(Minghui.org) Memberi sanksi kepada para pelanggar hak asasi manusia telah menjadi konsensus di antara negara-negara demokratis. Setelah AS mengesahkan Undang-undang Magnitsky pada tahun 2016, Kanada, Inggris Raya, dan 27 negara anggota UE memberlakukan undang-undang serupa. Austria dan Jepang sedang mengerjakan hal yang sama.

Sesuai dengan undang-undang ini, praktisi Falun Gong telah menyusun daftar pelaku yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong beberapa tahun ini. Setiap tahun, mereka menyerahkan beberapa daftar pelaku kepada pemerintah demokratis dan mendesak mereka untuk memberikan sanksi kepada para pelaku yang disebutkan.

Mulai tanggal 14 Juli 2021, praktisi Falun Gong di lebih dari 30 negara mengirimkan daftar terbaru pelaku yang terlibat dalam penganiayaan Falun Gong kepada pemerintah masing-masing. Mereka menuntut agar para pelanggar hak asasi manusia ini diberi sanksi, termasuk menolak masuk ke negara mereka dan membekukan aset mereka di luar negeri.

Satu nama dalam daftar ini adalah Liu Yuan.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap Pelaku: Liu (nama belakang) Yuan (nama depan) (刘渊).

Jenis Kelamin: Pria.

Negara: Tiongkok.

Tanggal/Tahun Lahir: Desember 1966.

Tempat Lahir: Dongping, Provinsi Shandong

Jabatan atau Posisi:

Tahun 2006 – 2011: Wakil Sekretaris dan Wakil Direktur Kelompok Pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Kantor Luar Negeri Pemerintah Provinsi Shandong.

Tahun 2011 – 2012: Wakil Sekretaris Kelompok Pimpinan Partai Komunis Tiongkok (PKT) Kantor Luar Negeri Pemerintah Provinsi Shandong dan Wakil Presiden Eksekutif Asosiasi Persahabatan Provinsi

Tahun 2012 – 2015: Direktur Kantor Luar Negeri Pemerintah Provinsi Shandong, Sekretaris Kelompok Pemimpin PKT, dan Presiden Asosiasi Provinsi untuk Persahabatan dengan Negara Asing

Tahun 2012 – 2018: Wakil Sekretaris Komisi Politik dan Hukum Komite PKT Provinsi Shandong dan Direktur “Kantor 610” Provinsi

Tahun 2018 – Sekarang: Wakil Direktur Kantor Urusan Taiwan, Hong Kong, dan Makau Pemerintah Provinsi Shandong

Kejahatan Utama:

Provinsi Shandong adalah salah satu provinsi di mana Falun Gong dianiaya paling parah. Sampai sekarang, 438 praktisi Falun Gong telah dianiaya sampai meninggal. Menurut statistik yang tersedia, dari Juni 2015 hingga Oktober 2018, ketika Liu Yuan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Komisi Politik dan Hukum Komite PKT Provinsi Shandong dan Direktur “Kantor 610” Provinsi, 32 praktisi Falun Gong disiksa sampai meninggal. Ribuan praktisi Falun Gong ditangkap, di mana setidaknya 1.118 ditangkap pada tahun 2017, menjadikannya daerah dengan penangkapan tertinggi di negara ini. Selanjutnya, 347 praktisi Falun Gong dihukum secara ilegal. Liu Yuan harus bertanggung jawab atas penangkapan, gangguan, penahanan, penghukuman, penyiksaan, kematian, pemenjaraan ilegal, dan kejahatan lainnya terhadap praktisi Falun Gong yang terjadi selama masa jabatannya sebagai Wakil Sekretaris Komite Komisi Politik dan Hukum PKT Provinsi Shandong dan kepala “Kantor 610” Provinsi Shandong yang bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap Falun Gong.

Berikut ini adalah fakta-fakta kunci dari penganiayaan selama periode ini:

1. Pada Juni 2015, ketika Liu Yuan diangkat sebagai Direktur “Kantor 610” Provinsi Shandong, praktisi Falun Gong di Provinsi Shandong mengajukan pengaduan ke Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung Tiongkok terhadap Jiang Zemin (mantan ketua PKT) yang meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Di bawah Komisi Urusan Politik dan Hukum Provinsi Shandong dan “Kantor 610,” otoritas lokal di berbagai tingkat pemerintahan Shandong menangkap dan mengganggu praktisi Falun Gong.

Sejak tanggal 31 Juli 2015, setidaknya 158 praktisi Falun Gong di Dezhou, Provinsi Shandong, telah dianiaya: 6 ditangkap ke pusat penahanan, 81 ditahan, 27 ditangkap dan dikirim ke kantor polisi, 41 diganggu di rumahnya masing-masing, dan 10 diganggu atau dibawa ke kantor polisi dan kemudian diancam oleh unit kerjanya.

