(Minghui.org) Pemberian sanksi kepada para pelanggar hak asasi manusia telah menjadi konsensus di antara negara-negara demokratis. Setelah AS mengesahkan Magnitsky Act pada tahun 2016, Kanada, Inggris, dan sebagian besar dari 27 negara anggota UE memberlakukan undang-undang serupa. Australia dan Jepang juga sedang melakukan hal yang sama.

Sesuai dengan undang-undang ini, Praktisi Falun Gong telah menyusun daftar pelaku yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong beberapa tahun ini. Setiap tahun, mereka menyerahkan beberapa daftar kepada pemerintah demokratis, mendesak untuk menjatuhkan sanksi kepada para pelaku yang disebutkan dalam daftar.

Mulai tanggal 14 Juli 2021, Praktisi Falun Gong di lebih dari 30 negara telah mengirimkan daftar terbaru pelaku yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong kepada pemerintah masing-masing, menyerukan sanksi terhadap para pelanggar hak asasi manusia ini, termasuk menolak masuk ke negara mereka dan membekukan aset mereka di luar negeri.

Salah satu nama dalam daftar ini adalah Ma Zhenchuan.

Informasi Pelaku

Pelaku: Ma (Marga) Zhenchuan (Nama) (Nama Tionghoa: 马振川 )

Jenis Kelamin: Pria

Negara: Tiongkok

Tanggal/Tahun Lahir: November 1949

Tempat Lahir: Beijing, China

Jabatan atau Posisi

1991 – September 2001: Wakil Pimpinan Cabang Xuanwu dari Biro Keamanan Publik Beijing; Pimpinan Biro Keamanan Publik Kabupaten Miyun; Pimpinan Departemen Administrasi Masuk-Keluar Biro Keamanan Publik Beijing; Wakil Pimpinan Biro Keamanan Publik Beijing

September 2001 – Februari 2010: Pimpinan Biro Keamanan Publik Kota Beijing. Merangkap sebagai Sekretaris Komite Partai Biro Keamanan Publik Kota setelah April 2004

Januari 2012 – Sekarang: Wakil Pimpinan Komite Tetap Kongres Rakyat Kota Beijing dan Wakil Sekretaris Partai

Kejahatan Utama

Ketika Ma Zhenchuan menjabat sebagai pimpinan Biro Keamanan Publik Kota Beijing dari September 2001 hingga Februari 2010, ia mengikuti Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara aktif berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Falun Gong. Sedikitnya 77 Praktisi Falun Gong meninggal setelah penangkapan yang dilakukan oleh Biro Keamanan Publik Kota Beijing selama sembilan tahun masa jabatan Ma.

Sebelum Olimpiade Beijing 2008, setidaknya 586 praktisi ditangkap antara Januari hingga Juli 2008, sebagai bagian dari upaya pihak berwenang untuk “menjaga stabilitas.” Kantor Komite Tata Kelola Pusat Keamanan Publik Ibukota dan Biro Keamanan Publik Kota Beijing mengeluarkan pengumuman pada tanggal 10 Juli 2008, menawarkan hadiah hingga 500.000 yuan bagi siapa saja yang melaporkan potensi masalah keamanan. Satu-satunya kelompok yang terdaftar sebagai ancaman keamanan adalah Falun Gong.

Di bawah ini adalah kasus penganiayaan selama masa jabatan Ma.

1. Kasus Kematian

Wang Guiju (wanita)

Wang Guiju adalah seorang pensiunan insinyur di Capital Iron and Steel Metallurgical Research Institute. Ia ditangkap di Beijing dan dibawa ke kelas pencucian otak pada akhir April 2002. Ia meninggal pada pertengahan Mei pada tahun yang sama di usia 62 tahun. Tubuhnya dikremasi keesokan harinya. Pihak berwenang tidak mengizinkan kerabatnya, yang datang ke Beijing untuk menghubungi siapa pun di daerah Beijing. Mereka mengklaim bahwa Wang bunuh diri dengan melompat ke bawah. Tetapi sebenarnya pusat pencucian otak itu berada di bangunan satu lantai. Seorang anggota staf di tempat kerjanya pernah mengungkapkan kepada seorang wartawan, “Orang yang mengetahui hal ini tidak diizinkan untuk membicarakannya.”

Li Yuling (wanita)

Li Yuling, seorang penduduk asli Beijing, ditangkap pada tanggal 25 Juni 2003. Polisi menyiksa dan menginterogasinya selama 24 jam berturut-turut dalam upaya untuk memaksanya memberi tahu mereka siapa yang memberinya materi Falun Gong, di mana materi dicetak, dan informasi tentang praktisi lain. Li menolak menjawab pertanyaan dan melakukan mogok makan selama sembilan hari. Ia disiksa sampai mati pada pagi tanggal 4 Juli.

