Salam, Guru terhormat. Salam,
teman-teman praktisi.
Sudah 13 tahun sejak saya mulai belajar Falun Dafa. Waktu berlalu
dengan cepat. Saya mengingat kembali ketika saya mendapatkan Fa,
saya masih berumur enam tahun.
Saya senang Menjadi Seorang Praktisi
Sekitar musim dingin 1996 ketika saya mendengar tentang Dafa dari
ibu. Seluruh keluarga saya mulai berlatih pada waktu bersamaan. Ada
lima orang dalam keluarga saya. Saya adalah yang termuda, dan saya
memiliki dua orang kakak. Praktisi-praktisi lain menganggumi
keluarga saya karena kami semuanya berlatih. Sebelum belajar Dafa,
ibu saya berkata bahwa hidupnya tidak baik. Dia memiliki utang
besar. Toko keluarga kami merugi setiap hari. Karena uang yang
dipinjam ibu adalah pinjaman berbunga tinggi, penghasilan toko
tidak cukup untung untuk melunasi semua itu. Sudah terkenal di
antara tetangga bahwa ibu saya adalah seorang pekerja yang hebat.
Dia takut kehilangan muka dan menjadi bahan pembicaraan, jadi toko
tersebut tetap dibuka. Pada saat itu, kesehatan ibu memburuk. Dia
dan ayah sering bertengkar.
Kemudian, teman ibu menyarankan
ibu untuk pergi ke sebuah taman di pagi hari untuk berlatih Qigong.
Langsung saja, ibu dan ayah pergi ke taman tersebut di pagi hari.
Pada waktu itu, ibunda berlatih Qigong lain, dan ayahanda berlatih
Falun Gong. Kemudian, ayahanda membawa pulang buku Zhuan Falun. Ibu
saya melihat-lihat buku tersebut dan kemudian ingin membacanya
lebih banyak lagi. Dia menangis saat membacanya; dia merasa
seakan-akan telah menemukan kebenaran alam semesta. Ibunda pada
dasarnya baik dan sering dimanfaatkan oleh orang lain. Dia memikul
banyak ketidakadilan. Dia merasa diperlakukan tidak adil di masa
lalu, tetapi setelah membaca Zhuan Falun, dia tidak dapat
meletakkan buku tersebut. Pada hari berikutnya, Guru mulai
membersihkan tubuhnya. Kemudian, dia menyarankan kedua kakak saya
untuk berlatih. Seluruh keluarga saya melangkah masuk ke jalan
pulang ke rumah sejati kami.
Bermandikan Cahaya Buddha
Setelah keluarga saya mendapatkan Fa, kami mengalami saat bahagia
sebagai sebuah keluarga. Setiap pagi, kami bangun pagi dan pergi ke
tempat latihan untuk melakukan latihan. Saya ingat bahwa kami semua
berusaha untuk menghafal artikel yang sama setiap hari. Pada malam
hari, setelah kelompok belajar Fa, kami bergiliran melafalkan
artikel dan bersaing untuk melihat siapa yang telah mengingatnya
paling baik. Saya saat itu berumur enam atau tujuh tahun. Saya
ingat melafalkan Fa dengan kakak-kakak saya. Saya tidak tahu
huruf-huruf tersebut, jadi kakak saya membantu saya untuk
membacanya. Kemudian saya melafalnya. Artikel yang saya ingat
dengan baik adalah “Sejati Berkultivasi.” Saya ingat melafal
artikel ini sambil berdiri di mimbar saat sebuah konferensi berbagi
pengalaman pada suatu tahun.
Ibu saya membelikan saya sebuah sepeda dan saya mengendarainya
setiap hari untuk pergi ke sebuah kelompok belajar Fa. Dalam
perjalanan ke tempat belajar Fa, saya berlomba dengan kakak saya
untuk melihat siapa yang dapat sampai lebih dulu di rumah paman
(kelompok belajar Fa berkumpul di rumah paman kami). Begitu
menyenangkan. Saya sangat nakal. Ketika orang dewasa mulai belajar
Fa, saya pergi ke kamar mandi berulang kali. Sebenarnya, saya
sedang mencari kesempatan untuk berjalan-jalan sebentar. Ketika
kami menonton video ceramah Guru, saya sering jatuh tertidur di
pangkuan ibunda sebelum kami selesai menonton setengahnya. Ketika
belajar Fa telah selesai, ayahanda mengendong saya pulung di
punggungnya.
