Para murid kelas ceramah Falun Gong di Zhengzhou berfoto bersama Guru
(Minghui.org) Tanggal 13 Mei 1992, hari dimana Guru terhormat mulai menyebarkan Fa di dunia. Saya sangat beruntung bisa menghadiri kelas ceramah Guru di Tiongkok sebanyak empat kali. Hari-hari itu merupakan hari paling bahagia dalam hidup saya. Setiap kali mengikuti acara foto bersama Guru setelah kelas ceramah berakhir, air mata membasahi wajah dan saya merasa hangat di sekujur tubuh. Belas kasih Guru yang besar telah memberikan dorongan pada jalur kultivasi saya. Saya ingin berbagi pengalaman tentang menghadiri kelas ceramah Guru sejak tahun 1994 di Tianjin, Zhengzhou, Jinan dan Yanji.
1.Kelas Falun Gong Kedua Guru di Tianjin
Pada tahun 1994, saya melihat buku Falun Gong di rumah tetangga.
Saya sangat terkesan dengan isi buku itu. Waktu saya membaca buku
Falun Gong, saya merasakan Falun berputar di tubuh saya,
menyelaraskan tubuh dan meningkatkan kesehatan saya. Pada waktu
itu, Guru telah selesai mengajar kelas Falun Gong ke-13 di Beijing
dan tidak akan ada lagi kelas ceramah di Beijing. Saya tahu dari
Asosiasi Falun Dafa bahwa Guru akan mengajar di Tianjin dari
tanggal 14 Maret sampai tanggal 22 Maret 1994. Saya cukup beruntung
mendapatkan sebuah tiket. Kelas ceramah dimulai pukul 7 malam
setiap hari. Teman-teman praktisi di Beijing dan saya menyewa
sebuah mobil van besar. Siang hari kami bekerja seperti biasa, dan
berangkat ke Tianjin jam 4 sore dengan van. Setelah kelas ceramah
selesai, kami kembali ke Beijing. Prihatin dengan situasi keuangan
para murid, Guru mengurangi kelas ceramah dari sepuluh hari menjadi
sembilan hari. Pada hari kesembilan, Guru mengajar pagi dan sore.
Kami bermalam di Tianjin pada hari kesembilan dan berbagi pemahaman
pada malam hari. Karena kami adalah praktisi baru dan tidak bisa
duduk meditasi dengan posisi sila ganda, kami saling membantu untuk
bisa bersila ganda.
Kami sangat rindu bertemu Guru, jadi suatu hari kami menunggu di jalan yang akan di lewati Guru untuk masuk ke aula. Pada hari itu, Guru mengenakan jas dril terang. Guru menatap ramah para murid yang berpapasan dengannya. Saya baru saja berlatih Falun Gong dan punya banyak sekali pertanyaan kepada Guru, tetapi pikiran saya jadi kosong ketika melihat Guru.
Kelas ceramah diadakan di Aula ”81” di wilayah Heping, Tianjin, yang bisa menampung 1200 orang. Kami duduk dekat tangga di lantai kedua ketika Guru mengajar latihan dan memperagakan gerakan. Guru dengan sabar memperagakan gerakan, kemudian Guru berkeliling di dekat murid-murid untuk membetulkan gerakan mereka. Guru sendiri yang membetulkan adik kedua saya, ketika dia belajar gerakan kedua. Saya sangat iri kala itu. Betapa beruntungnya adik saya!
2.Kelas Falun Gong Guru di Zhengzhou
Kelas belajar di Zhengzhou diadakan pada tanggal 11 Juni sampai
tanggal 18 Juni 1994. Awalnya, diadakan di auditorium lama.
Auditoriumnya hanya punya satu pintu, lantainya tidak rata dan
angin berhembus dari semua arah. Suatu hari ketika Guru memberikan
ceramah, badai petir mulai menyambar dan lampu tiba-tiba mati. Saat
itu hujan sangat lebat. Angin badai menumbangkan banyak pohon. Saya
dengar bahwa badai petir sehebat ini jarang terjadi di Zhengzhou.
Air hujan mulai bocor ke ruang aula, tetapi tidak ada seorangpun
yang meninggalkan tempat dan di dalam sangat sunyi. Seorang
praktisi di sebelah saya basah kuyup terkena air hujan. Saya sangat
tersentuh kerena dia duduk tenang dalam genangan air, mendengarkan
ceramah Guru. Kemudian Guru terlihat menangkap sesuatu dengan
tangannya dan membuangnya ke dalam botol minuman plastik di atas
meja. Tidak lama kemudian, semua lampu kembali menyala dan Guru
kembali mengajar Fa. Saat itulah saya menyadari kesulitan yang
dihadapi Guru dalam menyebarkan Fa. Guru telah berkorban sangat
banyak, terlalu banyak untuk makhluk hidup. Kita jangan sampai
mengecewakan Guru.
