Terima Kasih Guru yang
Maha Belas Kasih dan Kenangan-kenangan yang Tak Terlupakan
Oleh: praktisi China
(Minghui.org) Saya telah bertemu Guru sebanyak empat kali dan selalu ingin berbagi pengalaman ini. Saya sudah berkultivasi selama 14 tahun. Telah melewati masa-masa sulit, penderitaan luar biasa dan kesengsaraan; ada aspek-aspek dimana saya tidak melakukannya dengan baik, karena itu saya tidak menulisnya, khawatir saya tidak berbuat sesuai dengan kehendak Guru yang maha belas kasih. Biar bagaimanapun, hari ini saya tidak dapat menahan diri memegang pulpen untuk menulis kenangan-kenangan yang tidak terlupakan ini.
Sekarang melihat kembali, masih jelas bahwa ini adalah hubungan kultivasi yang telah ditakdirkan. Guru mulai mengajar Fa di Changchun pada tanggal 13 Mei 992. Saya direkomendasikan masuk sebuah universitas pada waktu itu, jadi saya datang ke Changchun. Pada bulan Mei 1994, saya bertemu para praktisi Falun Gong di kampus. Pada saat itu, Guru mengadakan sebuah workshop di kota Dalian, rekaman itu adalah pada DVD ceramah di Dalian yang tersedia sekarang ini. Di tempat latihan, saya sedang menonton para praktisi melakukan latihan dan kemudian saya merasa sebuah hembusan. Spanduk Falun bergerak menuju saya dan ada sebuah pelangi di langit. Saya selalu berpikir bahwa saya datang ke dunia untuk satu tujuan. Saya pernah belajar beberapa jenis Qigong pada saat masih sangat muda dan saya selalu berkeinginan untuk mencari seorang guru. Menarik sekali bahwa saya terus-menerus menulis dua kalimat di buku catatan saya: “Saya selalu merasa bahwa ada sebuah mata belas kasih yang sedang memandang saya” dan saya akan mengambar sebuah mata, serta “Sejarah akan memberitahu orang-orang segalanya.” Jadi, saat saya sedang berdiri di sana, saya bertanya kepada diri sendiri apakah ini adalah tujuan saya datang ke dunia. Sebenarnya, saya tidak pernah melihat apapun dengan mata ketiga saya selama kultivasi, bahkan sampai sekarang.
Melihat Guru untuk pertama kalinya
Selama liburan musim panas sebagai mahasiswa tingkat pertama pada
bulan Agustus 1994, saya sendiri pergi ke Kota Harbin untuk
mengikuti workshop Guru. Kedengarannya sederhana, akan tetapi,
bahkan pada tingkatan manusia, adalah sangatlah sulit bagi saya.
Musim panas waktu itu, saya terpilih oleh universitas untuk
mengikuti sebuah acara nasional. Sepertinya tiada cara untuk pergi.
Juga, karena liburan musim panas, saya tidak dapat menemukan
seorangpun di tempat latihan kampus, oleh karena itu saya tidak
yakin apakah mereka telah membeli tiket ceramah atau tiket bus
untuk saya, dan juga saya tidak dapat mengkonfirmasikan apakah saya
akan memiliki tempat menginap.
Saya berusaha untuk menghubungi seorang anggota staf pusat asisten umum Dafa. Dia (wanita) bertanya kepada saya: “Apakah Anda sakit?” Saya berkata tidak. Dia bertanya pada saya, “Mengapa Anda ingin mempelajarinya?” Saya berkata bahwa saya hanya ingin mempelajarinya. Akhirnya, dia memberitahu saya bahwa tiketnya telah terjual habis. Pada waktu itu, saya bertanya-tanya mengapa dia begitu dingin kepada saya, tidak sama ketika saya belajar Qigong yang lain. Sekarang, saya menyadari bahwa ini adalah gangguan. Saya membuat sebuah pilihan yang penting dalam hidup saya bahkan ketika segala sesuatu di depan saya tetap misteri. Saya meminta ijin untuk meninggalkan kampus dan berjanji untuk kembali pada waktunya untuk mengikuti acara. Saya sungguh berpikir bahwa ini pastilah tujuan saya datang ke dunia ini. Jadi saya memutuskan untuk pergi, dan percaya bahwa selama saya pergi, saya akan dapat mendengar ceramah bahkan tanpa tiket. Saya akan bisa, dan harus, mendengarkan ceramah. Jika ini adalah alasan saya datang ke dunia ini, saya pasti tidak melewatinya.
