Konferensi Berbagi Pengalaman Melalui Internet
Kelima bagi Para Praktisi di China
Oleh: pengikut Dafa dari Provinsi
Shandong
(Minghui.org)
1. Memperteguh Keinginan untuk Berkultivasi
Lagi
Setelah hidup di dalam pengasingan selama 2 atau 3 tahun, saya
dapat ikut bagian dalam pengeditan brosur untuk membantu
klarifikasi fakta kebenaran. Ini adalah sesuatu yang selalu ingin
saya lakukan. Melihat makhluk hidup disesatkan dan ditipu oleh
kebohongan-kebohongan Partai Komunis China dan betapa Dafa
difitnah, saya merasa sangat penting untuk menjelaskan kebenaan.
Saya mulai mengedit dan mencetak brosur informasi dan
menyebarkannya kepada orang lain.
Untuk melakukan ini dengan baik,
saya perlu membaca banyak artikel dan mencari banyak gambar untuk
diedit sehingga menjadi sebuah brosur yang bagus, dan ketrampilan
saya meningkat seiring melakukannya. Tetapi sesaat kemudian, saya
menyadari ada sesuatu yang salah. Mengedit brosur malah menjadikan
pekerjaan daripada perbuatan sakral untuk menyelamatkan makhluk
hidup. Kadang-kadang, ketika menyelesai sesuatu, saya akan menuruti
beberapa penghormatan diri sendiri, berpikir betapa bagusnya apa
yang telah saya baruu kerjakan dan selalu merefleksikan pada “saya”
dan “pencapaian” saya. Ini bukanlah konsep yang sehat. Tampaknya
ada suatu rintangan yang tidak dapat saya terobos. Akhirnya,
kekacauan pikiran saya membuat saya menghentikan pekerjaan,
meskipun saya tahu itu tidak bertanggung jawab bila saya melakukan
demikian.
Saya tahu bahwa saya hanya dapat melewati rintangan ini dengan
banyak belajar Fa. Tetapi, ketika belajar Fa, saya merasa saat
sedang membaca tidak penuh perhatian seperti sebelumnya. Saya tidak
dapat tenang dan hanya belajar Fa, malahan saya membaca Fa untuk
memecahkan permasalahan.
Kemudian, seorang praktisi membantu dan menyemangati saya. Dia
membagikan pemahamannya setelah belajar Fa dan menunjukkan
permasalahan saya. Saya juga tersentuh oleh beberapa artikel yang
dipublikasikan di situs Minghui (versi bahasa Mandarin dari
Clearwisdom). Artikel-artikel ini membuat saya menyadari bahwa
saya masih mempunyai konsep pikiran egois yang merupakan
milik alam semesta lama. Saya menemukan telah tersesat dari jalur
kultivasi dan beberapa penghormatan membuatnya terjatuh sangat
jauh. Saya memantapkan pikiran untuk gigih belajar Fa.
Setelah melafalkan Fa, Guru membantu saya memahami asalan mengapa
saya tidak berkultivasi diri sendiri dengan rajin. Karena saya
tidak menganggap diri sendiri sebagai seorang praktisi sejati dan
saya masih memegang erat keterikatan manusia yang tidak ingin saya
lepaskan. Saya masih memiliki keinginan manusia untuk hidup dengan
baik di dunia manusia biasa. Bukti yang paling nyata dari ini
adalah editing brosur saya: setelah membaca beberapa artikel dan
pemahaman beberapa prinsip, kemudian saya ingin menggunakannya di
masyarakat manusia biasa untuk merubah sesuatu. Saya tersesat dan
terikat pada konsep manusia saya serta tidak sungguh-sungguh
berkultivasi Ke-Buddha-an. Saya terus berpikir bahwa konflik dan
penderitaan di dunia manusia biasa adalah hal yang buruk, dan saya
ingin hidup dengan nyaman daripada menggunakan situasi ini sebagai
sebuah kesempatan untuk mencari ke dalam dan meningkatkan diri
sendiri. Jadi, saya memperlakukan belajar Fa sebagai suatu cara
untuk menangani masalah dan menemukan kedamaian.
