(Minghui.org) Saya mendapat pencerahan atas sebuah persoalan ketika saya baru saja pergi ke luar berjalan-jalan dan saya hendak menuliskannya untuk berbagi dengan rekan-rekan praktisi. Ini mengenai tanggung jawab dan penganiayaan. Para praktisi Dafa mempunyai tanggung jawab untuk menyelamatkan mahluk hidup. Tapi dalam proses melakukan hal tersebut, mereka menanggung resiko dianiaya oleh PKC. Menempatkan diri di antara tanggung jawab dan penganiayaan, seseorang akan menemukan bahwa sangatlah sulit untuk maju atau mundur, karena di depan adalah penganiayaan, sementara di belakang adalah tanggung jawab.
Karena kita berkultivasi untuk
menjadi Sang Sadar, kita harus menggunakan kriteria Sang Sadar atau
standar Dewa. Dewa tidak akan tergerak hatinya oleh faktor-faktor
luar. Segala sesuatu yang dewa lakukan seluruhnya keluar dari
keinginan yang penuh belas kasih. Dia memberi tanpa syarat atau
tanpa mengharapkan imbalan. Dia tidak meminta apa pun. Jika Dewa
berhadapan dengan situasi seperti yang terjadi di China saat ini,
di sana hanya ada satu yang dipikirkan dalam hati—menyelamatkan
mahluk hidup. Dewa tidak akan ragu karena dihadapkan pada
penganiayaan. Guru menyelamatkan kita karena Beliau berbelas kasih
kepada kita. Mengapa kita tidak dapat belajar dari Guru dan
memperlakukan mahluk hidup dengan hati yang penuh belas kasih,
serta menyelamatkan mereka tanpa syarat atau
pertimbangan-pertimbangan. Ini adalah belas kasih yang
sejati.
Jika seseorang menyikapi penyelamatan mahluk hidup sebagai
pemenuhan sebuah tanggung jawab, maka ini adalah sebuah tindakan
yang pasif, atau sebuah reaksi untuk memenuhi sebuah permintaan.
Ini bukanlah pikiran dari keinginan orang itu sendiri. Dia akan
menghindar jika berhadapan dengan penganiayaan, karena dia
memandang masalah masih berdasarkan kepentingannya sendiri. Dia
perlu merubah dasar dari bagaimana memandang suatu masalah. Hanya
ketika dia dapat benar-benar memandang suatu masalah dari sudut
pandang mahluk hidup, dan memandang sesuatu dari perspektif
bagaimana untuk mencapai yang terbaik dari apa yang Guru harapkan,
dapat melepaskan ego serta tidak takut pada penganiayaan, dia tanpa
gentar dapat maju ke depan dan menyelamatkan mahluk hidup serta
memenuhi sumpah janji prasejarahnya. Dengan cara ini, dengan
pikiran lurus yang kuat, kejahatan tidak akan berani menganiaya
lagi.