Pengalaman Praktisi
Mengamati Bahayanya Bila Mengendurkan Diri Dan Tidak Gigih Maju
Oleh praktisi Falun Dafa di daratan China
(Minghui.org) Saya mulai
berlatih Falun Dafa pada tahun 1996. Saya selalu berpikir bahwa
saya dengan teguh percaya pada Fa dan Guru. Selama penganiayaan
kejahatan yang semakin merajalela, saya pernah dihukum tiga tahun
di kamp kerja paksa. Saya tidak pernah meragukan Guru atau Fa.
Meskipun demikian saya telah menempuh jalan yang salah karena
keterikatan hati terhadap rasa takut. Saya merasa sangat menyesal
ketika saya belakangan menyadari kesalahan saya.
Namun tahun lalu, beberapa hal berkembang di dalam pikiran saya
yang menyebabkan saya tidak percaya terhadap Guru dan Fa. Hati saya
tidak lagi tenang ketika belajar Fa, dan saya tidak dapat
memusatkan pikiran ketika memancarkan pikiran lulus. Saya malas
berlatih gerakan Dafa. Komunikasi saya dengan praktisi lain tidak
lancar dan saya tidak ingin melakukan apa pun. Ketika saya diminta
untuk berbagi pengalaman, saya merasa tidak mempunyai apa pun untuk
dikatakan dan tidak ingin menulis apa pun. Ketika saya
menerima edisi Mingguan Minghui No.247, saya melihat satu artikel
di dalamnya berjudul "Berawal dari diri kita untuk dapat secara
penuh melibatkan diri dalam pelurusan Fa." Kultivasi adalah sangat
serius dan waktu sangat terbatas. Saya tiba-tiba tersadarkan di
dalam hati. Saya memutuskan bahwa mulai saat ini, saya perlu
menyingkapkan unsur-unsur dan pemikiran yang tidak baik, yang
menghalangi saya untuk gigih maju. Saya harus secara menyeluruh
menyingkirkannya.
Saya telah ditahan selama tiga tahun, dan mengalami banyak
penderitaan. Saya telah menyingkirkan banyak keterikatan hati, oleh
karena itu saya pikir saya telah menyingkirkan keterikatan akan
nama, kepentingan pribadi dan rasa takut. Saya pikir bahwa saya
sangat gigih. Namun pada bulan Maret 2006, Clearwisdom.Net
mengungkap bagaimana kamp kematian dari partai jahat dengan kejam
mengambil dan menjual organ tubuh dari praktisi Falun Dafa yang
masih hidup. Saya terguncang dan merasa takut. Saya tidak
mengatakannya dengan suara keras, tetapi saya berkata dalam hati,
"Kamu harus berhati-hati. Jangan sampai ditangkap lagi." Bagaimana
saya bisa belajar Fa dengan baik dan berlatih gerakan, memancarkan
pikiran lurus dan klarifikasi fakta dengan keterikatan yang kuat di
dalam hati? Namun, saya tidak menyadari betapa berbahayanya pikiran
semacam ini hingga saya berbagi pengalaman ini sekarang. Bahkan
dengan semua keterikatan hati saya, Guru yang belas kasih masih
memperhatikan dan melindungi saya. Saya merasa telah mengecewakan
Guru.
Saya ingin menceritakan sesuatu pada kesempatan ini. Satu hari di
bulan Juni, beberapa praktisi dan saya berencana untuk menyebarkan
materi klarifikasi fakta ke sebuah desa. Kami lupa memancarkan
pikiran lurus sebelum berangkat dan kami tidak berkoordinasi dengan
baik. Akibatnya, kami kehilangan satu sama lain dalam perjalanan ke
tujuan, yang jelas merupakan gangguan dari kejahatan. Saya
seharusnya meyebarkan beberapa brosur, tetapi saya seperti tidak
tahu apa yang harus dilakukan. Hari sangat gelap dan saya
sendirian. Suatu pemikiran datang pada benak saya, "Jangan pergi.
Kamu tidak pernah ke desa tersebut sebelumnya dan kamu tidak
mengetahui jalan-jalan di sana. Kamu begitu ketakutan. Pulang saja
dan bakarlah semua materi itu. Tidak ada orang yang akan
mengetahuinya. Pulang sekarang, sudah jam 9.00 malam." Saya merasa
seperti ingin menangis. Untungnya, saya memutuskan untuk tidak
pulang. Saya mulai melafal puisi Guru, "Dewa yang Lurus" (dari Hong
Yin II),
"Berpikiran lurus dan berbuat lurus
Gigih maju tak berhenti
Memberantas setan-setan pengacau Fa
Bersikap bajik terhadap semua mahluk"
Ketika saya melafalkan puisi Guru, saya tidak merasa takut lagi.