Setelah saya menyadari ini, saya dengan jelas memancarkan sebuah
pikiran kuat: “Saya akan menjadi praktisi yang sejati dan larut di
dalam Fa, melakukan “tiga hal” dengan baik, dan mengkultivasikan
diri sendiri tanpa keterikatan “diri sendiri.” Pikiran saya menjadi
jernih dan mengabdikan sepenuh hati untuk menyelamatkan makhluk
hidup. Pada waktu itu, saya memahami bahwa kultivasi adalah
merubah Anda menjadi altruistik (memetingkan kepentingan orang
lain) dan hidup tidak egois, secara rasional dan jelas mengubah
pemikiran manusia. Standar Dafa menuntut kita mencapai tingkatan
tanpa mementingkan diri sendiri. Saya tiba-tiba memahami Fa yang
sangat berharga ini dan sangat menghargai Fa.
2. Pemahanan Saya terhadap Rasa Takut dan
Keselamatan
Saya membawa laptop kemana pun ketika melakukan pengeditan.
Bilamana ada bahaya, saya akan menyelinap pergi dan berusaha
melindungi diri sendiri. Saya tidak mencari ke dalam untuk
menemukan akar dari permasalahan saya, dan kebanyakan waktu
digunakan untuk bersembunyi di suatu tempat untuk melakukan apa
yang perlu saya lakukan. Hanya ketika saya tahu dalam situasi
yang sungguh-sungguh bahaya, saya akan memancarkan pikiran lurus
sehingga saya akan selamat dibawah perlindungan Guru. Sebenarnya,
saya berada di masa Pelurusan Fa ini ketika para praktisi harus
berinisiatif untuk memusnahkan kejahatan. Kadang-kadang, saya malah
tidak bertindak sebagai seorang praktisi.
Ketika akhirnya saya memahami Fa sampai suatu tingkatan, saya
memperlakukan diri sendiri dengan lebih baik. Tetapi masih,
rintangan yang paling sulit adalah rasa takut, dan tampaknya saya
belum mencabutnya dari akar. Setelah saya berhenti mengedit, saya
menyebarkan materi bersama dengan praktisi lain atau sendiri. Saya
merasa ketakutan.
Sebelumnya, saya tahu itu bahwa membantu Guru melakukan Pelurusan
Fa adalah hal yang paling lurus di dunia dan Guru akan melindungi
saya, jadi saya akan aman, bahkan bila situasi tampak sangat
berbahaya. Dari sudut pandang percaya Guru dan Fa, ini adalah pasti
benar. Tetapi dari sudut lain, saya tidak melepaskan keegoisan saya
dan hanya melakukan tiga hal ketika saya pikir saya aman. Tetapi
Guru meminta kita untuk mencapai standar “mencapai kesadaran lurus
yang tanpa egois dan mementingkan kepentingan orang lain.”
“Saya masih ingin memberitahu kepada kalian, sebenarnya watak
hakiki kalian pada masa lalu dibangun diatas dasar egois dan
kepentingan diri sendiri, mulai sekarang kalian berbuat sesuatu
harus lebih dulu memikirkan orang lain, mengkultivasi diri hingga
mencapai kesadaran lurus yang tanpa egois dan tanpa kepentingan
diri sendiri, dahulukan orang lain kemudian baru diri sendiri, oleh
sebab itu sejak sekarang apapun yang kalian lakukan dan katakan
juga harus demi orang lain, dan bahkan memikirkan generasi
berikutnya! Berpikir demi keabadian Dafa yang tidak berubah untuk
selama-lamanya!” (“ Sipat Ke-Buddha-an tanpa Kebocoran,” Petunjuk
Penting Gigih Maju I).