Anggota keluarganya datang ke rumah sakit setelah diberi tahu tentang kematiannya. Mereka melihat sisi kiri wajah dan telinganya bengkak dan memar. Tulang rusuk di sisi tubuh juga dipenuhi memar. Polisi tidak mengizinkan anggota keluarganya untuk memeriksa bagian lain dari tubuhnya. Mereka juga memberi tahu anggota keluarganya bahwa “tidak boleh mengambil foto, rekaman video, atau memindahkan jenazah.” Mereka mengatakan bahwa itu adalah perintah dari “tingkat atas.”

Han Junqing (pria)

Han Junqing ditangkap dan dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Fangshan pada Maret 2004. Ia dipukuli oleh puluhan petugas polisi dengan tongkat. Ia meninggal dalam tahanan dalam waktu kurang dari tiga bulan, di usia 47 tahun. Menurut anggota keluarganya, tubuhnya dipenuhi memar dan bengkak, dan beberapa tulang rusuknya patah. Beberapa organ tubuh diduga telah diambil.

Wang Puhua (wanita)

Wang Puhua, dari Distrik Chaoyang, Beijing, ditangkap dan dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Chaoyang pada tanggal 22 Februari 2006. Selama penahanan 50 hari, saraf di mata kanannya mengalami nekrosis dan ia menjadi buta. Ia juga menderita limfoma di bawah lengan kirinya. Pusat penahanan tidak memberi tahu keluarganya atau memberi perawatan apa pun. Keluarganya berulang kali meminta untuk dapat mengunjunginya, tetapi tidak berhasil.

Wang kemudian dihukum dua tahun kerja paksa pada tanggal 13 April 2006. Meskipun ia dibebaskan dengan pembebasan bersyarat medis pada Juni 2006, ia ditangkap lagi pada Oktober 2006. Empat petugas memborgolnya dan membawanya pergi, tanpa mengizinkannya untuk memakai jaket dan sepatu.

Meskipun cuaca dingin di Beijing, Wang dipaksa tidur di papan yang diletakkan di lantai beton, tanpa pakaian hangat. Kesehatannya dengan cepat menurun dan ia menderita sakit parah dan batuk darah. Ia dibebaskan dengan pembebasan bersyarat medis lagi pada tanggal 24 November 2006. Ia tetap berbaring di tempat tidur setelah kembali ke rumah dan meninggal pada tanggal 13 Juni 2007 di usia mendekati 60 tahun.

Wang Guifen (wanita)

Wang Guifen ditangkap dan dibawa ke pusat pencucian otak di Kuil Chaofeng pada tanggal 15 April 2009. Petugas polisi bergantian menyiksa dan memukulinya. Ia dipaksa untuk menonton video yang memfitnah Falun Gong dan penciptanya. Ia juga dipaksa untuk menulis artikel yang melepaskan Falun Gong. Setelah penyiksaan intensif selama hampir 50 hari, ia mengalami gangguan mental. Ia meninggal di pusat pencucian otak pada tanggal 2 Juni 2009 di usia 55 tahun.

2. Kasus Penangkapan Sewenang-wenang, Penahanan dan Penyiksaan

Zhang Lianjun (pria)

Zhang Lianjun, seorang mahasiswa Universitas Tsinghua, ditangkap dan ditahan tiga kali. Setelah ditangkap untuk ketiga kalinya pada tanggal 23 Januari 2003, polisi memasukkan tongkat listrik ke anusnya dan menyetrumnya. Setelah ia kehilangan kesadaran, polisi menyiramnya dengan air dingin dan terus memukulinya setelah ia bangun.

Zhang melakukan mogok makan. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Keamanan Publik Beijing dan dibelenggu ke tempat tidur. Pada bulan Agustus, keluarganya tiba-tiba diberi tahu bahwa Zhang menderita cedera yang serius di kepala dan harus dioperasi. Ketika orang tuanya bergegas ke Beijing, polisi memberi tahu orang tuanya bahwa operasi telah selesai dan sangat sukses, tetapi mereka tidak mengizinkan orang tuanya mengunjungi Zhang.

Belakangan dikonfirmasi bahwa saat Zhang ditahan di rumah sakit, ia kurus kering dan tidak bisa mengontrol buang air besar maupun kecil. Ia tidak bisa makan sendiri atau membalikkan badan di ranjang.

Terlepas dari kondisinya, ia dibawa ke pengadilan setempat dan dijatuhi hukuman 8 tahun penjara pada tahun 2004. Zhang yang tidak mampu mengurus diri dibawa ke Penjara Chifeng di Mongolia Dalam.

Wang Fangfu (pria)

Wang Fangfu berusia 30-an, selama empat bulan setelah ia ditangkap pada tahun 2002 ia sering disiksa. Ia tidak bisa berjalan selama sepuluh hari dan tubuhnya penuh dengan luka-luka. Polisi kemudian memberikan hukuman dua tahun empat bulan kerja paksa dan masa hukumannya diperpanjang selama sepuluh bulan karena ia menolak untuk melepaskan Falun Gong. Wang ditangkap lagi pada tahun 2009 dan diberikan hukuman kamp kerja paksa lagi selama dua tahun enam bulan.

