Mencairkan Hati
Orang-orang Dengan Belas Kasih dalam Mengklarifikasi
Fakta
Oleh: praktisi Falun Gong di provinsi
Hebei
(Minghui.org) Ketika saya melakukan klarifikasi fakta untuk pertama kalinya, saya merasa bibir saya seperti terkatup erat. Oleh karena itu, rekan praktisi saya mengambil alih pembicaraan. Apa yang bisa saya lakukan adalah memancarkan pikiran lurus. Pada hari itu, rekan-rekan praktisi berhasil membujuk 12 orang untuk mengundurkan diri dari Partai Komunis China (PKC), Liga Pemuda dan Pioner Pemuda dalam waktu satu jam. Setelah saya pulang ke rumah, saya memutuskan untuk membuka mulut saya dan mengklarifikasi fakta pada kesempatan berikutnya.
Pada kesempatan kedua, ketika rekan praktisi sedang mengklarifikasi fakta kepada orang, saya menambahkan beberapa patah kata pada saat-saat tertentu. Hasilnya cukup bagus. Para praktisi lain mendorong saya untuk mencoba lagi. Kemudian, ketika pergi sendiri, saya berusaha keras untuk membuka mulut saya. Tetapi ketika kesempatan datang, jantung saya mulai berdetak kencang. Bagaimana pun saya berusaha keras, saya tidak dapat membuka mulut saya. Akhirnya saya berhasil berbicara pada seseorang. Saya terkejut, dia setuju untuk keluar dari PKC. Saya terlalu gembira karena saking tidak percaya. Tetapi ketika saya berbicara pada orang berikutnya, dia mengeluarkan kata-kata kasar pada saya. Penghinaan di depan publik membuat tubuh saya dingin. Saya merasa seperti beku. Kemudian saya terus menyalahkan diri sendiri karena tidak mampu mengatasi masalah.
Malam itu, beberapa rekan praktisi mengajak saya untuk berkumpul berbagi pengalaman kultivasi. Saya ceritakan pada semuanya apa yang terjadi pada hari itu dan semuanya tertawa. Seorang kakak mencoba untuk mendorong saya. Dia berkata: “Kau mempunyai suara yang bagus dan senyum yang ramah. Saya percaya bahwa kau akan mengklarifikasi fakta dengan baik.” Praktisi lain mengatakan, “Sebenarnya, apa yang menahanmu untuk membuka mulut adalah bukan diri kamu. Itu berasal dari dimensi lain.” Saya menyadari apa yang dia katakan. Ya! Ini adalah benda yang buruk yang menghalangi saya menyelamatkan makhluk hidup. Namun, saya menganggapnya sebagai bagian dari diri saya. Saya menyadari akar permasalahannya.
Ketika pulang ke rumah pada malam itu, saya mencari ke dalam dengan saksama. Mengapa unsur buruk dapat meringtangi saya? Mungkin dikarenakan saya berusaha mengklarifikasi fakta dengan pikiran manusia. Akar ini menyebabkan keegoisan. Saya menyembunyikan suatu keegoisan ketika mengklarifikasi fakta. Saya ingin meningkatkan tingkat kultivasi saya dengan melakukan tiga hal. Saya khawatir tertinggal di belakang. Itulah alasan mengapa saya memaksa diri untuk mengklarifikasi fakta. Kekuatan lama pasti telah melihat keegoisan saya dan, karena itu, menemukan sebuah alasan untuk gangguan. Guru mengatakan:
“Bila benar-benar dapat meningkatkan diri seperti ini, hal-hal yang kalian lakukan dalam kondisi hati yang murni barulah merupakan perbuatan yang terbaik, barulah merupakan yang paling sakral.” (“Pemahaman Lebih lanjut” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)
Sebenarnya, “keegoisan” bukanlah sifat saya. Ialah penumpukan konsep-konsep yang saya dapatkan selama beberapa tahun terakhir.