Setelah saya datang ke Harbin, situasi berubah positif tepat saat saya turun dari kereta api. Saya tiba-tiba melihat bahwa orang-orang dari tempat latihan kami telah datang untuk menjemput saya. Mereka memberitahu saya bahwa segala sesuatu telah diatur dan mereka telah mendapatkan sebuah tiket untuk saya. Dengan cara ini, saya memulai perjalanan saya untuk kembali ke rumah yang sebenarnya.
Beberapa praktisi sudah berbagi kenangan mereka di Harbin, dan saya tidak akan mengulanginya lagi. Di Harbin, saat itu hujan sangat deras sejak hari pertama Guru memulai workshop. Ini semua adalah gangguan dan Guru membersihkannya. Hari itu sangat dingin dan tidak seperti musim panas sama sekali. Saya ingat waktu itu terjadi hujan dan guntur yang sangat besar dan kadang-kadang kilat menyambar pepohonan. Selama ceramah, juga ada suara-suara yang menganggu. Gangguan-gangguan yang terjadi di Harbin sangat serius. Kemudian, Guru berkata: “….. saya bilang lebih dari 4000 orang yang duduk di sini, ada berapa orang dapat berhasil kultivasi, dimasa depan ada berapa bnayak orang dapat memperoleh Tao, saya bilang saya masih tidak optimis.” (“Uraian Fa untuk Para Pembina Falun Dafa Changchun,” Uraian Falun Dafa (Ijie)). Semua ini membuat saya menyadari keseriusan berkultivasi. Saya juga menyadari bahwa sebagai seorang praktisi, saya tidak seharusnya mengecewakan Guru, dengan pengorbanannya yang begitu banyak. Lebih dari 500 orang asal Changchun mengikuti workshop di Harbin. Kami semua tinggal di asrama Perguruan Tinggi Teknik Kapal Harbin. Setiap hari kami melakukan latihan bersama dan berbagi pengalaman. Saat itu adalah saat yang paling bahagia dalam seluruh hidup saya.
Melihat Guru yang kedua kalinya
Pada akhir tahun 1994, Guru memberi ceramah di Dalian setelah dia
menyelesaikan workshop di Guangzhou. Pada waktu itu, ujian akhir
saya telah dimulai. Jika saya naik kereta api di malam hari untuk
kembali ke Harbin setelah mengikuti ceramah di Dalian, saya akan
bisa mengejar waktu ujian. Bagaimanapun, jika kereta api mengalami
penundaan, maka saya tidak akan bisa mengikuti ujian. Teman-teman
sekelas menyarankan saya tidak pergi, seperti ketika saya
menghadiri workshop pertama, tetapi saya menetapkan untuk pergi.
Sebenarnya, kultivasi berarti membuat pilihan sulit. Sekali anda
memilih Dafa, tidak ada yang akan hilang. Selama beberapa jam
ceramah, Guru berbicara banyak, dan memurnikan tubuh kami. Beliau
juga memurnikan tubuh anggota keluarga para praktisi yang hadir. Di
akhir acara, Guru berjalan sekeliling ruangan konferensi dan
memutar Falun besar. Pemandangan yang sakral dan luar biasa ini
menjadi kenangan abadi aya. Saya kembali tepat waktu untuk mengejar
ujian.
Melihat Guru yang ketiga kalinya
Ini adalah momen yang paling berharga dalam hidup saya. Karena saya
sangat dekat dengan Guru, senyuman dan suara Beliau meninggalkan
kesan mendalam pada diri saya.
