Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Cisarua: Belajar Fa Bersama dan Berbagi Pengalaman Kultivasi

15 April 2023 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Jakarta

(Minghui.org) Pada 7 - 9 April 2023, praktisi Falun Dafa dari Jakarta mengadakan kegiatan belajar Fa bersama di daerah pegunungan Cisarua, Jawa Barat.

Kegiatan bersama ini juga diikuti oleh beberapa praktisi dari daerah lain seperti Bandung, Cirebon, bahkan dari Yogyakarta, Lampung dan Batam. Kegiatan tersebut dimaksud untuk saling menyemangati antarpraktisi agar lebih ketat mematut diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar (prinsip dasar dari Falun Dafa).

Selama tiga hari tersebut, kegiatan diisi dengan membaca buku Zhuan Falun (buku bimbingan utama Falun Dafa), berlatih lima perangkat latihan Falun Dafa setiap hari. Pada 9 April pagi, hari ketiga, para praktisi membentuk kelompok dan lingkaran kecil, berlatih saling berhadapan, agar dapat saling mengoreksi gerakan rekan praktisi yang kurang akurat.

图1:部份印尼的雅加达法轮功学员们,于西爪哇基沙茹阿(Cisarua,Jawa Barat)山区举行集体炼功活动

Praktisi berlatih bersama di Cisarua, Jawa Barat (8/4)

Saat sharing, beberapa praktisi membagikan pengalaman kultivasi mereka serta permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari ataupun saat mengerjakan proyek klarifikasi fakta, bagaimana mereka memperbaiki kondisi saat memancarkan pikiran lurus. Beberapa praktisi lainnya berbagi bagaimana Falun Dafa mengubah cara pandang mereka dalam menghadapi konflik, berlapang hati saat dikritik atau dikomentari serta mencari kekurangan dalam diri sendiri.

“Falun Dafa Adalah yang Selama Ini Saya Cari”

Sari, seorang pengacara asal Bandung, Jawa Barat membagikan pengalamannya setelah berkultivasi Falun Dafa sekitar dua tahun dan mengatakan bahwa Falun Dafa adalah apa yang ia cari selama ini.

图2:沙丽(Sari)参加集体炼功

Sari, pengacara asal Bandung telah berkultivasi Falun Dafa sekitar dua tahun

Dia menceritakan, “Sebelum berlatih Falun Dafa saya adalah seorang yang memiliki temperamen buruk, egois, boros, suka pamer dan sifat iri hati yang kuat.” Dia menyadari bahwa sifat-sifat tersebut harus dilenyapkan, namun tidak tahu bagaimana caranya. Setelah berlatih Falun Dafa dan memahami prinsip Sejati-Baik-Sabar, dia secara bertahap belajar untuk menghilangkan semua sifat buruk tersebut sehingga dia dapat menangani tekanan dalam pekerjaannya lebih baik, begitu pula kehidupan keluarga menjadi lebih harmonis.

Dia juga berbicara tentang pengalamannya sembuh dari COVID-19. Pada Juni 2021, saat puncak pandemi di Indonesia, dia mengalami gejala COVID-19 yang cukup parah, seperti sesak napas, demam tinggi, dan sakit kepala. Di tengah kecemasan, dia teringat untuk membaca buku Zhuan Falun, dia pun membaca semampunya hingga kembali terlelap. Ajaibnya, keesokan harinya setelah bangun tidur semua gejala penyakit tersebut hilang dan sekujur tubuhnya kembali terasa ringan.

“Saya Bisa Berhenti Merokok karena Falun Dafa”

Arief, yang berprofesi sebagai insinyur di Jakarta juga berpartisipasi dalam kegiatan tiga hari tersebut dan membagikan pengalamannya mengenai perubahan yang dia alami setelah berlatih Falun Dafa.

图3:阿立夫(Arief)参加集体炼功

Arief mengikuti latihan bersama di Cisarua, Jawa Barat (8/4)

Dia menceritakan bahwa, dulunya sebelum berlatih Falun Dafa, dia adalah perokok berat, yang dapat menghabiskan dua bungkus rokok dałam sehari. Dia berkata, “Sekalipun sedang batuk-batuk parah, saya akan tetap merokok karena sudah kecanduan.”

Setelah membaca buku Zhuan Falun, dia memahami bahwa merokok itu dapat mengotori tubuh seseorang, hal mana bertentangan dengan ajaran Falun Dafa yang hendak memurnikan jiwa dan raga. Suatu hari di tahun 2004, dia memutuskan untuk barhenti merokok karena ingin belajar Falun Dafa lebih lanjut. Keesokan harinya ia bertekad untuk tidak merokok lagi, dan ternyata dia berhasil melakukannya hingga hari ini.

Saat akhir acara, beberapa praktisi mengatakan kegiatan bersama tersebut sangat bermanfaat bagi peningkatan kultivasi mereka. Ada beberapa praktisi yang sempat berhenti berkultivasi Dafa selama beberapa tahun karena kesibukan dan banyaknya godaan di tengah masyarakat modern saat ini. Setelah mengikuti kegiatan secara penuh, mereka merasa kembali termotivasi untuk berkultivasi lebih rajin.