(Minghui.org) Saya
adalah seorang praktisi yang menangani masalah-masalah teknis bagi
praktisi lain. Saya menyadari bahwa saya sering kali kurang sabar
ketika berhadapan dengan orang. Bahkan kadang-kadang saya tidak
memperlihatkan ketidaksabaran, saya masih merasakan ketidaksabaran
di dalam hati. Terutama ketika melihat masalah yang sama terjadi
berulang-ulang, saya mengeluh, "Bagaimana kamu bisa begitu bodoh?
Anda harusnya tahu apa yang terjadi hanya dengan
melihatnya."
Ada sebuah tempat produksi materi klarifikasi
fakta keluarga yang jauh dari kota, dimana sulit bagi saya untuk
pergi ke sana. Para praktisi tidak memiliki pengetahuan teknis dan
dengan demikian dibingungkan oleh masalah-masalah paling sederhana.
Pada awalnya, saya cukup bersabar karena menyadari rekan-rekan
praktisi dan saya bekerja untuk menyelamatkan semua makhluk hidup.
Namun, karena semakin banyak panggilan pelayanan yang diperlukan,
ketidaksabaran saya mulai tampak keluar.
Ketidaksabaran ini termanifestasi pada beberapa bidang. Sebagai
contoh, ketika seorang rekan kerja mengajukan pertanyaan sederhana
kepadaku, saya menjawab singkat atau mengabaikan pertanyaan untuk
sementara waktu. Saya menjadi kesal dan tidak sabar ketika seorang
praktisi membaca dengan lambat saat belajar Fa bersama. Juga, saya
tidak ingin mendengar pendapat yang berbeda dengan saya, dan bahkan
berdebat untuk mengungkapkan pendapat saya.
Guru menyuruh kita untuk melihat ke dalam ketika mengalami masalah.
Baru-baru ini, kami membaca ceramah-ceramah Guru yang lama di
kelompok belajar Fa bersama. Ketika Guru ditanya oleh pertanyaan
dangkal, bahkan kadang-kadang pertanyaan-pertanyaan konyol, beliau
menjawabnya dengan sabar satu demi satu. Saya hanya bisa membatin,
"Guru benar-benar sangat sabar."
Setelah berpikir cermat, saya menyadari bahwa dibalik kesabaran ada
belas kasihan Guru yang besar. Saya mengerti bahwa munculnya
ketidaksabaran sebagai akibat kurangnya belas kasihan.
Jadi bagaimana kita dapat menjadi lebih berbelas kasih? Saya
percaya itu ada hubungannya dengan jumlah keterikatan yang kita
miliki. Bagaimana bisa seseorang memiliki belas kasih dewa tanpa
membuang keterikatan? Pada saat yang sama, belas kasih juga dapat
mencerminkan kondisi kultivasi kita.
Saya berharap semua praktisi yang memiliki pengetahuan teknis akan
membantu praktisi lain dengan belas kasih dan sabar untuk merubah
dari ketidaktahuan menggunakan peralatan menjadi tahu
menggunakannya. Kita seharusnya tidak hanya mengajar orang lain
cara menggunakan peralatan, tetapi juga bagaimana memperbaiki
peralatan sehingga peralatan kita dapat digunakan lebih baik dalam
penyelamatan makhluk hidup.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/9/26/208910.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/10/5/111333.html