Belajar Fa sambil duduk dengan posisi teratai (sila ganda) adalah
pengalaman yang paling tidak terlupakan. Pada awalnya kaki-kaki
saya tidak bisa bersilang sama sekali --kaki saya terjulur tinggi.
Suatu hari tanpa sengaja kaki saya terseduh air panas. Di hari
berikutnya terjadi lepuhan besar pada kaki saya. Ketika kaki saya
sembuh total, secara ajaib saya dapat menyilangkan kedua kaki.
Lepuhan di kaki juga tidak meninggalkan bekas. Saya ingat, saya
berlomba dengan ibu dalam menyilangkan kaki kami untuk melihat
siapa yang dapat mempertahankan posisi lebih lama. Saya dapat
bertahan selama dua jam.
Di akhir minggu, keluarga saya pergi menyebarkan Dafa kepada
orang lain. Kami pergi ke taman pada hari Sabtu dan Minggu untuk
menyebarkan Fa. Saya berdiri di baris depan untuk melakukan
latihan. Ketika teman sekelas saya melihat saya, saya merasa sangat
bangga. Kedua kakak saya membagikan materi sepanjang sisi taman.
Suatu kali saya tidak melakukan latihan dengan baik ketika
mempromosikan Dafa. Saya mengalami gangguan, yang juga disebabkan
oleh kenakalan saya, tetapi saya teringat prinsip Fa Guru.
Setelah latihan Falun Gong, orangtua saya berhenti berdagang.
Ayahanda mulai mengantar tabung gas. Kami tidak kehilangan uang
seperti dulu lagi. Tidak ada seorang pun di keluarga saya yang
memiliki penyakit lagi. Ibu saya berkata, ”Sejak keluarga kita
mendapatkan Fa, kita telah menghemat banyak biaya pengobatan. Kita
harus berkultivasi dengan baik atas penyelamatan belas kasih Guru.”
Canda tawa memenuhi rumah kami. Tetangga kami mengagumi kami.
Sebenarnya, mereka tidak tahu bahwa kebahagiaan kami berasal dari
cahaya Buddha!
Tiba-tiba Terjadi Badai Besar
Pada tahun 1999. saya berumur 8 tahun. Suatu sore, ibunda
memberitahukan saya bahwa dia dan saya akan pergi ke Beijing. Hari
itu adalah tanggal 25 April. Saya gembira mendengarnya. Saya tidak
pernah ke kota besar seperti itu. Ketika kami sampai di Beijing,
sudah jam 4.30 pagi lewat. Kami menuju Lapangan Tiananmen. Di waktu
subuh, saya mengikuti ibu dan kami sampai di sebuah tempat dengan
banyak orang disekitarnya. Ibu berkata bahwa mereka semua adalah
praktisi Dafa. Saya tidak banyak bertanya, tetapi saya berlari-lari
berkeliling. Dia memberitahu saya untuk tidak berlarian, takut saya
tersesat. Saya melihat seorang ibu tiba-tiba mengangkat sebuah
tanda kuning di keramaian. Tanda itu bertuliskan “Jaga Xinxing
kalian.” Saya tidak menanyai ibu mengenainya. Pada sore hari, kami
melihat sebuah Falun muncul di langit. Orang-orang semuanya
bertepuk tangan seperti sudah disepakati sebelumnya. Saya juga
melakukannya. Pada malam hari kami pulang bersama-sama. Kami tiba
di rumah di sore hari berikutnya.
Saya masih muda saat itu dan tidak tahu apa yang terjadi. Saya
hanya tahu bahwa saya pernah pergi ke Beijing. Siapa yang akan
menyangka bahwa penyiksaan akan menjadi begitu hebat di kemudian
hari?
Pada sore hari, 20 Juli 1999. Sekelompok polisi datang ke rumah
saya. Mereka mengambil foto Guru, buku-buku, kaset audio, kaset
video, pakaian latihan, dan bahkan pakaian kuning yang ditempel di
dinding. Pada tanggal 4 Oktober 2000, mereka menggeledah rumah kami
lagi dan mereka membawa pergi ayah. Pada malam yang sama, ibu
dibawa juga. Mereka menahan orangtua saya selama 3 bulan. Saya
tidak tahu bagaimana saya hidup selama 3 bulan itu. Pengeluaran
hidup kami sangat terbatas. Kakak tertua saya memasak untuk kami.
Saya menangis setiap malam dan memikirkan ibu di bawah selimut.