Antara bulan Mei dan Juni pada tahun 1997, ada sebuah pameran
kesenian di Changchun, memperingati lima tahun Guru mengajarkan Fa.
Para praktisi dari tempat latihan di kampus kami melakukan apa yang
harus kami lakukan dengan sepenuh hati. Karena kami akan segera
lulus dan berpencar ke berbagai kota, seorang pembina (seorang
praktisi) mengundang kami untuk sebuah pertemuan.
Pada tanggal 24 Juni 1997, kami mendatangi rumah praktisi ini. Saat mereka semua berada di dalam ruangan, saya pergi ke ruang tamu untuk membaca buku komik. Setelah beberapa saat, seseorang datang – saya memandang ke atas dan melihat bahwa itu adalah Guru. Guru menaruh tasnya di atas meja, sementara saya duduk di situ terdiam. Meskipun saya telah mempelajari Fa selama hampir tiga tahun, saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan memiliki keberuntungan yang begitu baik untuk bertemu Guru secara pribadi. Oleh karena itu, meskipun saya melihat Guru, saya tidak dapat mempercayainya di dalam hati saya. Saya tidak dapat menahan diri dan mulai berteriak! Guru tersenyum dan memberitahu saya untuk mengecilkan suara saya, kemudian Beliau berpaling untuk mencari sandal.
Pada hari itu ada lebih dari 20 orang di dalam ruangan. Guru tidak dapat menemukan sandal. Ini mungkin menjadi kenangan saya yang paling disesalkan: saya mencari sandal bersama Guru, namun demikian, saya tidak sadar bahwa saya dapat memberikan sandal saya kepada Beliau. Ini sebenarnya bukanlah sebuah kejadian kecil, karena mencerminkan keegoisan saya, tertanam sangat dalam oleh alam semesta lama. Saat Guru menghadapi begitu banyak makluk hidup dengan sifat buruk, Beliau menyelamatkan kita dengan pengampunan dan belas kasih seperti layaknya seorang ayah.
Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa Guru akan datang. Sebenarnya, pada waktu itu, Guru telah mulai mengajar Fa di luar negeri. Kami melihat foto-foto Baliau mengajar di luar negeri, oleh karena itu kami berpikir bahwa Guru berada di luar negeri. Sebenarnya, Guru baru saja kembali dan tidak ada yang mengetahuinya. Guru berbicara dengan beberapa anggota staf, sementara yang lainnya duduk di lantai dengan diam di kamar lain. Beberapa praktisi meneteskan air mata di wajah mereka. Guru masuk ke dalam. Tubuhnya tinggi. Beliau memberi ceramah selama lebih dari satu jam kepada kami. Guru tahu bahwa kami akan berpencar ke berbagai daerah, dan Beliau berkata bahwa kami adalah benih-benih Dafa. Pada hari itu terdapat banyak praktisi baru, dan mereka mengajukan beberapa pertanyaan polos. Guru menjawabnya dengan penuh perhatian dan pengampunan.
Saya duduk paling depan dan paling dekat dengan Guru. Guru berpakaian sederhana namun tampak agung dan belas kasih. Beliau mengenakan kemeja putih dan celana panjang yang sangat biasa. Saya melihat ke bawah dan tampak Guru memakai sepasang kaus kaki nilon. Jenis kaus kaki ini kuat tetapi kuno, jadi sedikit orang memakainya pada masa itu. Kaus kakinya tidak baru tapi terlihat rapi. Pada waktu itu, saya tahu bahwa sangatlah berharga untuk bertemu Guru secara pribadi, jadi saya terus menerus memandang Guru dan tidak ingin kehilangan sedetik pun.
Setelah ceramah, Guru berfoto bersama dengan 20 orang lebih. Meskipun saya tidak berfoto atas kelulusan kuliah saya hari itu, saya memiliki kesempatan yang sakral untuk berfoto bersama Guru yang belas kasih sebagai foto kelulusan saya yang lebih berharga.
