Wawancara dengan Contralto Yang Jiansheng dari Divine Performing Arts
Oleh: reporter Minghu Xue Li
(Minghui.org) Pertama kali bertemu dengan Yang Jiansheng beberapa tahun yang lalu di sebuah konser besar di Kota New York. Dia sedang menyanyikan lagu Tionghoa, dan mengenakan gaun Tionghoa yang elegan. Beberapa penonton barat mengatakan bahwa suara Yang seperti membangkitkan sesuatu di dalam hati mereka dan membuat mereka ingin menangis. Ketika dia datang ke Hamburg, Jerman bersama dengan Divine Performing Arts, saya berkesempatan untuk mewawancarai dia di ruang rias.
Contralto terkenal Yang Jiansheng tinggal di
Hamburg, Jerman. Sebelumnya, dia adalah seorang penyanyi di Central
Philharmonic Society of China dan mempunyai musisi terkenal sebagai
gurunya, yakni Shen Xiang, isterinya Li Jinwei, Gino Becki dan
Nicola Rossi-Lemeni. Yang datang ke Jerman atas undangan Hamburg
State Opera, dan dia mengadakan sejumlah konser di Jerman.
Reporter: Anda tinggal di Hamburg selama bertahun-tahun dan
mengadakan banyak konser di sini. Banyak penonton pernah mendengar
nyanyian anda. Apa perbedaannya dalam pertunjukan kali ini?
Yang: Ini berbeda sebab pertunjukan kami kali ini memfokuskan pada
budaya tradisional Tiongkok.
Reporter: Apakah lebih mudah menyanyi dalam bahasa Mandarin?
Yang: Tidak, sebenarnya lebih sulit sebab latihan suara saya dalam
gaya nyanyian barat. Pengucapan kata-kata Mandarin lebih rumit
dibanding Italia dan penempatan dari pengucapan kata-kata
berbeda.
Reporter: Bagaimana cara anda membuat transisi?
Yang: Metode pengaturan artikulasi suara yang saya pelajari adalah
metode barat. Merupakan keseluruhan sistem pelatihan. Apa yang saya
nyanyikan adalah pekerjaan sesungguhnya. Saya bernyanyi dalam
bahasa Jerman jika nyanyian ditulis dalam bahasa Jerman, Perancis
jika ditulis dalam bahasa Perancis, Italia jika ditulis dalam
bahasa Italia. Ketika saya mulai menyanyi karya Tionghoa pada
sebuah konser, dari Dinasti Tang 1.300 tahun yang lalu, beralih ke
lagu rakyat China dan modern, saya harus banyak belajar. Pada waktu
itu, saya menyadari bahwa menyanyi dalam bahasa Mandarin lebih
sulit dibandingkan dalam bahasa barat. Konser itu membuat saya
ingin mencari akar saya sendiri. Maka itu saya mengadakan konser
China dan menemukan sebuah pelajaran bagi diri saya sendiri.
Semenjak itu, saya menemukan bahwa budaya Tionghoa adalah luas dan
mendalam, dan banyak sekali bagian-bagian yang dapat digali. Dengan
hanya lagu-lagu rakyat saja, seseorang bisa mengadakan dua konser.
Setelah saya mulai berkultivasi, saya menyadari bahwa budaya
tradisional Tiongkok adalah budaya dewata. Jadi budaya tradisional
Tiongkok berasal dari tempat lain. Anda lihat, tulisan Mandarin
terdiri dari blok segi empat sementara yang lain terdiri dari
huruf.
Reporter: Apakah bagian yang anda menyanyikan mempengaruhi
anda?
Yang: Banyak mempengaruhi saya. Di masa lalu, apa yang saya
nyanyikan mencakup perasaan manusia. Ada dua tema abadi: kematian
dan cinta, tema kemanusiaan, dan apa yang saya nyanyikan sekarang
adalah tentang kehidupan abadi dan bagaimana cara mencapai
keabadian, bagaimana caranya melepaskan diri dari siklus
reinkarnasi dari samsara. Ini adalah tentang kembali ke jati diri
seseorang.
Reporter: Apakah anda merasakan perbedaan ketika anda menyanyikan
dua tema yang berbeda?