Apa yang saya lakukan sekarang adalah suatu pemenuhan terhadap Hukum Alam yang Agung—Sejati, Baik, Sabar. Fa mencakup segala hal di alam semesta dan tidak ada kebocoran apa pun. Bagaimana saya bisa dihalangi oleh karma dan konsep-konsep semacam itu? Begitu saya mendapat pemahaman ini, saya meletakkan tangan kanan saya di depan dada dan memancarkan pikiran lurus. Saya katakan pada diri saya sendiri, “Musnahkan segala ketakutan didalam dimensi saya. Lenyapkan ketakutan akan ditangkap, ketakutan akan penolakan, kesombongan dan segala macam kejahatan yang menghalangi saya mengklarifikasi fakta. Kekuatan lama tidak pantas menguji saya dengan hal-hal ini. Tidak ada kehidupan yang boleh mengganggu Pelurusan Fa Guru.” Setelah selesai memancarkan pikiran lurus, saya merasa lebih rileks dan murni di hati saya.
Pada hari berikutnya, saya sedang dalam perjalanan ke pasar untuk berbelanja ketika saya melihat seseorang sedang berdiri di pinggir jalan. Pikiran saya benar-benar tenang sebelum berjalan menuju ke arahnya untuk mengklarifikasi fakta. Dia setuju untuk keluar dari PKC. Setelah itu, saya berjalan menuju ke sebuah toko kecil dan melihat pegawainya berada di dalam. Saya berpikir, “Saya harus menyelamatkan kamu!” ketika saya berada dua langkah dari pintu masuk, saya teringat puisi Guru. Guru berkata:
“Datang dengan membawa prinsip kebenaran yang
sebagaimana diharapkan
Mengarungi empat samudera dengan tiada batasan dan ikatan
Prinsip Fa-nya menyebar luas keseluruh dunia bagaikan jalan
mulia.
Dengan membawa penuh mahluk hidup, perahu Fa-pun berlayar”
(“Tathagatha” dari Hong Yin II)
Saya dipenuhi dengan perasaan suci. Pada saat itu, saya tidak memikirkan diri saya sendiri. Sebaliknya, saya hanya memikirkan tentang penyelamatan makhluk hidup. Sebelum ada sejarah tentang umat manusia, para makhluk hidup ini telah memberi tahu kita, “Jangan tinggalkan saya di tengah kerumunan!” Air mata saya mengalir, dan saya berjalan ke toko tersebut. Mata penjaga toko itu bercahaya ketika melihat saya, sepertinya dia sedang menunggu saya. Saya merasa terbungkus dengan cahaya suci. Saya merasa Guru dan para dewa sedang melihat saya. Saya mendekati pegawai itu dengan tersenyum dan hanya dengan beberapa kata dia setuju keluar dari PKC.
Sejak saat itu, pekerjaan klarifikasi fakta menjadi suatu hal yang mudah bagi saya meskipun saya harus menghadapi ujian Xinxing (watak, kualitas moral). Saya sedang mengklarifikasi fakta kepada dua wanita muda di pemberhentian bus ketika seorang wanita setengah baya yang mengenakan pakaian mahal mendengar omongan saya dan memandang saya dengan tatapan menghina. Ketika berada di dalam bus, saya berpikir untuk memberinya kesempatan karena dia telah mendengar saya. Dengan sengaja saya mengambil tempat duduk di depannya dan bertanya padanya, “Anda pasti sudah mendengar apa yang saya katakan pada dua wanita muda tadi. Mengapa anda tidak keluar dari PKC juga?” Dia mulai marah dan berteriak-teriak. Banyak orang didalam bus menolehkan kepala mereka dan menonton keributan.
