Pengalaman Praktisi
Harapan Orang-Orang Di Dunia
(Minghui.org) Ketika para praktisi Dafa sedang mengikuti Guru secara ketat dalam Pelurusan Fa dan melakukan tiga hal dengan baik, saya benar-benar merasakan harapan orang-orang di dunia untuk diselamatkan oleh kita. Tindakan-tindakan dan kata-kata mereka membuat kita, para praktisi Dafa menyadari besarnya tanggung jawab kita, terutama karena waktu yang tersisa sedemikian singkat. Saya mempunyai beberapa contoh untuk hal ini:
Ketika saya sedang menyebarkan salinan ‘Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis,’ saya menaruh satu buku di tempat yang agak tinggi di tepi jalan menuju ke pasar. Saya berpikir bahwa setiap orang yang berjalan lewat pasti akan dapat melihat buku itu, dan jika mereka berjodoh, mereka akan mengambilnya dan dapat terselamatkan. Saya kemudian menaruh buku di sana, di dalam sebuah kantong, keesokan paginya saya kembali untuk melihat apakah sudah terambil. Saya melihat ternyata kantongnya masih di sana, jadi asumsinya adalah buku itu masih belum diambil. Ketika saya mengambil kantong itu, hendak memindahkannya ke lokasi yang lain, saya menemukan ternyata bukunya telah hilang, dan di dalamnya terdapat secarik catatan. Isi catatan itu: “Saya telah mengambil bukunya. Saya hanya bisa membacanya tanpa sepengetahuan keluargaku, jadi saya masih belum menyelesaikannya. Buku ini ditulis sedemikian baik. Saya mempunyai pengetahuan sejarah China yang sangat minim dan tidak mengetahui banyak hal yang telah terjadi. Saya hanya pernah mendengar cerita dari orang lain tentang peristiwa-peristiwa di dalam sejarah. Supaya lebih banyak orang dapat mengetahui kebenaran ini, saya akan menaruh kembali buku ini setelah saya selesai, sehingga lebih banyak orang lagi yang dapat membacanya. Terima kasih, teman tak dikenal.” Catatan itu ditandatangani di bawahnya. Ketika saya membaca kata-kata yang tulus itu, saya merasa sangat gembira untuknya.
Di kesempatan yang lain, saya sedang makan siang di sebuah restoran kecil, ketika itu seorang wanita muda berusia 20-an datang dan duduk di kursi kosong di seberang saya. Dia tersenyum, jadi saya memulai sebuah percakapan dengannya. Dia berasal dari Xinjiang dan seorang lulusan Sekolah Seni Uighur, dan sekarang tengah bekerja di sebuah perusahaan di sini. Kami mulai membicarakan tentang betapa korupnya PKC, tentang kemerosotan moralitas masyarakat sekarang, dan bagaimana ideologi atheis telah meracuni banyak orang-orang baik. Dia berkata, “Ketika di kampus, mereka memintaku untuk bergabung dengan PKC, tetapi saya tidak mau. Siapa yang bersedia melakukan hal-hal kotor itu?” Saya kemudian memberitahukan kepadanya bahwa Falun Gong adalah sebuah tanah suci dan telah tersebar luas di seluruh dunia.
Dia mendengarkannya dengan seksama dan kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa 25 April, peristiwa bakar diri di Lapangan Tiananmen (yang direkayasa oleh PKC), dan hal-hal lainnya. Setelah mendengarkan penjelasan-penjelasan saya, dia menjadi sangat gembira dan segera memutuskan untuk keluar dari Liga Pemuda Komunis dan Pioner Muda. Dia berkata, “Bisakah anda juga membantu pacarku keluar? Dia juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku dan dia juga menurutiku.” Sebelum dia pergi, dia memberitahukan kepada pelayan, “Makan siang bibi ini saya yang bayar.” Saya segera menyusulnya dan menaruh uang makan siang ke kantongnya. Saya berkata, “Saya harap kita bisa bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi.” Sambil melihatnya berjalan keluar, saya berpikir, benar-benar seorang wanita muda yang luar biasa! Semua makhluk hidup di dunianya bergembira merayakan peristiwa ini!
Di lain waktu, saya bepergian dengan seorang perempuan berumur 70-an. Dalam pembicaraan, saya mengetahui bahwa dia telah masuk agama Buddha dua tahun yang lalu dan memasang dupa setiap pagi dan malam untuk menghormati Sang Buddha. Kami membicarakan tentang kemerosotan moral secara umum, korupsi serta pembodohan dari pejabat-pejabat PKC. Dengan tulus saya memberitahukan bahwa Falun Dafa juga adalah dari aliran Buddha, dan “Sejati-Baik-Sabar” adalah Fa (hukum) alam semesta. Dia menjawab, “Saya tidak menentang Falun Gong. Kepercayaan seseorang adalah urusan masing-masing. Saya hanya ingin mempelajari Fa Buddha saja. Selama saya terus melakukan hal-hal baik, saya akan dianugerahi dengan balasan baik.” Kemudian saya bertanya apakah dia tahu tentang gelombang pemunduran dari PKC. Dia ternyata tidak mengerti, jadi secara singkat saya menerangkan mengenai gelombang pemunduran dari PKC, dan alasan kenapa seseorang harus mundur darinya. Dia berkata bahwa PKC pantas dimusnahkan oleh Langit, tetapi masalah mundur dari PKC tidak berhubungan dengannya. Dia berkata bahwa sebagai penganut agama Buddha, dia tidak akan terpengaruh oleh bencana alam. Saya memberitahukan, “Saudaraku, coba pertimbangkan: PKC berpaham atheisme (tidak ber-Tuhan) sedangkan kita memang percaya ada Buddha dan Dewa. Jadi kenapa kamu mau bergabung dengan PKC?” Dia kemudian segera sadar dan berkata, “Baiklah, jika demikian saya akan mundur dari Liga Pemuda Komunis (yang pernah diikutinya sewaktu muda).”
Masih banyak cerita-cerita mengharukan yang saya alami selama melakukan klarifikasi fakta kebenaran. Saya sangat percaya bahwa masih sangat banyak orang yang berjodoh dari berbagai lapisan masyarakat yang sedang menunggu untuk diselamatkan oleh kita.
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2008/5/9/178097.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/5/28/97691.html