Ketika kelas ceramah terakhir selesai, banyak murid datang ke panggung, berharap bisa berjabat tangan dengan Guru. Saya juga, mendapatkan kehormatan berjabat tangan dengan Guru. Saya tenggelam dalam kebahagiaan dan kegembiraan, saya berharap waktu terhenti saat itu. Semua orang terlihat segan bersama Guru. Pemandangan yang sangat menyentuh.
3. Kelas Falun Gong Kedua Guru di Jinan
Seorang teman kerja, anak perempuannya dan saya pergi ke kelas
kedua Guru di Jinan dari tanggal 21 Juni sampai tanggal 28 Juni
1994. Lebih dari 4000 orang menghadiri kelas ceramah. Pada waktu
kami mendengar akan ada kelas ceramah, tiket masuk sudah terjual
habis. Karena jumlah murid terlalu besar, jalanan diantara deretan
tempat duduk, juga penuh dengan orang yang duduk di lantai. Kami
tidak punya karcis untuk duduk, jadi telah diatur untuk kami agar
bisa duduk di lantai di depan panggung, yang menjadikan kami sangat
dekat dengan Guru. Waktu itu musim panas dan dalam ruangan aula
sangat panas. Banyak orang mencoba mendinginkan tubuh dengan kipas,
tetapi teman kerja dan saya merasa kita seharusnya tidak
menngipas-kipas selama ceramah sedang berlangsung. Kemudian Guru
mengatakan dalam ceramah Fa-nya kita tidak perlu mengipas untuk
memnyejukkan diri. Seperti yang baru saja dikatakan Guru, saya
merasakan angin sejuk dan tidak terasa panas sama sekali.
Guru akan berfoto bersama para murid setelah selesai mengadakan ceramah di suatu kota. Kali ini terlalu banyak orang minta berfoto bersama, jadi Guru meminta agar mereka yang sebelumnya sudah pernah mengikuti kelas ceramah dan berfoto dengannya memberi kesempatan kepada yang lain. Saya mematuhi permintaan Guru, walaupun saya ingin sekali lagi berfoto bersama Guru, saya memutuskan untuk memberi kesempatan kepada yang lain dan tidak berfoto lagi. Hari itu sangat panas. Walaupun matahari terik, Guru berkenan melakukan foto bersama para praktisi dari berbagai daerah. Ketika giliran kami mengambil foto, Guru sibuk mengatur di mana setiap orang harus berdiri dan beliau meminta teman kerja saya agar dapat menyisakan satu celah untuknya. Setelah semua diatur, Guru kembali ke tempat semula di sebelah teman kerja saya dan anak perempuannya. Saya menjepret saat-saat berharga ini dengan sebuah kamera.
4.Kelas Falun Gong Guru di Yanji
Anak perempuan saya dan saya menghadiri kelas ceramah Guru yang
diadakan di gedung olah raga Yanbian dari tanggal 20 sampai 27
Agustus 1994. Ketika saya mendengar ada kelas di Yanji, teman
praktisi memberitahu saya tentang tingginya kejahatan di Yanbian,
mereka memperingatkan kita bahwa orang bisa dirampok walauppun di
dalam kereta api. Mereka memberi tahu saya seharusnya tidak membawa
anak. Saya juga mendengar bahwa ini adalah ceramah dengan lebih
sedikit praktisi dari Beijing. Saya tidak tahu tentang pikiran
lurus, tetapi saya pikir, ”Saya akan baik-baik saja karena saya
belajar Fa lurus.” Karena keyakinan sejati saya pada Guru dan Fa,
perjalanan kami ke Yanji berjalan dengan lancar. Tiket kereta api
ke Yanji biasanya dijual 300 yuan tetapi kami mendapat tempat duduk
hanya seharga 100 yuan. Kenyataanya Yanbian tidak begitu banyak
dipenuhi kejahatan. Setelah kami kembali ke Beijing kami
menceritakan pengalaman kami kepada yang tidak bisa hadir. Mereka
menyesal tidak menghadiri ceramah Guru karena mereka percaya rumor
tentang tindak kejahatan yang tinggi di Yanbian.
Hari itu stasiun kereta menolak membawa barang bawaan kami, dan sangat banyak materi Falun Gong yang harus di angkut ke Yanbian. Asisten Falun Gong di Beijing menelpon saya dan menanyakan apakah saya bisa membantu membawa materi-materi itu ke Yanbian. Saya minta bantuan organisasi tempat kerja saya untuk mengirim ke Yanbian tanpa kesulitan. Melihat kembali, semuanya terlihat kebetulan, tetapi sebenarnya telah diatur Guru.
Ini menutup cerita saya tentang menghadiri kelas ceramah Guru.
Terakhir mari menyanyikan “Sebuah Pujian kepada Keagungan Guru", lagu yang di persembahkan oleh praktisi Tiongkok untuk Guru.
Dengarlah pujian alam semesta,
Kesempatan yang hanya datang sekali selamanya telah menyebar di
langit dan bumi,
Kalianlah yang memandu makhluk hidup ke masa depan,
Cahaya Fa akan selalu bersinar di dalam alam semesta.