"Saya sudah melihat banyak pertunjukan di Tiongkok. Sebelumnya, saya menyalahkan segalanya pada pemerintah, namun sekarang saya bahkan dikecewakan oleh orang-orang Tionghoa kita, yang mendukung pemerintah semacam itu. Namun, tema dari bagian kedua pertunjukan itu adalah harapan."
(Minghui.org) Pada 19
April 2009, Shen Yun Performing Arts New York Company mengadakan
pertunjukan terakhirnya untuk tahun ini di negeri Belanda. Ms.
Zhang, yang pindah ke Belanda dari Tiongkok beberapa tahun yang
lalu, datang menonton bersama teman-temannya. Dia mengatakan dia
terharu hingga menangis selama pertunjukan.
Ms. Zhang telah menonton pertunjukan Shen Yun tahun lalu.
Tahun ini, dia mengundang teman-teman Belanda-nya dan ibunya yang
berumur 90 tahun untuk menonton. Selama wawancara, dia
berkata kepada wartawan sambil meneteskan air mata, "Pertunjukan
yang paling mengesankan adalah 'Langit Menanti Kita Meski
Dianiaya’”
Salah satu teman Tionghoa-nya menyatakan perasaan yang sama, "Saya
mengetahui tentang penganiayaan. Pertunjukannya sangat menyentuh
hati saya."
Ms. He hidup di Belanda, dan dia berkata, "Saya suka
pertunjukannya. Saya menangis pada saat tarian yang melukiskan
penganiayaan. Saya tidak dapat menahannya. (Pertunjukan seperti
ini] di luar negeri sangat jarang. Pertunjukan yang sempurna
mempesembahkan kebudayaan 5.000 tahun kami melalui tarian.
Bagi kami, orang-orang Tionghoa perantauan, sangatlah berharga
untuk melihat tari-tarian yang demikian indah," lanjutnya.
Saya semula tidak memahami mengapa grup ini menggunakan kata ‘dewa’
sebagai nama. Sekarang saya mengerti. Mereka mempertunjukkan
hal-hal spiritual melalui gerakan-gerakan mereka. Mereka
melakukannya sangat baik," ujarnya.
Ms. He menyaksikan pertunjukan tahun lalu, dan dia paling menyukai
kisah-kisah sejarah. "Itu meninggalkan kesan yang sangat dalam,
seperti kisah tentang Jenderal Yue Fei, Ji Gong dan seterusnya.
Mereka adalah kisah sejarah kita sendiri. Kami mencintai Tiongkok
dan kebudayaannya, termasuk kisah-kisah tersebut, yang bersifat
mendidik."
Ms. He berkata bahwa pesan ‘Sejati-Baik-Sabar’ sangat menyentuhnya.
"Pemahaman saya tentang pertunjukan Shen Yun adalah agar seseorang
menjadi baik dengan mematuhi prinsip Sejati-Baik-Sabar. Dunia akan
menjadi lebih murni jika setiap orang dapat melakukannya."
Ms. Gao asal Beijing, menjadi saksi pembantaian mahasiwa di
Lapangan Tiananmen (tahun 1989). Dia datang ke Belanda enam tahun
yang lalu dan bekerja pada sebuah bank. Dia berkata bahwa dia
mengagumi para pemain Shen Yun.
“Tarian-tariannya sangat indah, dan mereka mewakili kesenian
Tiongkok kita," komentarnya. "Pertunjukan ini tidak bisa
diselenggarakan di Tiongkok, di mana praktisi-praktisi Falun Gong
masih dianiaya. Tarian-tarian yang indah di atas panggung sangatlah
kontras dengan penganiayaan kejam yang terjadi di Tiongkok.
"Saya pikir 'harapan' sangatlah penting. Jika kehilangan harapan,
seseorang kehilangan masa depannya. Maka, saya berpikir lagu di
dalam pertunjukan mengutarakan hal yang benar – mengetahui
kebenaran adalah harapan untuk dapat terselamatkan. Tetapi
saya pikir bukan karena orang-orang Tionghoa tidak
mengetahui kebenaran, sangat banyak yang tidak ingin mengetahui
fakta kebenaran. Orang-orang India mempunyai satu ungkapan--Anda
tidak dapat membangunkan mereka yang pura-pura tidur."
Ms. Gao berkata, "Terus terang, saya mengagumi para praktisi
Falun Gong. Bagi saya, banyak orang sulit diharapkan, tetapi
praktisi-praktisi Falun Gong tidak menyerah. Mereka
masih sedang berusaha untuk menyelamatkan orang-orang, yang membuat
saya sangat menghormati mereka."
Chinese http://minghui.ca/mh/articles/2009/4/20/199337.html
English
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/4/22/106714.html