Materi klarifikasi fakta adalah meminta orang-orang untuk mundur
dari partai jahat dan organisasi afiliasinya, juga berisi informasi
tentang pawai di seluruh dunia mendukung mereka yang mundur dari
partai. Materi tersebut juga menyingkap kejahatan partai yang telah
mengambil organ praktisi. Berpikir tentang isi dari materi
tersebut, saya baru menyadari bahwa saya semestinya tidak mengikuti
pengaturan kekuatan lama. Saya adalah praktisi Falun Dafa, dan Guru
melindungi saya. Saya juga dilindungi oleh para dewa dari berbagai
tingkat yang berbeda. Saya semestinya tidak takut apa pun. Saya
mulai memancarkan pikiran lurus dan memohon pada Guru untuk
memperkuat pikiran lurus saya. Dengan seketika, saya merasa menjadi
sangat besar dan tidak lagi merasa takut. Saya menyeruak melalui
ladang jagung dan menemukan sebuah jalan. Ada kuburan di sepanjang
jalan itu. Saya ingat Guru berkata, " Oleh karena itu kami
menemukan, ketika seorang manusia meninggal, hanya pada tingkat
ruang kita ini, lapisan elemen terbesar molekul inilah yang telah
rontok, sedang pada ruang lain tubuh itu tidaklah musnah" (Zhuan
Falun). Saya berkata pada diri bahwa tidak ada alasan apa pun untuk
menjadi takut. Ketika saya sampai di desa, saya mulai menyebarkan
brosur sambil memancarkan pikiran lurus. Ketika saya telah
menyelesaikan setengah perjalanan, saya menemukan beberapa materi
klarifikasi fakta telah terselip di bawah beberapa pintu rumah.
Saya menyadari bahwa praktisi lain telah melangkah ke sana, namun
tidak melihat seseorang pun. Saya kemudian kembali ke rumah.
Ketika saya tiba di rumah, saya merasa takut akan apa yang mungkin
terjadi. Saya tidak bisa membayangkan apa yang dapat terjadi jika
saya mengikuti pengaturan kekuatan lama dan jika tidak ada Guru
yang melindungi dan menguatkan saya. Saya telah menyingkirkan
banyak ketakutan sebagai hasil dari kejadian tersebut. Namun,
keterikatan saya akan nama dan kepentingan pribadi menjadi lebih
kuat, terutama terhadap kepentingan pribadi. Ketika kami kehilangan
uang, saya akan melampiaskan amarah pada suami dan saya terkadang
mengatakan akan menceraikannya. Kebetulan suami saya juga praktisi
Falun Dafa dan kami berhasil mengatasi persoalan kami. Kemudian
saya bertemu dengan beberapa praktisi lama lainnya dan menyadari
bahwa itu bukanlah diri saya yang sebenarnya. Hal tersebut
dipaksakan oleh kejahatan dan juga manifestasi dari karma pikiran
saya dan konsep manusia biasa. Perkawinan kami menjadi lebih
harmonis setelah saya menyadari hal ini.
Mengapa saya mengalami hal-hal seperti ini? Saya belajar Fa,
mencari ke dalam dan menemukan bahwa itu semua karena keegoisan
hati saya. Saya selalu takut kehilangan sesuatu sehingga saya
selalu memikirkan diri sendiri. Bahkan saat saya sedang menulis
artikel ini, saya mempunyai pemikiran yang egois untuk tidak
mengungkap keegoisan saya. Pelurusan Fa telah maju sejauh ini dan
waktunya terbatas. Sementara itu, saya masih berpegang pada konsep
manusia biasa di satu tangan dan prinsip-prinsip Dafa di tangan
yang lain. Saya mungkin tidak akan mendapatkan apa pun jika terus
berada pada keadaan ini. Alasan saya berbagi pengalaman adalah
membantu menyadarkan praktisi yang mempunyai masalah yang serupa
dengan saya. Jangan sampai menyadari masalah hanya setelah kita
berbuat kesalahan.
http://minghui.ca/mh/articles/2006/12/14/144648.html
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2006/12/27/81202.html