3. Meningkatkan Penganiayaan Selama Olimpiade Beijing

Pada awal 2008 sebelum Olimpiade Beijing, pihak berwenang meluncurkan “Operasi Pengamanan Olimpiade,” yang dilaksanakan oleh Komite Kota Beijing dan Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Beijing. Operasi tersebut memilih Falun Gong sebagai target utama.

Pejabat dari Komite Urusan Politik dan Hukum dan pejabat dari Kantor 610 Distrik Haidian di Beijing menyatakan bahwa dalam rangka menjadi tuan rumah Olimpiade, mereka telah mengambil tindakan terhadap Falun Gong. Mereka yang berlatih Falun Gong akan dibawa ke kamp kerja paksa. Jika ditemukan praktisi membagikan brosur Falun Gong, mereka akan dihukum penjara.

Pada tanggal 19 Februari 2008, Komite Urusan Politik dan Hukum Pusat (PLAC) merilis sebuah dokumen berjudul “Opini tentang Mempertahankan Stabilitas Sosial Secara Efektif dan Memastikan Keamanan Olimpiade Beijing.” Dokumen ini segera dikeluarkan ke 40 kantor PLAC tingkat provinsi yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong.

Secara khusus ditekankan dalam dokumen bahwa dari Maret hingga September 2008, kantor-kantor tersebut akan “melakukan pertempuran yang keras dan dahsyat” melawan Falun Gong dan “dengan penuh semangat menumpas” Falun Gong. Kantor polisi memberi tahu setiap komite lingkungan bahwa siapa pun yang melaporkan seseorang karena memposting selebaran tentang Falun Gong akan menerima “hadiah” setidaknya 500 yuan. Dengan perintah dan insentif dari atas ke bawah, jumlah total kasus penganiayaan di Beijing pada paruh pertama tahun 2008 mencapai tingkat tertinggi sejak 1999 – jauh lebih tinggi dari pada di wilayah lain mana pun di Tiongkok.

Menurut statistik yang tersedia, sebanyak 586 Praktisi Falun Gong ditangkap secara sewenang-wenang di Beijing dari Januari hingga Juli 2008, dengan banyak praktisi ditangkap secara berkelompok.

Kasus Penganiayaan Selama Olimpiade

Yu Zhou (pria)

Yu Zhou adalah seorang musisi. Pada malam hari tanggal 26 Januari 2008, setelah penampilannya, Yu Zhou pulang ke rumah bersama istrinya Xu Na. Mereka dihentikan untuk pemeriksaan. Setelah mengetahui bahwa mereka adalah Praktisi Falun Gong, polisi menangkap mereka dan membawa mereka ke Pusat Penahanan Distrik Tongzhou.

Pada tanggal 6 Februari, pada malam Tahun Baru Imlek, Yu dianiaya hingga meninggal, hanya 11 hari setelah ia ditangkap. Ia berusia 42 tahun. Anggota keluarganya bergegas ke Beijing untuk menemuinya setelah menerima pemberitahuan kondisinya yang kritis. Ketika mereka tiba, Yu Zhou sudah meninggal. Xu tidak diizinkan menghadiri pemakamannya dan ia sendiri diberi hukuman kamp kerja paksa selama tiga tahun.

Lang Fengxian (wanita)

Lang Fengxian, dari Distrik Chaoyang, ditangkap tiga kali dari Januari sampai Mei 2008 saja. Ia dianiaya hingga meninggal pada Juni 2008. Ia berusia 60-an.

Kang (wanita)

Kang ditangkap oleh polisi pada tanggal 20 Mei 2008. Polisi menggeledah rumahnya tanpa surat perintah penggeledahan. Ia menderita tekanan darah tinggi dan pendarahan otak setelah dipukuli di kantor polisi. Ia meninggal pada 29 Mei 2008. Ia berusia 72 tahun.

Wang Chongjun (pria)

Wang Chongjun, dari Distrik Chaoyang, Beijing, ditangkap pada tanggal 14 April 2008. Ia meninggal pada tanggal 23 Agustus, sehari sebelum hari terakhir Olimpiade Beijing, setelah disuntik dengan obat-obatan tak dikenal di Kamp Kerja Paksa Tuanhe di Beijing. Ia berusia sekitar 65 tahun.

Qi Wei (pria)

Qi Wei adalah seorang pengacara di Beijing. Ia ditangkap saat sedang berjalan-jalan dengan istrinya pada malam hari tanggal 22 Februari 2008. Selama penangkapan, polisi meninju dan menendangnya, menyebabkan memar di seluruh tubuhnya. Setelah dibawa ke kantor polisi, petugas menyita ponselnya dan menyiksanya dengan membelenggu lengannya ke belakang. Kemudian, enam petugas masuk ke rumahnya tanpa surat perintah penggeledahan dan menyita laptop dan berbagai barang lainnya.