Pada tanggal 20 dan 24 Agustus 2015, Kantor Keamanan Grup Nanshan di Kota Longkou, Provinsi Shandong, mengikuti daftar yang dikeluarkan oleh “Kantor 610” dan menangkap lebih dari 20 praktisi Falun Gong, termasuk Song Hongtian dan Chen Guihua. Mereka menjadi sasaran pemukulan, interogasi, dan penyiksaan, serta memaksa mereka berjanji untuk tidak berlatih Falun Gong. Sejumlah besar uang mereka diperas dan anggota keluarga mereka dipaksa untuk menandatangani dokumen dan membubuhkan sidik jari mereka bahwa jika praktisi Falun Gong bertahan dengan keyakinan mereka, semua anggota keluarga akan dikeluarkan dari Grup Nanshan. Banyak praktisi Falun Gong dipukuli dengan sangat parah sehingga wajah mereka menjadi cacat.

Dari bulan Oktober sampai 16 November 2015, lebih dari 100 praktisi Falun Gong ditahan di Pusat Penahanan Liaocheng.

Pada tanggal 15 Oktober 2015, polisi menangkap Li Xiufen di Weifang. Sebulan kemudian, pada tanggal 14 November 2015, Li Xiufen meninggal karena penyiksaan di pusat penahanan. “Kantor 610” Weifang dan “Kantor 610” Changyi menginstruksikan agar Li Xiufen segera dikremasi. Pihak berwenang mengancam keluarga praktisi dengan kremasi untuk menutupi kejahatan mereka. Dilihat dari tubuhnya, Li Xiufen kurus dan wajahnya tidak bisa dikenali. Mulutnya menganga lebar dan tidak bisa ditutup. Menurut laporan keamanan publik internal, selama penahanan ilegal Li Xiufen, dia dicekok makan secara paksa, dipukuli, dan berulang kali disuntik dengan obat-obatan tidak dikenal.

Pada tanggal 22 Oktober 2015, polisi dari Biro Keamanan Umum Kabupaten Wucheng menangkap Sun Xiuju. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kota Dezhou dan meninggal karena penyiksaan pada tanggal 3 November 2015, pada usia 45 tahun.

Pada tanggal 9 November 2015, Sun Mingqiang berbicara tentang penganiayaan terhadap Falun Gong kepada mahasiswa di luar Akademi Tentara Jinan. Polisi sekolah memukulinya dengan kejam dan meninggalkan luka berlubang di kepalanya. Dia meninggal bulan itu pada usia 35 tahun. Kasus itu dimasukkan dalam “Laporan tentang Kebebasan Beragama Internasional” Amerika Serikat.

2. Pada tahun 2016, 1.150 praktisi Falun Gong di Provinsi Shandong ditangkap dan 132 dijatuhi hukuman. Liu Yaohua, Wang Yijun, Liu Huaifeng, dan Chen Xiumei meninggal karena penyiksaan.

Dari bulan Maret sampai Juni 2016, di bawah arahan Komisi Urusan Politik dan Hukum Provinsi Shandong dan “Kantor 610”, polisi Kota Jinan merencanakan bagaimana mereka akan menangkap praktisi Falun Gong. Setiap praktisi Falun Gong yang ditahan secara ilegal diharuskan menandatangani empat dokumen resmi dengan stempel resmi. Jelas dari dokumen-dokumen ini bahwa penangkapan terhadap praktisi Falun Gong telah diberi kode sebelumnya. Dari tanggal 22 Maret sampai 30 Juni, sebanyak 112 praktisi Falun Gong diganggu dan ditahan di Jinan, 82 di antaranya adalah wanita. 72 praktisi ditangkap dan dianiaya.

Chen Xiumei, perempuan, 59 tahun, ditangkap oleh polisi dan rumahnya digeledah pada tanggal 24 Juni 2015. Polisi menyita barang-barang pribadinya seperti komputer, printer, buku-buku Falun Gong, ponsel, dll. Setelah delapan bulan ditahan, dia meninggal akibat penyiksaan pada tanggal 28 Februari 2016.

Wang Yijun, pria, 65 tahun, ditangkap dan dikirim ke pusat penahanan pada tanggal 6 September 2015. Pada akhir Juli 2016, ia dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara. Pada tanggal 25 September 2016, dia meninggal akibat penyiksaan di Pusat Penahanan Qingzhou. Wajahnya, kedua sisi tubuhnya, dan di atas pinggang berwarna ungu. Ada bintik merah di punggungnya.

3. Menurut statistik yang tersedia, pada tahun 2017, setidaknya 3.787 praktisi Falun Gong diganggu dan 1.118 ditangkap di Provinsi Shandong. Ini menjadikan Shandong sebagai salah satu provinsi dengan jumlah gangguan dan penangkapan tertinggi di negara tersebut. Pada tahun 2017, 108 orang dijatuhi hukuman dan 89 diadili oleh pengadilan.

