(Minghui.org) Setelah dipenjara selama dua
tahun, praktisi Falun Gong, Pu Dongwei baru-baru ini diselamatkan
dan sekarang berada di Amerika Serikat bersama putrinya yang
berumur 3 tahun serta berkumpul kembali dengan istrinya, Lou
Hongwei. Pu Dongwei menyatakan apresiasinya kepada orang-orang dan
organisasi-organisasi yang telah membantu menyelamatkannya. Ia juga
berharap orang-orang yang baik hati ini, organisasi-organisasi, dan
para pemerintahan yang terus berupaya untuk membantu menyelamatkan
praktisi Falun Gong yang masih dipenjara di China.
Pu Dongwei, putrinya berumur 3
tahun, dan istrinya, Lou Hongwei
Pu Dongwei mulai berlatih Falun
Gong pada 1996. Pada tanggal 19 Mei 2006, dia ditangkap oleh
petugas dari Departemen Kepolisian Haidian di Beijing. Pada tanggal
5 Agustus 2006, dia dihukum dua setengah tahun kerja paksa karena
memiliki 80 materi informasi Falun Gong di rumahnya.
Istrinya, seorang warga Amerika, dan para praktisi lain di luar
negeri telah berusaha untuk menyelamatkannya sejak itu.
Tanggal 31 Agustus 2006, Amnesty International mengumumkan bahwa Pu
Dongwei dipenjara dan dalam bahaya disiksa.
Pada 7 September 2006, Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi
untuk meminta pemerintah China agar membebaskan Pu Dongwei,
pengacara HAM Gao Zhisheng, dan aktivis HAM lainnya.
Pada Agustus 2007, delapan anggota kongres Amerika Serikat menulis
surat kepada walikota Beijing dan kepala Kamp Kerja Paksa Tuanhe
dimana Pu Dongwei disekap, menyatakan keprihatinan mereka
terhadapnya. Mereka menunjukkan didalam surat mereka bahwa
penahanan Pu Dongwei adalah melanggar HAM.
Tanggal 10 Desember 2007, Amnesty International mengeluarkan
pernyataan pers untuk menyerukan upaya secara global untuk membantu
menyelamatkan Pu Dongwei. AI mengimbau anggotanya untuk memasukan
Pu Dongwei didalam Write-A-Thon Action dan menulis surat kepada
pemerintah China, meminta pembebasannya.
Pada 17 Juli 2008, Daniel Cohn-Bendit, presiden grup Greens
European Free Alliance di Parlemen Eropa, menyampaikan daftar tujuh
orang China yang dipenjara, termasuk Pu Dongwei, kepada presiden
Perancis, meminta bantuannya.
Pu Dongwei mengatakan bahwa dukungan internasional seperti ini
menggunakan tekanan terhadap pemerintah China karena mereka takut
pelanggaran HAM mereka tersingkap di komunitas internasional.
Ketika dia dipenjara, polisi memberi tahu dia bahwa bahkan
pemerintah Amerika sedang berusaha membantunya.
Pu Dongwei mengatakan, “Kesan terdalam berada di Amerika adalah
bahwa saya memiliki kebebasan. Saya dapat berlatih dengan bebas,
dimana dipenjara di China, dimana orang-orang harus membayar jiwa
demi keyakinan mereka. Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan
hidup di luar negeri. Istri dan saya selalu ingin memberi
kontribusi bagi negara kami sendiri. Tetapi sekarang, sehubungan
dengan penindasan, saya tidak dapat kembali ke negara asal kami,”
ucapnya dengan sedih.
Pu Dongwei mengatakan bahwa penindasan masih terus berlangsung,
hingga dia menyerukan kepada orang-orang yang memiliki rasa
keadilan untuk membantu menyelamatkan mereka yang masih dipenjara
di China karena keyakinan mereka.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2008/12/8/191280.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/12/12/102937.html