Meski persiapannya baik, Jaś menemukan masih terdapat masalah tak terduga selama kegiatan Falun Dafa. “Tidak ada pilihan lain, saya harus mencari ke dalam tanpa syarat,” ucapnya. “Ketika saya mampu melihat ke dalam dan meningkatkan diri, masalah-masalah tersebut akan lenyap. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa sebagai praktisi, kita harus mengamati diri kita dan meningkat secara konstan.”

Keyakinan Terhadap Guru dan Dafa

Minh yang berasal dari Vietnam, pernah mengalami radang sendi di lututnya. Rasanya sungguh menyakitkan, dan meski ia pergi ke berbagai tempat untuk pengobatan, tak satu pun yang mampu menyembuhkannya. Tepat sebelum operasi penggantian lutut, ia mendengar tentang Falun Dafa dan mulai berlatih. Rasa sakitnya lenyap, dan ia bisa berjalan dengan normal. Dia berkata, “Saya sangat bersyukur. Saya akan selalu memberi tahu orang lain bahwa Falun Dafa baik!”

Setahun kemudian, sakit lututnya kambuh kembali setelah dia mulai berlatih dan terus sampai empat bulan berikutnya. Dia hampir tidak bisa tidur karena rasa sakit ini. Minh menyadari sebagai praktisi, bahwa penderitaan ini berasal dari karma, dan ia tidak boleh menganggap dirinya seperti orang biasa yang tidak latihan Falun Dafa. Justru ia harus rajin mempelajari Dafa dan melakukan tiga hal. Dia pulih kembali dalam waktu empat bulan. Meski telah berusia 60-an, dia sangat bersemangat dan terlihat jauh lebih muda dari usianya.

Minh dan dua cucunya yang masih muda selamat secara ajaib dari kecelakaan mobil pada Juli 2018. Tak hanya itu, wanita ini juga sama sekali tidak terluka saat terlempar sejauh lima meter. Terima kasih pada Guru yang telah menyelamatkan semua orang. Di kantor polisi, Minh memberi tahu petugas betapa indahnya Falun Dafa. Ia lalu menunjukkan kepada mereka video latihan dari Guru Li, beberapa polisi mencatat informasi itu, berkata bahwa mereka akan mempelajarinya.

Dafa Menyelesaikan Konflik Keluarga

Sonja yang lahir di Austria, masih ingat jelas bahwa ayahnya berlaku buruk pada semua orang di keluarganya saat dia muda. Setelah orang tuanya bercerai, ia tidak lagi berhubungan dengan ayahnya. Ia pun beralih ke rokok, minuman keras, dan narkoba akibat trauma masa kecil. Dia berkata bahwa dia memiliki kebencian yang sangat dalam pada ayahnya.

Sejak mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2007, Sonja segera menghentikan kebiasaannya merokok, minum-minuman keras, dan narkoba. Dia berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan untuk membantu orang-orang mengenal Falun Dafa. Dia menyadari perlu memberi tahu orang tuanya tentang Dafa, tapi ragu akibat kebencian yang luar biasa terhadap ayahnya.

Melalui belajar Fa yang terus menerus, Sonja memahami bahwa kebencian juga merupakan keterikatan, dan sebagai praktisi ia harus melepaskannya. Ditambah lagi, ayahnya juga seorang yang perlu ia selamatkan. Berkali-kali ia mengunjungi ayahnya dan keluarganya, memberi tahu mereka tentang Dafa, dan mengundang mereka untuk menyaksikan Shen Yun. Ketika ayahnya ulang tahun yang ke-60, banyak orang yang datang termasuk ibunya.

“Falun Dafa telah mempersatukan keluarga yang hancur,” ucap Sonja. Secara khusus, butuh waktu sepuluh tahun baginya untuk melepaskan kebencian terhadap ayahnya. Selama masa itu ia juga menemukan keterikatan lain dalam dirinya seperti nafsu bersaing, mentalitas pamer, dan iri hati. “Tanpa Dafa, tidak mungkin saya bisa melakukan hal semacam ini. Terima kasih Guru karena telah membantu kami semua,” ucapnya.

Bekerja di MediaBerita

Mikolaj bekerja di media berita. Program video yang ia buat sering mendapat kritikan, jadi ia terus meningkatkan keterampilan teknisnya dan mampu menghasilkan sejumlah video yang bagus. Tetapi saat peninjauan, pertemuan dibatalkan, jaringan internet ditutup, serta beberapa video diabaikan, hasilnya hanya videonya yang berkualitas buruk yang dinilai selama evaluasi. Ini membuatnya marah dan merasa tidak adil.

Setelah terjadi beberapa kali, Mikolaj menyadari bahwa sikapnya dalam menyikapi hal ini merupakan keterikatan. “Sebagai praktisi, yang paling krusial adalah untuk meningkatkan xinxing. Saya tidak boleh mendekap keterikatan saya,” jelasnya. Melalui belajar Fa yang terus menerus, dia menemukan aspek yang butuh ditingkatkan dan membagikan pengalamannya pada praktisi lain dan atasannya. Dia kini mengetahui bahwa hasil videonya yang bagus sudah ditayangkan di internet, dan ia memutuskan untuk lebih baik lagi melakukannya.

Menyingkirkan Keterikatan pada Kenyamanan

Tomasz telah berlatih Falun Dafa sejak lama. Ketika mulai pertama kali, kehidupan pribadinya meningkat pesat, dan ia telah memulai bisnisnya sendiri. Setelah pertumbuhan dan ekspansi yang konsisten, tahun lalu bisnisnya tiba-tiba mengalami masalah dan berada di ambang kehancuran. Butuh waktu sekitar satu tahun untuk melunasi hutang-hutangnya.

Melalui proses mencari ke dalam, Tomasz menyadari bahwa masalah dengan bisnisnya bukan suatu kebetulan. “Karena saya memiliki uang, saya mengembangkan mentalitas pamer, memiliki ego besar, dan keterikatan pada kenyamanan,” kata Tomasz. Semua keterikatan ini terekspos oleh bisnisnya yang menurun. Tapi akhirnya masalah ini bisa dijadikan pelajaran yang berharga untuknya, agar ia meningkat. Tak hanya itu, dia belajar untuk memandang hambar.