Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Anhui terletak di Kota Hefei. Sejak Juli 1999, para personil kepolisian yang dikepalai oleh Zhou Mingfeng dengan kejamnya telah menganiaya para praktisi Falun Dafa yang mereka tahan. Ada beberapa praktisi dianiaya hingga meninggal; ada yang cacat; ada yang menderita berbagai penyakit karena disiksa dengan keji; dan ada pula beberapa praktisi mengalami penderitaan yang sangat besar karena tidak mau berpaling dari keyakinan mereka dan tidak mau “merubah pendiriannya” sekalipun di bawah kondisi yang paling mengerikan dan penganiayaan yang sangat kejam.
(Minghui.org)
Di dalam kamp kerja paksa ini, para petugas tidak mengijinkan para
praktisi untuk meninggalkan area yang telah ditentukan atau
bercakap-cakap dengan sesama praktisi lainnya. Mereka hanya
diijinkan ke kamar kecil sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Para praktisi yang tidak mau “dirubah pendiriannya”
atau menolak untuk menulis “laporan tentang isi pikirannya” diawasi
terus-menerus selama 24 jam sehari, dicaci-maki dengan kata–kata
kotor, dipukuli, diperlakukan kasar dan diperintahkan untuk berdiri
dalam waktu lama. Mereka juga tidak diperbolehkan tidur dan
menggunakan kamar kecil serta tidak boleh berbicara dengan praktisi
yang ditahan lainnya. Mereka dipaksa mempelajari materi-materi yang
memfitnah Falun Gong. Mereka hanya mendapat jatah makanan nasi
putih dengan sayuran saja dan terkadang nasi putih saja.
Mereka tidak diperbolehkan membeli makanan tambahan atau makanan
bergizi serta dipaksa bekerja selama lebih sepuluh jam setiap hari
di lingkungan beracun yang dapat merusak kesehatan mereka. Bahkan
praktisi yang berumur 60 tahun lebih - dipaksa bekerja mulai dari
bangun pagi pada jam 6.00 hingga jam 9.00 malam dan kadang-kadang
berlanjut hingga tengah malam. Secara rinci kasus-kasus
penganiayaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
ini.
1. Wang Ping (40-an), berasal dari Kabupaten Wuhe, Kota Bangbu. Dia
dijatuhi hukuman tiga tahun kerja paksa. Secara rahasia dia ditahan
di sel isolasi dan dipaksa menulis “laporan tentang isi
pikirannya.” Jika tidak menulis, dia tidak diperbolehkan tidur.
Namun sebaliknya dia tidak diperbolehkan menulis apa pun yang
berhubungan dengan kebaikan Falun Dafa dan tidak diijinkan
menceritakan fakta kebenaran tentang Falun Dafa. “Laporan tentang
isi pikirannya” ini harus segaris dengan tuntutan resmi yang
meminta agar melepas Falun Gong. Setiap tengah malam, ketika
petugas polisi yang piket, berganti tugas, mereka selalu memeriksa
apakah Wang Ping telah menulis “laporan tentang isi pikirannya.”
Terkadang dia baru diperbolehkan tidur pada jam 1.00 atau jam 2.00
pagi, tetapi dibangunkan kembali pada jam 4.00 pagi, kemudian
disiksa lagi oleh petugas
jaga.
Dia sering kali dipukuli secara kejam karena menolak untuk “dirubah
pendiriannya”. Kadang-kadang dia memekikkan “Falun Dafa baik” di
koridor ketika pergi ke kamar kecil, meskipun dia tahu bahwa dia
akan segera dipukuli oleh para napi lainnya. Mereka menjambak
rambutnya dan menekan kepalanya ke tanah, kemudian menyeretnya ke
sel isolasi, kembali memukulinya secara keji. Mereka menyumbat
mulutnya dengan plester selebar tiga inci. Mereka juga melilitkan
plester itu di seputar lehernya sebanyak enam atau tujuh putaran.
Hampir saja korban mati tercekik. Beberapa orang napi menyumbat
mulutnya dengan kaos kaki berbau dan serbet yang sangat kotor.
Mereka mengikatnya di tempat tidur siang dan malam. Kapan saja
ketika dia memejamkan matanya, dia dipukuli dengan keras. Setelah
disiksa setahun lebih, dia nyaris mengalami gangguan
jiwa.
2. Liu Yun, 40-an, ditahan pada September 2005. Dia disiksa seperti
Wang Ping. Dia dijebloskan ke sel isolasi selama lebih dari
setengah tahun, kemudian dipindahkan ke unit pengawasan ketat.
Biasanya para penghuni penjara tinggal di sana tidak lebih dari
tiga bulan tetapi Liu Yun berada di sana selama setahun
lebih.
