Pengalaman Praktisi
Keterikatan Hati Tersembunyi Di Balik Sikap Yang Tenang
(Minghui.org) Baru-baru
ini, saya bersembunyi di rumah saudara perempuan saya selama dua
hari karena saya gagal menjaga Xinxing (kualitas moral) saya akibat
konflik kecil dengan seorang rekan praktisi yang bekerja dengan
saya. Saya kembali ke rumah setelah pikiran jernih kembali. Orang
lain tidaklah mampu memahami perilaku saya yang ekstrim kali ini,
sebab mereka sebelumnya berpikir bahwa saya tidak biasanya
bertengkar dengan orang lain, bahkan disaat seseorang menunjukkan
kekurangan saya, dan saya nampak bersikap sangat toleran terhadap
yang lain. Mengapa saya menjadi sangat marah? Setelah Guru memberi
saya beberapa isyarat yang belas kasih dan setelah mendiskusikannya
dengan praktisi lain, saya secara berangsur-angsur mampu mengenali
apa di balik sikap saya yang tenang - suatu keterikatan hati akan
nama dan perolehan pribadi.
Sebelum saya mulai berkultivasi, hampir tak seorang pun dapat
menduga perasaan saya yang sebenarnya dari ekspresi muka saya. Saya
selalu berpikir bahwa ini adalah aset pribadi saya yang paling
besar, yang menjaga saya dari perasaan terluka, dan saya sangat
bangga akan hal ini.
Setelah saya mulai berkultivasi, mentalitas yang menyimpang ini
masih sangat dalam tertanam di dalam kepribadian saya. Pada
permukaan, saya nampak tidak pernah panik atau bertengkar dengan
orang lain, tetapi di lubuk hati yang terdalam, saya masih merasa
marah, dan memegang erat-erat keterikatan hati saya serta menolak
untuk berubah. Pada saat saya tidak secara terbuka berdebat dengan
orang lain, rekan praktisi yang lain berpikir bahwa saya telah
berkultivasi dengan baik dan saya merasa bangga ketika mereka
berkomentar bahwa saya tidak pernah berdebat. Sesungguhnya, ini
semua adalah berpura-pura hingga sekarang sebab saya belum
mengkultivasikan bagian ini dengan baik.
Kali ini, konflik saya dengan praktisi yang lain menyentuh
keterikatan hati saya yang tersembunyi dalam-dalam, yaitu
keterikatan akan nama dan perolehan pribadi. Darah saya mendidih,
dan saya tidak dapat berpura-pura lebih lama lagi. Saya tidak lagi
peduli bagaimana praktisi yang lain berpikir tentang saya atau
tentang tanggung jawab saya sebagai praktisi Dafa, dan pada
akhirnya saya melarikan diri dari masalah.
Mengingat kembali peristiwa ini, saya mengenali bahwa itu adalah
sangat berbahaya, sebab saya tidak pernah dengan sungguh-sungguh
melepaskan keterikatan ini dan telah meninggalkan suatu jurang
pemisah yang sangat besar! Saya dengan sungguh-sungguh ingin
berterima kasih kepada Guru kita yang agung atas belas kasihnya
terhadap para pengikut. Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan
praktisi!
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2007/6/5/156306.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/6/19/86916.html