Tahun ini menandai 10 tahun peringatan himbauan damai ’25 April’ yang dilakukan oleh para praktisi Falun Gong di Beijing. Pada 15 April, Wakil Presiden Parlemen Eropa, Mr. Edward McMillan-Scott mengadakan dengar pendapat internasional mengenai tidak adanya kebebasan beragama di China. Melalui pengalaman pribadi mereka demikian juga hasil penyelidikan independen, para peserta menganalisa penganiayaan rejim Komunis China terhadap Falun Gong dan menghimbau bagi penghentian penganiayaan.
(Minghui.org)
Pada dengar pendapat tersebut, Wakil Presiden Parlemen Eropa
Mr. Edward McMillan-Scott mengutuk penindasan rejim Komunis China
terhadap Falun Gong, membandingkan hal tersebut dengan penganiayaan
orang-orang Yahudi oleh Nazi.
Para peserta dari seluruh dunia mendiskusikan, dari sudut pandang
masing-masing, himbauan damai ’25 April’ yang dilakukan oleh para
praktisi Falun Gong. Mr. Ethan Gutmann, penulis buku ‘Losing the
New China’ berada di Beijing pada tanggal 25 April 1999. Dia
mengadakan penyelidikan yang menyeluruh dan menyimpulkan bahwa
peristiwa ’25 April’ merupakan jebakan yang dirancang oleh rejim
Komunis China untuk menyudutkan Falun Gong: “Faktanya kami
berbicara kepada seorang pejabat tingkat menengah China. Dia setuju
dengan tindakan rejim. Dia menyatakan bahwa keputusan untuk
menghancurkan Falun Gong diambil sebelum penindasan secara terbuka.
Dari hal tersebut, kami dapat melihat bahwa peristiwa ’25 April’
hanyalah sebuah alasan. Jika para praktisi Falun Gong telah
melakukan kesalahan, maka itu adalah: mereka masuk ke dalam jebakan
ini. Saya pikir orang-orang tidak tahu bahwa itu sebuah
jebakan.”
Seorang mantan perwira intelejen pada biro keamanan nasional di
China, Li Fengzhi, mengutarakan, melalui hubungan video dari
Amerika Serikat, bahwa rejim Komunis China tidak pernah berhenti
menganiaya kelompok-kelompok agama. Terutama terhadap Falun Gong,
rejim telah menggunakan seluruh mesin negara, dana tak terbatas dan
di luar jalur hukum untuk meneruskan penganiayaan kejamnya. Biro
keamanan nasional rejim Komunis China bukanlah sebuah lembaga yang
melindungi keamanan nasional, melainkan menjadi alat rejim untuk
menganiaya warganya sendiri.
Pengacara HAM internasional David Matas, Ketua Reporters Without
Borders Willy Fautre, penulis asal China yang menetap di Jerman
Zhong Weiguang dan jurubicara Falun Gong, Zhang Erping juga
mengutarakan pendapat mereka pada pertemuan tersebut, menghimbau
Uni Eropa dan komunitas internasional agar bersama-sama menentang
dan menghentikan kejahatan kemanusiaan rejim Komunis China terhadap
Falun Gong.
Chinese
version click here
English
version click here