(Minghui.org) Pada 31
Januari 2009, Ming Pao Newspaper-US East Daily berhenti terbit,
mengikuti perintah dari kantor pusatnya di Hong Kong agar
“menurunkan ekornya untuk dapat bertahan.” Pada 25 Februari, Ming
Pao Newspaper-US West Daily juga berhenti terbit. Beberapa hari
sebelumnya, malam tanggal 9 Februari 2009, sebuah gedung yang
terhubung dengan bagian utara gedung baru CCTV [Stasiun Televisi
Sentral China] di Beijing terbakar selama hampir enam jam. Pada
permukaan, dua insiden tersebut di atas terpisah dan tidak
berhubungan, tetapi jika diteliti lebih dekat, kedua insiden
tersebut memiliki kesamaan.
Menurut laporan yang dikeluarkan tahun 2001
oleh Jamestown Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berpusat
di AS, surat kabar Ming Pao merupakan satu dari banyak media
berbahasa Mandarin di Amerika yang Partai Komunis China (PKC) coba
kuasai. Yayasan Jamestown melaporkan bahwa, semakin banyak imigran
asal China datang ke AS, PKC berusaha menggunakan beragam cara
untuk menguasai harian berbahasa Mandarin, stasiun televisi,
stasiun radio di luar negeri, dan mereka menggunakan hubungan
ekonomi untuk mempengaruhi media independen yang memiliki hubungan
bisnis dengan China. Mereka membeli waktu siaran serta ruang iklan
dari media independen dan menyediakan artikel bebas biaya dan siap
digunakan. Mereka bahkan menempatkan pegawai negeri untuk bekerja
di media independen tersebut, dengan demikian mempengaruhi
pengambilan keputusan internal dalam manajemen media tersebut.
China Brief, sebuah publikasi Yayasan Jamestown, melaporkan, “Para
staf Ming Pao New York pernah memberitahu sumber mereka bahwa “bos
mereka sesungguhnya” tidak lain adalah Konsulat China [di New
York], dan mereka berkewajiban melakukan apa yang Konsulat
minta.”
Insiden kebakaran gedung CCTV membuat canggung stasiun televisi
partai komunis tersebut, karena mereka selama ini mengklaim akan
melakukan lebih banyak siaran dan laporan langsung. Faktanya, CCTV
bahkan tidak meliput berita kebakaran gedungnya sendiri secara
tepat waktu. Sebagai gantinya, mereka memberitakan kebakaran di
Australia untuk mengalihkan perhatian dari mereka sendiri.
Departemen Propaganda Komite Sentral PKC, yang menguasai seluruh
media China, mengeluarkan perintah untuk membatasi pemberitaan
gedung CCTV yang dilalap api. Hari berikutnya, Kantor Berita Xinhua
yang juga dikuasai oleh Departemen Propaganda, memberitakan secara
rinci tragedi kebakaran di Korea, di mana sebuah perayaan Festival
Lampion tradisional menyebabkan kebakaran. Ini sebuah contoh lain
bagaimana CCTV, sebagai corong PKC, membohongi rakyat China dengan
tidak secara benar melaporkan insiden yang terkait diri mereka
sendiri dan menutupi isu sesungguhnya yang menyinggung
partai.
Ironisnya, ribuan orang di Beijing yang menyaksikan kebakaran
tersebut, berdiri menyaksikan sambil bertepuk tangan. Banyak
artikel internet mendiskusikan kebakaran pada CCTV dengan antusias.
Seseorang mungkin akan bertanya, “Dimana rasa simpati dan
patriotisme rakyat China? Bagaimana mereka malah memberi tepuk
tangan atas kebakaran yang menghancurkan komplek bangunan CCTV yang
pembangunannya menghabiskan sekitar 500 juta dollar AS uang para
pembayar pajak? Mengapa mereka tidak tergerak oleh kebakaran
tersebut?”
