(Minghui.org) Pawai
Kuta Karnival Bali diselenggarakan setiap tahun dalam rangka
memperingati Pasca Bom Bali. Rute karnaval ini akan melewati lokasi
terjadinya bom Bali. Selama lima tahun ini, praktisi Falun Dafa
selalu mendapat undangan untuk ikut serta memeriahkan karnaval
tersebut. Kemegahan Falun Dafa dalam pawai tersebut pernah
mendapatkan penghargaan sebagai juara terbaik.
Namun pada tahun keenam ini, yang diselenggarakan pada 26 Oktober
2008, keikutsertaan Falun Dafa tiba-tiba dibatalkan, karena
disinyalir ada intervensi dari Kedutaan Besar China. Para praktisi
menyakini bahwa kegiatan yang mereka lakukan tidak melanggar hukum
apapun, dan merupakan hak warga negara Indonesia untuk berserikat
dan berkumpul, maka praktisi Falun Dafa di Bali mengadakan kegiatan
latihan dan atraksi genderang pinggang di pantai Kuta, Bali.
Kegiatan ini berjarak sekitar satu kilometer dari acara Pawai Kuta
Karnival Bali.
Tarian Gendrang Pinggang |
Latihan Falun Dafa |
Kegiatan ini bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat umum bahwa Falun Dafa adalah baik. Latihannya yang tenang dan damai, tidaklah menakutkan seperti anggapan aparat keamanan yang merasa khawatir bisa mengganggu keamanan selama berlangsungnya Asian Beach Game (ABG) yang pertama ini. Praktisi tetap melakukan kegiatan mereka meskipun mendapat berbagai macam tekanan. Sebaliknya, praktisi tetap dengan sabar dan tenang menghadapi semua ini.
Para penonton mengambil Gambar |
Sebelum acara dimulai, aparat keamanan
memberikan peringatan keras kepada para praktisi untuk tidak
melakukan latihan, bahkan sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak
pantas. Namun para praktisi tetap melakukan latihan dan memainkan
genderang pinggang yang menjadi tontonan menarik bagi para
wisatawan asing dan lokal. Banyak turis asing secara antusias
mengambil gambar para praktisi yang sedang latihan ataupun main
genderang pinggang. Praktisi muda sambil berlari-lari kecil
membagikan hadiah bunga lotus kertas kepada para pengunjung pantai
Kuta. Sungguh hal yang menarik bagi para wisatawan, namun mereka
tidak tahu bahwa para praktisi sedang menghadapi tekanan
berat.
Beberapa praktisi telah mendatangi pihak panitia Kuta Karnival Bali
untuk menanyakan alasan mengapa mereka membatalkan keikutsertaan
Falun Dafa pawai tahun ini? Pihak panitia justru sangat
menyayangkan dan merasa kehilangan serta merasa ada yang kurang
tanpa kehadiran Falun Dafa. Selama lima tahun ini, keikutsertaan
Falun Dafa tidak ada masalah. Malahan sebaliknya, Pawai Kuta
Karnival Bali bertambah lebih meriah karena kehadiran Falun Dafa.
Hal ini terbukti dengan mendapatkan piagam-piagam penghargaan dari
panitia karnaval atas aspirasi dan referensi dari masyarakat yang
merasa terhibur dengan berbagai kesenian yang ditampilkan oleh para
praktisi Falun Dafa pada setiap pawai sebelumnya.
Secara jujur, panitia merasa tidak berdaya dengan tekanan-tekanan
yang dilakukan oleh aparat keamanan. Hanya karena alasan menjaga
keamanan berlangsungnya ABG, dari tanggal 18-26 Oktober 2008,
segala kegiatan Falun Dafa dibatasi. Panitia telah berusaha keras
untuk memperjuangkan keikutsertaan Falun Dafa, karena panitia
mengetahui kebenaran terhadap Falun Dafa.
Menurut seorang praktisi, bahwa ABG juga diikuti oleh kontingen
yang berasal dari negara China. Sedangkan Falun Dafa dilarang di
China, dimana rejim PKC menyiarkan propaganda kepada rakyatnya
bahwa Falun Dafa tidak eksis di luar negeri. Kalau seandainya
kontingen China melihat ada banyak praktisi Falun Dafa yang
berlatih di luar China, ini tentu menampar muka sendiri rejim PKC.
Oleh sebab itu, aparat keamanan menghentikan segala aktivitas Falun
Dafa selama berlangsungnya ABG dengan alasan menjaga hubungan baik
dengan China. Ini adalah alasan yang tidak berdasar, sebuah latihan
yang tenang dan damai bisa mengganggu keamanan serta kerjasama
bilateral dengan China? Inilah liciknya rejim PKC menggunakan
diplomasi politiknya untuk menekan praktisi di sini. Ungkap
praktisi itu.
Dengan kesabaran dan pikiran lurus, praktisi Falun Dafa di Bali
berhasil menuntaskan kegiatan mereka pada pukul 18.10.