Saya teringat dengan apa yang diajarkan oleh
Guru di Zhuan Falun. Guru berkata:
“Saya katakan ini masih belum cukup, kelak boleh jadi justru di
depan orang yang paling anda khawatirkan untuk kehilangan muka, ada
yang memberi anda dua buah tamparan, agar anda menjadi malu,
bagaimana anda menyikapi hal ini, dilihat apakah anda dapat
bertahan Ren.” (“Orang Dengan Bakat Kemampuan Besar,” Ceramah
Sembilan Zhuan Falun)
Sebelum saya berlatih Falun Gong, saya merasa sangat putus asa. Selama beberapa tahun berkultivasi, saya telah mencoba untuk menghilangkan keterikatan saya terhadap kesombongan. Tetapi pada waktu itu, saya merasa lebih buruk dibanding ditampar orang di muka umum. Ini benar-benar merupakan ujian Xinxing. Saya berusaha mengontrol emosi saya ketika beradu argumen dengannya. Saya berpikir, “Saya berusaha menyelamatkanmu. Jika kau menolak untuk diselamatkan, saya akan pergi dan menyelamatkan orang lain.” Sementara dia meneriakkan kata-kata hinaan, saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan elemen iblis di belakangnya. Sementara itu, saya mohon bantuan Guru untuk memperkuat pikiran lurus saya. Saya berharap praktisi lain akan bertemu dengannya dan menyelamatkannya. Saya mohon pada Guru untuk memberinya kesempatan lagi.
Setelah saya turun dari bus, saya merasa kekuatan hitam menyerang tubuh saya. Lutut saya terasa lemah. Halangan yang sama sekali lagi merintangi saya mengklarifikasi fakta. Saya menduga-duga alasan apa dengan serangan ini. “Dia menghinamu dan mengancam akan melaporkanmu ke polisi. Kamu pasti telah kehilangan rasa percaya diri. Mengapa kamu tidak menyerah saja?” Tetapi kali ini saya melihat tipuan iblis. Guru berkata:
“...dingin, kamu membuat saya dingin, kamu ingin membekukan saya? Saya bahkan lebih dingin dari kamu, saya yang membekukan kamu.” (“Ceramah Fa dan Penguraian Fa pada Konferensi Fa di Amerika Barat Saat Hari Yuan Siao Tahun 2003”)
Berkat Fa, praktisi Falun Gong memiliki belas kasih untuk mencairkan baja dan besi. Siapa yang takut akan es kecil? Saya tidak akan dibekukan oleh kejahatan ini! Kemudian saya melihat tiga orang berdiri di peron. Saya berjalan ke arah mereka dan sukses membujuk mereka keluar dari PKC. Lalu saya memutuskan untuk tidak naik bus. Lebih baik saya pulang ke rumah dengan berjalan kaki saja? Saya bisa mengklarifikasi fakta dalam perjalanan pulang. Perjalanannya hanya membutuhkan sekitar 20 menit dari peron ke tempat dekat rumah saya dimana saya bisa bertemu dengan rekan praktisi. Kurang dari 20 menit, sepuluh orang setuju untuk keluar dari PKC.
Akhir-akhir ini saya mulai mengklarifikasi fakta dengan saling bertatap muka. Bagi rekan-rekan praktisi yang baru mulai dan telah melakukannya dengan baik, saya merasa malu. Untungnya rekan praktisi terus membantu saya dan menggandeng saya ketika saya mengklarifikasi fakta. Berkat bantuan dan dukungan mereka, saya mampu mengatasi rintangan. Terkadang saya memikirkan kenyataan bahwa ada sekitar 100 juta praktisi Falun Gong sebelum penganiayaan itu dimulai. Bila setengah dari mereka dapat keluar dan mengklarifikasi fakta dan jika setiap orang dapat membujuk satu orang untuk keluar dari PKC, maka akan ada 50 juta orang yang mengundurkan diri dari PKC setiap hari! Hal ini sangat baik untuk kultivasi pribadi, tetapi lebih penting lagi bagi para praktisi Falun Gong untuk maju dalam satu tubuh! Jika mereka yang baik dalam mengklarifikasi fakta mengajari dan membantu yang lainnya yang belum begitu bagus atau yang mempunyai kesulitan, kita akan meningkat lebih cepat sebagai satu kesatuan tubuh. Selama kita belajar Fa dengan baik dan mempunyai pikiran lurus yang memadai, semua orang dari kita akan mampu mengklarifikasi fakta.
Ini adalah pemahaman saya. Mohon tunjukkan jika terdapat kesalahan.
Chinese version: http://minghui.ca/mh/articles/2007/2/26/149730.html
English : http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/3/12/83459.html