Orang-orang di unit pengawasan ketat ini bangun pagi-pagi setiap
hari pada jam 5.00. Mereka bekerja fisik untuk membongkar dan
memasang semua barang yang keluar masuk dari lantai bawah ke lantai
atas atau sebaliknya. Liu Yun adalah satu-satunya yang dijaga
ekstra ketat dan dipaksa bekerja paling berat. Dia baru dapat jatah
makanan ketika seluruh napi yang lain telah mendapatkan ransum
makanan mereka. Dan mereka pun hanya menyisakan sayuran saja
atau nasi tanpa makanan lain. Umumnya mereka harus bekerja setiap
hari sampai tengah malam, dan bahkan lebih lama lagi. Semua napi
yang lain bisa membeli mie instan, biskuit, sayuran yang diawetkan,
tetapi para praktisi yang teguh berlatih Falun Dafa seperti Liu Yun
tidak diperbolehkan membeli makanan tambahan apa pun. Meskipun
dipaksa bekerja sepanjang malam, mereka masih tidak diperbolehkan
makan apa pun di luar ransum. Para napi yang lain diperbolehkan
tidur setelah selesai bekerja pada tengah malam, tetapi Liu Yun
diharuskan menulis “laporan tentang isi pikirannya” dan tidak
diperbolehkan pergi tidur sebelum laporan tersebut
selesai.
Liu Yun sangat sehat dan kuat ketika pertama kali ditahan, tetapi
kesehatannya merosot tajam setelah dia dipaksa mengangkut
barang-barang berat dan dilarang tidur selama setahun. Sering kali
dia pingsan ketika bekerja. Dia semakin kurus, benar-benar sangat
berbeda dari sebelumnya. Dia sering jatuh sakit dan harus terbaring
di tempat tidur. Petugas mencoba memaksa dia untuk minum
obat-obatan, akan tetapi ditolaknya. Kemudian polisi wanita Guo Jun
meminta para napi lainnya untuk menyeret Liu Yun ke kantor dan
memaksanya untuk menelan
obat-obatan.
Suatu hari ketika Liu Yun sedang membersihkan jendela, dia pingsan
lagi dan jatuh dari meja yang dia naiki. Zhou Mingfeng menyuruh
Zhang Junru membantu kerja Liu Yun. Zhang Junru berusaha memaksa
Liu Yun agar dapat “dirubah pendiriannya.” Dia mencuci otak Liu Yun
siang dan malam dalam upaya untuk “merubah pendiriannya.”
3. Cheng Ming (56) berasal dari Kabupaten Jieshou, Provinsi Anhui.
Dia dijebloskan ke kamp kerja paksa pada September 2005. Dia
disiksa dengan kejam karena menolak untuk “dirubah pendiriannya”.
Ketua regu - Lin Yun memukul mukanya ketika dia meneriakkan, “Falun
Dafa baik!” Lin Yun juga menghasut para napi lainnya untuk memukuli
wajah korban di depan para napi lainnya hingga bengkak dan korban
tidak dapat makan. Bahkan dia sering diikat sepanjang malam
sehingga tidak dapat tidur. Para penjaga sering menghasut para napi
lain untuk memukul dan menyumbat mulutnya dengan plester. Dia
ditahan lebih lama lagi meskipun hukumannya sudah
berakhir.
4. Shi Changying berusia 57 tahun. Dia berasal dari Kabupaten
Feidong, Kota Hefei. Dia dikirim ke kamp kerja paksa pada Mei 2006.
Dia sembuh dari berbagai jenis penyakit setelah berlatih Falun
Gong. Dia ikut melakukan aksi mogok makan guna menghentikan
penganiayaan terhadap Falun Gong. Polisi wanita Zhou Mingfeng
menghasut dua narapidana untuk menekannya di lantai
semen setiap hari, dan Zhang Junru juga tidak memberikan makanan
yang sewajarnya kepadanya. Korban menjadi sangat lemah dan sulit
berjalan. Dia dijebloskan ke sel kecil dan dianiaya karena
mengatakan “Falun Dafa baik!” Pada siang hari dia diborgol dan
malam hari dia diikat dengan tali. Berdasarkan pemeriksaan
kesehatannya dia menderita gagal ginjal, gangguan fungsi hati,
serangan jantung, tekanan darah tinggi, penyakit glaukoma.
Dia menderita kebutaan pada sebelah mata akibat penyiksaan dan
nyaris tidak dapat melihat dengan mata yang lainnya.
5. Duai Genhua, He Pinghua, dan Wang Yinkun, semuanya berusia
50-an. Mereka dianiaya karena menolak untuk “dirubah pendiriannya.”