Jelas sekali, rakyat merasa muak dengan kebohongan-kebohongan CCTV
yang terus berlanjut demikian pula berita-berita rekayasanya. CCTV
sesungguhnya hanya sebuah corong dan alat politik PKC yang telah
merekayasa banyak berita untuk mencapai tujuan politik partai sejak
lama. Siaran langsung yang dimanipulasi, laporan bencana palsu, dan
laporan berita rutin palsu telah menjadi “identitas brand” CCTV
yang unik.
Sebagai contoh, selama Tahun Baru Imlek 2001, CCTV merekayasa
insiden “bakar diri” untuk menyudutkan Falun Gong dan membangkitkan
kebencian rakyat China terhadap Falun Gong. Di bawah arahan para
pejabat teras PKC, CCTV secara cermat mengatur perekaman dan
pengeditan insiden “bakar diri”. Dalam rekaman yang diproduksi oleh
CCTV, Wang Jindong, yang diduga seorang praktisi Falun Gong,
memiliki botol plastik Sprite berisi bensin antara kedua kakinya.
Ketika dia diduga tertelan dalam bara api, botol plastik tersebut
tidak rusak. Seorang petugas polisi kemudian memegang selimut
pemadam api ketika berjalan di belakang Wang Jindong tetapi tidak
melempar selimut tersebut ke atas tubuh Wang Jindong hingga dia
selesai berbicara di depan kamera.
Setelah menganalisa rekaman video CCTV dengan menontonnya pada
kecepatan sangat rendah, banyak rincian mencurigakan muncul, yang
secara jelas mengindikasikan bahwa insiden “bakar diri” merupakan
rekayasa. The International Education Development [IED) membuat
sebuah pernyataan resmi tentang insiden tersebut di PBB pada 14
Agustus 2001, secara keras mengutuk “kegiatan terorisme negara”
yang dilakukan oleh PKC. Pernyataan tersebut menekankan bahwa apa
yang disebut “Insiden Bakar Diri di Tiananmen,” sesungguhnya
direkayasa untuk menyudutkan Falun Gong, dan ini sebuah kasus
konspirasi dan pembunuhan yang patut dipertanyakan. Delegasi China
tidak menjawab ketika dihadapkan pada bukti-bukti. Pernyataan
tersebut sekarang menjadi bagian dari catatan resmi Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Apa yang lebih memalukan PKC dan CCTV adalah film “False Fire:
China's Tragic New Standard in State Deception” [Api Palsu: Standar
Baru China Yang Tragis Terkait Kebohongan Negara], yang menganalisa
insiden “bakar diri” di Lapangan Tiananmen, memenangkan Sertifikat
Penghargaan pada Festival Film dan Video Internasional Columbus
yang ke-51 pada 8 November 2003.
Pertunjukan Malam Festival Musim Semi CCTV telah menjadi bahan
tertawaan nasional: acaranya kasar dan penuh dengan propaganda
politik. Setiap tahun pertunjukan tersebut ditertawakan dan dicaci
oleh rakyat China. Terungkap bahwa CCTV menggunakan tepuk tangan
yang telah direkam serta merekayasa hasil survei penonton untuk
meyakinkan publik bahwa pertunjukan tersebut amat disukai. Pada
saat artikel ini dipublikasikan, CCTV masih harus secara resmi
menjawab hal tersebut di atas. Orang-orang berkata mereka
-yang berjalan melawan nurani mereka dan menipu khalayak sejak
lama- tidak akan memiliki masa depan yang baik. Mereka percaya
adalah baik untuk melenyapkan satu sumber racun yang selama ini
hanya membantu partai komunis totaliter menyebarkan propaganda
kebohongannya serta menipu rakyatnya.
CCTV terbiasa bermain dengan api. Kali ini mereka terbakar sendiri.
Orang-orang yang bijaksana memandang hal ini sebagai api pembalasan
karma – sebuah peringatan yang seharusnya tidak
diabaikan.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/2/22/195879.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/3/26/105930.html