Orangtua saya telah ditahan dan dibebaskan, ditahan dan dibebaskan
lagi dan lagi. Di hari-hari yang sensitif, polisi akan membawanya
pergi. Pada akhirnya, orangtua saya dipaksa untuk menjadi
tunawisma. Pada tahun 2003, setelah Festival Perahu Naga, saya
berumur 13 tahun. Ketika orangtua saya pergi, saya rindu sama ibu.
Kakak tertua menjaga kami. Kami bertiga bergantung satu sama lain
untuk menghadapi waktu sulit itu. Kemudian, kakak tertua tidak
pergi sekolah lagi. Kami akhirnya mempunyai uang. Kami juga
berhubungan dengan orangtua saya. Saya pergi ke tempat mereka pada
akhir pekan. Pada waktu itu, saya sangat terbuka pikirannya. Saya
menganggapnnya seperti saya berada di sebuah asrama sekolah dan
pulang ke rumah sekali seminggu. Badai sangat besar, tetapi ada
Guru; ada Fa. Hati saya dipenuhi dengan sinar matahari, jadi segera
saya tidak merasa menderita lagi.
Menyelamatkan Makhluk Hidup
Tidak melupakan tugas saya di bawah lingkungan yang bahaya dan
sulit, untuk membantu saya mengejar ketinggalan, ibu dan ayah, yang
masih tunawisma, selalu mendorong saya untuk belajar ceramah Guru
yang terakhir. Saat saya tumbuh dewasa, saya menyadari bahwa kami
memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan makhluk hidup. Oleh
karena itu, saya sering mengklarifikasi fakta kepada teman-teman
sekolah, menggunakan pengalaman pribadi saya. Saya membawa mereka
ke rumah, kakak dan saya akan mengklarifikasi fakta kepada mereka
bersama-sama. Teman-teman sekolah dengan cepat mengetahui
kebenaran, mereka memberi saya banyak dukungan.
Ketika saya mulai SMP, saya tidak masuk sekolah di kota kami. Agar
dapat bersama dengan ibu, saya pergi ke sekolah di sebuah desa.
Sebuah sekolah berasrama. Di hari-hari libur dalam seminggu, saya
pergi ke tempat ibu. Suatu hari, saya melihat sebuah printer kecil
di tempatnya. Saya menanyainya apa itu. Dia memberitahu saya bahwa
itu digunakan untuk membuat materi supaya bisa dibaca oleh
orang-orang. Akhirnya, keluarga saya mendirikan sebuah tempat
produksi. Kami memiliki sebuah komputer dan mesin lainnya, tetapi
siapa yang tahu bagaimana mengoperasikannya? Di sekolah, kemampuan
komputer saya terbatas pada mengambar grafik, dan saya tidak
belajar apapun mengenai dasar-dasar komputer. Kemudian, seorang
“kakak laki-laki” datang ke tempat kami setiap minggu untuk
mengajarkan saya dasar komputer. Saya mengetahui “abang” ini adalah
seorang dosen. Dengan cepat saya belajar. Guru membuka kepintaran
saya. Saya tahu bagaimana untuk melakukan pengetikan, pengaturan
huruf, mencetak, melakukan scanning, membakar disk, memasang sistem
operasi, menggunakan program “Ghost” untuk mengembalikan sistem,
dan melakukan download. Saya bahkan mengetahui bagaimana untuk
menggunakan “Photoshop.” Abang itu mengajarkan saya semua kemampuan
itu. Sayang sekali dia disiksa dan sekarang ditahan di sebuah kamp
kerja paksa. Kemudian saya mengajarkan ayah saya apa yang saya
pelajari. Dia mempelajarinya dan kemudian mengajarkan kepada lebih
banyak orang. Beginilah bagaimana banyak tempat materi didirikan,
seperti bunga yang tumbuh di mana-mana.
Melangkahkan Kaki Terakhir Dengan Baik
Sekarang, semuanya baik, kakak kedua dan saya telah memiliki
pekerjaan. Kakak tertua saya sudah menikah. Ayah juga bekerja. Kami
berterima kasih kepada Guru terhormat yang telah menjaga
kami.
Kami akan melakukan tiga hal dengan lebih baik, kami tidak akan
kehilangan kepercayaan besar Guru, dan kami akan menyelesaikan misi
kami. Biarkan sisa jalan ini menjadi lebih gemilang.
Chinese:
http://minghui.org/mh/articles/2008/11/11/189030.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/11/30/102640.html