Pada April 2017, polisi setempat berulang kali mengganggu Guo Ailian, seorang praktisi Falun Gong berusia 73 tahun. Dia dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi dan dipaksa menandatangani perjanjian untuk berhenti berlatih Falun Gong. Gangguan berulang, perekaman video, dan intimidasi menyebabkan tekanan berat pada lansia Guo Ailian. Akibatnya, dia tidak bisa makan atau tidur. Dia meninggal pada malam, tanggal 10 Mei 2017.

Pada tanggal 2 Mei 2017, praktisi Falun Gong berusia 67 tahun Shao Chengluo dan istrinya Gao Wenshu ditangkap. Rumah mereka juga digeledah. Pada tanggal 10 November 2017, mereka divonis masing-masing sembilan tahun dan empat tahun penjara. Shao Chengluo dibawa ke Penjara Provinsi Shandong pada Januari 2018. Shao melakukan mogok makan untuk memprotes namun dia dicekok makan secara paksa. Selama beberapa bulan berikutnya, Shao Chengluo tinggal kulit dan tulang sampai beratnya hanya sekitar 40 kilogram. Dia menderita atrofi otot kaki dan hampir tidak bisa berjalan.

Dong Yonghui, 79 tahun, dijatuhi hukuman satu tahun dan enam bulan. Dia dibawa ke Penjara Jinan pada akhir September 2016. Dulu, dia dalam keadaan sehat. Tetapi ketika putrinya mengunjunginya pada Juni 2017, mereka melihat bahwa dia tidak bisa berdiri atau berbicara sebagai akibat dari penganiayaan. Dia meninggal pada tanggal 11 Agustus 2017.

Pada tanggal 17 Oktober 2017, polisi menangkap Gong Piqi. Pada tanggal 20 Juli 2018, Gong dijatuhi hukuman tujuh setengah tahun penjara dan denda 20.000 yuan. Pada tanggal 12 April 2021, Gong Piqi meninggal karena penyiksaan di Penjara Jinan, Provinsi Shandong. Dia menderita luka di kepala dan mengeluarkan darah dari telinganya.

4. Pada tahun 2018, setidaknya 1.006 praktisi Falun Gong ditangkap atas perintah Komisi Urusan Politik dan Hukum PKT Provinsi Shandong dan “Kantor 610.” Hal ini menjadikan Shandong sebagai provinsi dengan penangkapan terbanyak di negara tersebut. 107 dijatuhi hukuman, sedikitnya 406 diganggu, 34 ditangkap, dan 16 dikirim ke pusat pencucian otak.

Pada April 2018, Su Cuirong, seorang praktisi Falun Gong berusia 72 tahun, dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara oleh pengadilan setempat karena “mengganggu ketertiban hukum” dan didenda 30.000 yuan.

Pada pagi hari, tanggal 23 Mei 2018, polisi Binzhou mendobrak masuk ke rumah Liu Lanchun dan merekam penggeledahan. Mereka menangkapnya pada sore hari. Pada tanggal 25 Mei 2018, polisi kembali dan menggeledah rumahnya, menyita buku-buku Falun Gong, komputer, printer, amulet, aksesoris, CD, ponsel, disket, dan barang-barang pribadi lainnya. Polisi juga mengambil hampir 190.000 yuan uang tunai dari rumahnya.

Pada tanggal 9 Juni 2018, PKT mengadakan KTT Organisasi Internasional Forum Dunia di Qingdao. Antara bulan April dan Mei, sebelum “KTT Qingdao,” polisi Qingdao dan “Kantor 610” memantau, mengganggu, mengancam, dan menangkap praktisi Falun Gong dengan dalih menjaga keamanan untuk KTT. Pihak berwenang mengganggu hampir semua praktisi Falun Gong yang berlatih sebelum penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Menurut statistik yang tersedia, setidaknya 3 praktisi Falun Gong, Liu Shuxiang, Sheng Ceylon, dan Cai Ying, disiksa sampai mati, 227 ditangkap, 29 dihukum, 30 diadili di pengadilan, 143 diganggu, dan 18 ditangkap.

Cai Ying, perempuan, lahir pada tahun 1970, berprofesi sebagai penerjemah. Polisi menangkap Cai Ying pada tanggal 26 April 2018 dan membawanya ke pusat penahanan keesokan harinya. Untuk memprotes perlakuan brutal yang dia terima, dia melakukan mogok makan namun dia dicekoki makan secara paksa sebagai hukuman. Dia meninggal karena penyiksaan di pusat penahanan pada tanggal 8 Mei. Pada saat ambulans menjemputnya, dia sudah meninggal.