Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mengultivasi Diri Sendiri Saat Merasa Disalahkan

13 Jan. 2024 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Saya telah bekerja sebagai pembantu rumah tangga bibi saya selama 14 tahun. Dia adalah pensiunan kepala sekolah dasar berusia 83 tahun. Selama bertahun-tahun saya rukun dengan keluarganya, karena saya selalu mengikuti ajaran Guru Li, pencipta Falun Dafa. Saya mencari ke dalam, memikirkan kebutuhan orang lain terlebih dahulu, dan berbuat baik untuk orang lain. Orang-orang di sekitar saya merasa bahwa praktisi Falun Dafa memiliki moral yang mulia, lurus, dan meyakinkan, serta mereka memahami bahwa Falun Dafa baik.

Makan siang untuk pembantu rumah tangga penuh waktu biasanya disediakan oleh majikan. Namun, untuk makan siang saya membawa sendiri setiap hari selama lebih dari 10 tahun untuk menghemat uang bibi saya. Saya menggunakan peralatan, seperti AC, dengan hati-hati dan hanya sesuai dengan kebutuhan bibi saya. Saya melakukan segalanya seperti yang saya lakukan di rumah saya sendiri. Saya membersihkan rumah setiap hari dan menjaga lingkungan dalam ruangan tetap segar, bersih, dan tembus cahaya, yang membuat dia dan seluruh keluarga bahagia. Mereka berulang kali memuji saya: “Dulu kami mempekerjakan beberapa orang, namun tidak ada yang bertanggung jawab dan terbebas dari masalah seperti anda. Anda benar-benar berbeda dari yang lain.” Kedua putra dan menantunya adalah pejabat. Mereka mengetahui fakta kebenaran tentang Dafa, namun mereka tidak mengatakannya secara eksplisit.

Suatu hari sebelum Tahun Baru Imlek tahun 2021, bibi memberitahu saya bahwa dia akan memberi saya libur setengah hari besok paginya, dan saya hanya perlu datang pada jam 13:00 siang untuk menyiapkan makan malam Tahun Baru untuk keluarga mereka yang beranggotakan tujuh orang, membuat pangsit dan memasak enam hidangan. Mengingat saya mungkin tidak punya cukup waktu hanya di sore hari, saya memutuskan untuk pergi ke rumah bibi besok paginya untuk mulai menyiapkan makan siang dan makan malam. Begitu saya masuk, bibi saya tidak senang melihat saya. Dia telah memberi saya setengah hari libur, namun saya tetap datang di pagi hari. Dia berkata bahwa saya membuatnya merasa bahwa dia tidak menepati janjinya. Tidak peduli bagaimana saya menjelaskannya, dia tidak senang. Saya merasa sedih dan menangis saat bekerja di dapur. Saya merasa dipersalahkan dan tidak mengucapkan sepatah kata pun saat kami berdua makan siang. Kemudian saya mulai menyiapkan makan malam mereka. Setelah beberapa saat, saya selesai bekerjaa. Saya mengucapkan selamat tinggal dengan dingin dan bergegas pulang untuk menyiapkan makan malam Tahun Baru keluarga saya sendiri.

Setelah makan malam, hati saya masih merasa kesal. Setelah meletakkan sumpit dan mangkuk, saya duduk di tempat tidur dengan linglung. Rasanya sulit untuk menghilangkan rasa sedih di hati saya. Pada saat ini, ajaran Guru tiba-tiba terlintas di benak saya:

“Orang Xiulian
Mencari kesalahan pada diri sendiri
Berbagai sifat hati manusia banyak yang disingkirkan
Cobaan besar maupun kecil jangan sampai gagal
Yang benar adalah dia
Yang salah adalah aku
Apa yang diperdebatkan?” (“Siapa Benar, Siapa Salah”, Hong Yin 3)

Ajaran Guru memiliki energi yang kuat, yang segera membangkitkan semangat saya. Pikiran saya tiba-tiba beralih dari mencari ke luar menjadi mencari ke dalam. Apa yang bibi katakan tentang kata-katanya mirip “kosong dan salah”… bukankah kata “kosong” ini sama dengan “tidak benar?” Bukankah kata “salah” ini berarti tidak benar? Apakah ini karena saya tidak sejati berkultivasi dan Guru menggunakan kata-kata bibi untuk menyadarkan saya? Guru telah berulang kali mengajarkan kita bahwa apa pun yang kita lakukan, kita harus memikirkan orang lain terlebih dahulu dan mempertimbangkan masalah dari sudut pandang orang lain. Kesalahan saya dalam hal ini adalah saya tidak memberi tahu bibi terlebih dahulu mengapa saya ingin datang kerja di pagi hari, sehingga dia dapat memahaminya sebelum saya datang. Selain itu, bibi saya mungkin memberi saya waktu istirahat untuk mengungkapkan kepuasan, simpati, dan rasa terima kasihnya atas pekerjaan saya. Dia bermaksud baik, tapi bingung dengan kelakuan saya.

Besok paginya saya segera minta maaf kepada bibi setelah saya tiba di rumahnya. Namun, bibi juga meminta maaf kepada saya karena meminta saya memasak terlalu banyak di sore hari. Kami berdua menitikkan air mata. Saya mengatakan kepada bibi bahwa saya akan merawatnya seperti saya merawat ibu saya sendiri yang berusia 88 tahun, karena Guru saya dengan jelas telah memerintahkan kami untuk bersikap baik kepada semua orang. Bibi saya berkata: “Ketika saya melihat anda membaca buku itu – Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa, setiap hari, saya pikir itu pasti buku bagus. Artinya, buku yang lurus! Dapatkah anda mencarikan bukunya untuk saya baca?” Saya dengan senang hati menyetujuinya.