Yang: Tentu saja. Di masa lalu, saya terbenam dalam perasaan
keterikatan manusia. Saya tidak bisa terlepas dari
perasaan-perasaan itu dan saya selalu sangat gugup di atas pentas.
Sekarang saya tidak gugup lagi. Sama sekali tidak gugup.
Reporter: Lagu apa yang anda siapkan untuk teman-teman lama dan
baru anda di Hamburg kali ini? Tema apa?
Yang: Disebut "Kebangkitan." Mengingat kembali kepahitan dari
siklus reinkarnasi dari samsara, mengingat kembali kenangan
terdalam umat manusia dan menemukan jati diri sendiri. Tentang
bagaimana caranya menemukan jati diri yang hilang. Saya akan
menceritakan kepada pendengar saya tentang hal ini.
Reporter: Bagaimana anda menjadi seorang penyanyi?
Yang: Sepertinya sudah menjadi takdir saya. Orang tua saya adalah
seniman dan saya tumbuh di dalam lingkungan itu. Saya melihat
orang-orang mementaskan pertunjukan di atas panggung, dan mereka
juga membuat pertunjukan didalam kehidupan nyata. Tetapi saya tidak
suka. Saya bersumpah bahwa saya tidak akan masuk ke lingkungan itu.
Saya pergi ke desa selama tiga tahun selama Revolusi Kebudayaan,
dimana putri dari salah satu teman ibu saya menemui saya, dan dia
mengatakan kepadanya, "Anakmu memiliki suara yang sangat
bagus."
Pada waktu itu, saya pikir bahwa orang-orang berkata suara saya
sangat dalam, tetapi saya tidak pernah berpikir untuk menyanyi. Ibu
berkata pada saya, "Benar. Ibu akan memperkenalkan seorang guru
kepadamu." Maka itu saya bertemu dengan guru saya yang pertama.
Guru mendengar saya menyanyi dan berkata, "Kamu menyanyi dengan
baik. Sekarang coba bagian vokal yang lain." Ketika saya
mencobanya, guru mengatakan bahwa tak satupun bersuara cukup
jernih. Ia meragukan saya bisa menyanyi. Ketika saya mendengarnya,
saya ingin mencoba lagi. Saya sudah bisa menyanyi, mengapa saya
tidak bisa menyanyi? Saya tahu bahwa saya bisa.
Guru ini kemudian mulai melatih saya. Kemudian saya berkesempatan
bertemu dengan Guru Shan Xiang yang merupakan guru terbaik pada
waktu itu. Ia merekomendasikan saya kepada The Central Conservatory
of Music.
Reporter: Apakah merupakan lompatan besar untuk berpartisipadi
dengan Divine Performing Arts?
Yang: Ini merupakan lompatan besar dalam kaitannya dengan kapasitas
saya. Apa yang saya nyanyikan sekarang mempunyai makna yang sangat
dalam dan berhubungan dengan kehidupan dan masa depan. Seseorang
harus mempunyai kapasitas besar untuk mampu menyanyikannya.
Reporter: Bernyanyi dengan topik seluas itu dalam bahasa Mandarin,
apakah anda berpikir pendengar barat dapat memahami?
Yang: Kami telah menerjemahkan lirik lagunya, dan musiknya sendiri
tidak terbatas. Banyak penonton Barat tidak memahami Mandarin,
tetapi mereka masih terharu sampai meneteskan air mata. Musik
mempunyai kekuatan.
Reporter: Diantara semua pertunjukan Divine Performing Arts di
seluruh dunia, di daerah mana yang anda rasakan paling berhubungan
dekat?
Yang: Saya tidak berpikir seperti itu. Saya sudah menyanyi banyak
sekali (tertawa]. Perbedaannya dari masa lalu adalah bahwa sekarang
jiwa saya sangat damai. Ketika saya menyanyi saya merasa saya
sedang berbicara dengan penonton, tidak masalah apakah topiknya
kecil atau besar. Sederhana dan murni, maka itu mempunyai
kekuatan.
Chinese
http://minghui.ca/mh/articles/2008/3/19/174712.html
Engglish
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/3/25/95718.html