Mereka semua dipaksa mengerjakan pekerjaan yang sama beratnya
dengan orang muda. Mereka harus mengerjakan yang paling berat, yang
paling keras dan yang paling sulit. Mereka membawa barang-barang
bersama-sama dengan orang yang lebih muda. Mereka dipaksa harus
berhenti makan untuk mengangkut barang-barang kapan saja
barang-barang tersebut datang. Dari semua makanan yang tersedia,
mereka hanya diperbolehkan mengambil sayuran dan tidak
diperbolehkan membeli makanan yang lain. Mereka dipaksa menulis
“laporan tentang isi pikiran mereka” setelah selesai bekerja pada
tengah malam setiap harinya. Mereka tidak diijinkan tidur
jika mereka tidak mau menulis. Mereka dipaksa bangun pada jam 5.00
pagi. Mereka dihukum tidur di ranjang susun bagian atas. Tangga
menuju tempat tidur bagian atas ini rusak dan tidak pernah
diperbaiki sehingga sangat sulit bagi mereka untuk naik ke tempat
tidur bagian atas. Pada Desembar 2003, Yang Jingjing dan Zhao
Yongping yang kecanduan narkoba memukuli Duan Yinhua dengan keras
di sel isolasi tersebut. Akibatnya, sekujur tubuh korban dipenuhi
luka dan kakinya menjadi pincang. Yang Jingjing dan narapidana
lainnya menyumbat mulut korban dengan plester. Empat orang diantara
mereka memegang tangannya dan memaksa untuk menulis sebuah
“pernyataan perubahan pendirian.“ Mereka tidak berhenti memaksa Ms.
Duan sampai dia selesai menulis. Korban mengatakan, “Itu tidak
berlaku.” Tahanan lainnya merasa terkejut ketika mereka melihat
luka memar di sekujur tubuhnya.
6. Pada Desember 2003 ketika Wang Minghui dijebloskan ke kamp kerja
paksa untuk yang kedua kainya, enam atau tujuh polisi wanita
menyeretnya menuju ke brigade ke-dua. Dia ditendangi
serta dipukuli sepanjang perjalanan. Mereka memaksanya untuk
memakai baju tahanan dan mengikat tubuhnya di kursi. Dia diikat
selama dua hari dua malam tanpa alas kaki (saat itu musim dingin).
Pada hari ke-tiga dia dipindahkan ke gudang dan diikat di tempat
tidur. Mereka menyumbat mulutnya dengan kaos kaki kotor dan menutup
mulutnya dengan plester selebar tiga inci. Mereka memukulinya
begitu korban memejamkan matanya. Mereka menggantungkan kertas yang
berisi kata-kata yang memfitnah Falun Gong dan Shifu Li Hongzhi
pada dirinya. Dia membuang kertas itu jauh-jauh ketika pergi ke
kamar kecil, sehingga polisi-polisi itu dengan kejamnya memukuli
kepala dan kakinya hingga korban menderita luka parah. Pada hari
ke-tiga kamp kerja paksa mengadakan rapat gabungan akhir tahun.
Wang Minghui meneriakkan “Falun Dafa baik!” Para penjaga
memerintahkan narapidana Li Xue memukulinya sehingga korban nyaris
meninggal. Dia tidak mampu berjalan selama sebulan lebih. Tubuh
bagian belakang dan kakinya pun terluka parah. Kemudian dia dipaksa
melakukan pekerjaan yang berat. Zhou Mingfeng juga memaksanya untuk
bekerja lembur ketika korban kerja pada regu malam hari. Karena
bekerja berat dalam waktu cukup lama mengakibatkan kesehatannya
yang sudah tidak baik itu semakin memburuk. Dia mengalami kondisi
kritis beberapa kali. Dia mengalami gejala kelumpuhan beberapa kali
dan tidak dapat merawat dirinya sendiri. Zhou Mingfeng tidak pernah
mengurangi mengawasan terhadap dirinya. Ketika masa hukuman tiga
tahun itu berakhir, dia mengalami gejala kelumpuhan yang sangat
serius. Mereka masih memaksanya untuk bekerja berat. Dia tidak
dibebaskan hingga masa penahanannya lewat selama dua puluh
hari.
Petugas polisi beserta sipir yang terlibat langsung dalam
penganiayaan termasuk: Zhou Mingfeng, Deng Zuxia, Chen Xiaolin, Lin
Yun, Ma Fengping, Chen Jie, Zhang Donglan, Pan Lei, Sheng Shiqin,
Ci lingling, Wang Lulu, Gou Jun, Huang Shuying, Shi Ran, Zhao
Manli, He Xin, Zhang Yan, Hou Jingyan, Xu Lihong, Luo Yi, Kepala
Seksi bidang manajeman Liu dan Komisaris Politik Li.
Chinese:
http://www.minghui.ca/mh/articles/2009/5/4/200186.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/5/19/107535.html