Ketika Guru pergi, kami berdiri di sana melihatnya pergi. Saya sedih dan enggan melihatnya pergi, seperti seorang anak kecil melihat ayahnya yang jarang dijumpainya. Itu adalah semasa kultivasi pribadi; bagaimana kami bisa bayangkan hanya dua tahun setelah itu, kesengsaraan yang luar biasa menimpa kami dan menguncang seluruh alam semesta, dan kami sebagai praktisi Dafa pada masa Pelurusan Fa akan memanggul misi sakral untuk menyelamatkan makluk hidup dan membantu Guru untuk meluruskan Fa.
Pada waktu itu, saya hanya berpikir tentang kesempurnaan pada masa kultivasi pribadi. Saya berdiri di depan Guru, memandang dan berkata kepada Beliau, “Sangatlah sulit untuk bertemu Guru secara pribadi, saya bersumpah kepada Guru bahwa saya akan gigih berkultivasi untuk mencapai kesempurnaan.” Guru berbelas kasih kepada saya, dan saya baru saja berbicara dari lubuk hati saya untuk menyatakan keinginan saya yang paling dalam. Beliau tersenyum dan berkata, “Saya percaya kamu, saya juga percaya semua orang yang ada di sini!” (itu adalah kata-kata asli sesuai dengan ingatan saya). Mungkin setiap kultivator Dafa sejati memiliki pemikiran ini di dalam hati mereka; keinginan kami untuk berkultivasi pada masa kehidupan ini tentu saja merupakan sumpah yang kami dibuat di surga dan kami membuat janji ini kepada Guru. Bahkan jika ini hanyalah sumpah kami di kehidupan ini, kami tentunya tidak boleh gagal dalam misi kami dan melalaikan kepercayaan dan harapan Guru.
Melihat Guru yang keempat kalinya
Pada tanggal 26 Juli 1998. Guru datang ke Changchun dan memberi
ceramah kepada para pembina setempat, jadi saya melihat Guru lagi.
Agar semua praktisi dapat melihat Beliau, Guru meninggikan kursinya
meskipun tidak nyaman baginya untuk duduk seperti ini. Selama waktu
istirahat, banyak praktisi mengelilingi Guru karena mereka sangat
rindu kepada Guru. Guru terus menjawab pertanyaan para praktisi dan
Beliau bahkan tidak meminum air sebelum Beliau melanjutkan ceramah
lagi. Terakhir, Guru menyemangati para praktisi untuk lebih gigih
maju.
Sepuluh tahun telah berlalu dan saya belum melihat Guru yang belas kasih. Saat saya ditahan dan melawan penganiayaan di penjara, saya bahkan lebih rindu kepada Guru. Saya menangis tiap kali saya memikirkan Beliaudan segera setelah itu, hati saya menjadi tenang dan lebih teguh.
Saya telah ditakdirkan untuk bertemu dengan Guru, dan diberi Dafa yang paling sakral dan terpuji: sebagai seorang murid Guru pada masa Pelurusan Fa alam semesta. Adalah kehormatan dan kemuliaan yang paling besar dimana orang-orang tidak pernah mendapatkannya sejak awal terciptanya alam semesta! Kita semua sangat beruntung, paling bahagia dan paling dikagumi.
Melalui sembilan tahun penganiayaan, kita dianugrahi sumpah pra sejarah kita dan menciptakan kemuliaan terbesar dalam sejarah umat manusia. Kita melaksanakan pembuktian kebenaran Dafa sebaik-baiknya. Kita sekarang lebih bersyukur atas maha belas kasih Guru. Terima kasih Guru atas belas kasih, pengorbanan dan penyelamatannya. Kami pasti gigih maju sehingga kami tidak akan mengecewakan Guru, tidak mengecewakan makluk hidup, dan tidak mencemarkan niat kami yang paling dalam dan banyak reinkarnasi berulang-ulang yang kami lewati di alam semesta.
28 Juli 2008
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2008/7/29/183015.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/8/11/99716.html