Sesungguhnya , bagi seorang praktisi, ketika kita memahami Fa pada
tingkat yang lebih tinggi tetapi tidak sungguh-sungguh melebur diri
kita sendiri ke dalam Fa , kita masih menghadapi gangguan walaupun
kita melakukan segalanya menurut Fa. Sesuatu tampak sangat
berbahaya tetapi sebenarnya aman. Tetapi, jika kita benar-benar
tidak rasional, maka itu adalah masalah keamanan.
Pemahaman saya adalah bahwa masalah keamanan harus didasarkan
pada titik awal dari “ketidak-egois-an.” Karena kita perlu
melindungi stabilitas dari keseluruhan tubuh para praktisi, kita
harus menyelamatkan kerabat, teman-teman dan kolega-kolega kita,
dan kita perlu membuktikan kebenaran Fa. Untuk melanjutkan apa yang
harus kita lakukan, maka kita harus dilindungi dan melakukan tiga
hal secara rasional dan pikiran jernih menurut pemahaman
terhadap Fa pada tingkatan yang berbeda. Kita harus banyak belajar
Fa dan mencari ke dalam bilamana menghadapi masalah. Ketika kita
melakukan sesuatu dengan menggunakan Fa sebagai titik tolak, kita
akan dilindungi.
3. Tentang Mencari ke Dalam
Guru berkata :
“Anda sekalian coba pikirkan, bila orang tidak bisa melewati
lintasan hidup mati ini, dia pasti tidak dapat mencapai
kesempurnaan. Tetapi mutlak tidak mengharuskan anda harus menderita
sakit barulah dihitung melepas hidup mati, itu hanya merupakan satu
formalitas. Saya tidak memandang berat, saya melihat hati anda,
dapat sungguh mencapai atau tidak.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa
di Switzerland”).
Adalah sangat penting bagi para praktisi untuk mencari ke dalam
bilamana menemui masalah. Kita perlu melepaskan konsep-konsep kita
sendiri dan memikirkan orang lain daripada diri kita sendiri atau
tujuan kita untuk benar-benar mencapai kondisi “tidak egois dan
mementingkan orang lain” seperti yang diminta oleh Fa.
Tujuan dari mencari ke dalam adalah juga untuk orang lain. Jika
kita sungguh-sungguh melakukan ini, kita akan secara otomatis
meningkat walaupun kita tidak berusaha untuk meningkatkan diri kita
sendiri. Tetapi, jika kita menganggap mencari ke dalam sebagai
ketrampilan atau sebuah cara untuk kemajuan kultivasi kita, kita
masih berada pada kondisi mengkultivasikan diri sendiri. Jika kita
secara aktif menyelesaikan masalah atau menyingkirkan keterikatan
hati, bukankah masih merupakan keterikatan hati? Sebaliknya, malah
akan menjadi rintangan dalam mencari ke dalam. Guru meminta kita
berada pada tingkatan “tidak egois dan mementingkan orang lain.”
Jika kita sungguh-sungguh menggunakan Fa sebagai bimbingan
kita, kita tidak akan sangat terfokus pada peningkatan diri sendiri
karena kita berkultivasi bagi orang lain . Adalah tidak terlalu
penting bagi kita untuk memikirkan tentang pencapaian tingkatan
kultivasi kita karena semuanya akan diukur dengan Fa. Apa yang
perlu kita lakukan adalah bertindak menurut permintaan Fa.
4. Kesimpulan
Kenyataannya, Guru memperhatikan semuanya untuk kita, seperti
keselamatan dan peningkatan kita. Sekali saya menyadari sesuatu di
dalam Fa, dalam sekejap, kondisi pembuktian kebenaran diri sendiri
menghilang. Saya merasa rendah hati dan bahkan jika saya tidak
sepenuhnya mencapai tingkatan itu, paling tidak mengetahui dimana
tingkatan saya.
Saya mempersembahkan artikel ini kepada Guru dan berbagi pengalaman
dengan rekan-rekan praktisi. Mohon tunjukan bila ada
kesalahan.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2008/11/18/189928.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/12/27/103308.html