Dari Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi
Falun Dafa Australia 2009
(Minghui.org)
Salam kepada Guru! Salam kepada rekan-rekan praktisi!
Usia saya hampir delapan tahun. Ketika berusia tiga tahun, saya
mulai belajar huruf Mandarin pada buku Zhuan Falun. Pada awalnya,
saya belajar enam karakter sehari. Saya terus melanjutkannya. Satu
tahun kemudian saya dapat membaca buku Zhuan Falun sendiri. Setelah
itu saya mulai belajar Fa dan melakukan latihan bersama ayah dan
ibu.
Tahun lalu, bulan Juli saya
meninggalkan China bersama orang tua dan tiba di negeri bebas ini,
Australia. Diberi semangat oleh rekan-rekan praktisi, saya merasa
xinxing (kualitas moral) tengah meningkat. Kapan saja saya menemui
konflik dengan lainnya, saya menyadari bahwa saya adalah pengikut
cilik Dafa. Saya telah melalui banyak ujian dan menjadi semakin
matang. Setiap kali xinxing saya meningkat sedikit, saya merasakan
kekuatan Dafa.
Kapan Saja Ada Ujian, Saya Mengingat Saya Adalah Pengikut
Cilik Dafa
Suatu hari, ketika sedang bermain saya terjatuh ke tanah dan
melukai dagu. Saya berpikir, “Saya adalah pengikut cilik Dafa dan
pasti akan baik-baik saja.” Sebagai akibatnya, saya benar baik-baik
saja, hanya terluka sedikit. Kemudian teman-teman membawa saya ke
sebuah ruangan di mana saya diperiksa. Guru saya memberikan
sebongkah es dibungkus kertas dan menempelkannya pada dagu. Dalam
pikiran saya selalu berpikir itu tidak akan menimbulkan masalah.
Sungguh saya baik-baik saja.
Suatu hari guru sekolah membawa kami menonton ke bioskop. Sebuah
film yang penuh kekerasan. Hal-hal buruk tersebut masuk ke benak
dan saya merasa bukan diri saya lagi. Setelah menonton film, saya
bertengkar dengan teman-teman. Saya menyadari bahwa saya seharusnya
tidak menonton hal-hal tersebut. Sejak itu saya tidak lagi menonton
film demikian.
Mengklarifikasi Fakta
Saya saat ini belajar di sekolah bahasa. Ada lima siswa asal China
di kelas. Mereka baru tiba di Australia dan memiliki kesalahpahaman
mengenai Falun Dafa, sehingga saya berusaha keras untuk menjelaskan
fakta kebenaran maupun penganiayaan Falun Gong dan mencoba membujuk
mereka agar mundur dari Pionir Muda Komunis. Suatu hari saya
mengklarifikasi fakta ke teman kelas dan berkata kepadanya,
“Mundurlah dari Pionir Muda Komunis.” Saya menjelaskan kepadanya
dari hari ke hari, dan dia akhirnya memahami apa itu Partai Komunis
China. Saya akhirnya membantunya mundur dari Pionir Muda
menggunakan nama samaran Xuelian, Bunga Lotus Salju. Saya juga
membantu teman kelas lainnya untuk mundur dari Pionir Muda Komunis
dengan nama samaran Chunmei. Sekarang ketika memancarkan pikiran
lurus, saya mencoba membersihkan unsur-unsur PKC jahat yang
meracuni teman-teman lainnya sehingga mereka dapat segera mundur
dari organisasi anak-anak Partai Komunis China.
Saya ingin memberi contoh kekuatan Dafa yang pernah saya alami.
Pada pukul 1.30 siang setiap Kamis, ibu menjemput saya dari sekolah
dan kami pergi ke kota membagikan koran. Suatu hari ketika saya
meninggalkan sekolah, tumit saya terkilir parah, seperti tengah
ditusuki dengan banyak jarum, dan saya hampir tidak dapat bergerak.
Tetapi kami harus mengejar kereta pukul 2.10 siang. Jika rasa sakit
berlanjut, kami akan ketinggalan kereta dan koran tidak dapat
dibagikan. Maka dalam hati saya berpikir, “Saya seorang pengikut
Dafa dan tidak menerima gangguanmu.” Secara ajaib, rasa sakit pada
tumit lenyap. Ibu dan saya tertawa di dalam hati. Kemudian kami
berangkat ke kota untuk membagikan koran tepat waktu. Saya tahu
Guru ada di samping saya, senantiasa melindungi saya.
Menghafal Fa
Mulai musim liburan sekolah yang lalu, saya mulai menghafal Fa
bersama praktisi cilik lainnya. Setiap hari kami menghafal satu
paragraf. Tetapi kami sering mengalami konflik xinxing. Kadang saya
menangis jika tidak dapat menghafal satu paragraf. Tetapi setelah
berhenti menangis, saya menjadi lebih jernih dan terus melafal.
Dengan cepat saya dapat mengingatnya. Pelajaran yang saya peroleh
dari menghafal Fa adalah saya tidak seharusnya tergesa-gesa atau
merasa panik, lakukan saja dan terus menghafal. Setelah melafal Fa,
saya merasa saya lebih sabar dan dapat mencari ke dalam. Konflik
dengan teman-teman kelas semakin berkurang. Ketika konflik terjadi,
saya tidak mudah marah seperti sebelumnya. Saya sekarang tengah
menghafal Ceramah II, “Perihal Masalah Tianmu.”
Saya masih memiliki keterikatan hati, seperti mentalitas pamer,
bersaing, iri hati, puas diri, dan mendambakan kenyamanan. Saya
malas berlatih perangkat gerakan dan jarang memancarkan pikiran
lurus. Tetapi saya yakin saya akan lebih gigih lagi dan menjadi
pengikut cilik yang gigih maju.
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/4/6/106249.html