(Minghui.org) Mr.
Wang Xueshi berasal dari Desa Yinfeng, Kabupaten Jidong, Provinsi
Heilongjiang. Ia sudah dipenjara selama sembilan tahun hanya karena
ia berlatih Falun Gong. Ia dibebaskan pada 24 April 2009,
tetapi kepala desa dan polisi dari Kantor Polisi Hadaxiang masih
memasuki rumahnya secara paksa dan mengancamnya. Ia hanya boleh
meninggalkan rumah dengan ijin dari polisi. Polisi juga menolak
untuk mengembalikan kartu identitasnya.
Mr. Wang Xueshi, 40 tahun, adalah seorang
petani yang jujur dan tidak berdosa. Ia mulai berlatih Falun Gong
pada tahun 1998. Sejak itu, keluarganya telah mendapatkan
manfaat dari latihan - anaknya menjadi lebih sehat dan hubungannya
dengan istri dan ibunya menjadi harmonis. Mr. Wang pernah memiliki
sebuah pabrik penggilingan padi, yang memiliki reputasi baik
dan mendapat kepercayaan orang-orang karena ia menjalankan bisnis
secara jujur. Banyak warga desa mulai mengetahui bahwa Falun
Dafa baik setelah mereka melihat perubahan-perubahan yang positif
pada Mr. Wang. Sesudah itu, banyak warga desa juga mulai berlatih
Falun Gong.
Selama 10 tahun penganiayaan Falun Gong, praktisi Wang sudah
dipenjara selama sembilan tahun - dua tahun di kamp kerja paksa dan
tujuh tahun di dalam penjara. Penganiayaan kejam Partai Komunis
China (PKC) terhadap Falun Gong juga telah memisahkan
keluarga Mr. Wang. Berikut adalah rincian lebih lanjut
peganiayaan yang ia sudah derita.
Dua Tahun Kerja Paksa Karena Mengutarakan Fakta
Kebenaran
Pada Oktober 1999, Mr. Wang Xueshi pergi ke Beijing, memohon
hak untuk berlatih Falun Gong. Namun, ia ditangkap dan
ditahan pada kantor penghubung pemerintah daerah di Beijing, di
mana ia dipukuli dan dicemeti. Wakil kepala polisi dari Kantor
Keamanan Umum Jidong - Chao Yang dan Li Qinghua menahan Mr. Wang di
Pusat Penahanan Jidong. Penjaga Ma Li menggunakan tabung plastik
putih yang keras (suatu instrumen penyiksaan yang dikenal sebagai
"Naga Putih Kecil") untuk mencambuknya. Ia juga menyuruh
narapidana-narapidana lain untuk memukuli praktisi Wang dan
meninjunya di sekitar kepala. Setelah 81 hari disiksa, Mr. Wang
dikirim ke Kamp Kerja Paksa Jixi untuk menjalani hukuman dua tahun.
Di sana, para sipir menyiksa Mr. Wang dengan memaksa dia untuk
berdiri tidak bergerak dalam waktu yang lama, berdiri di luar di
tengah salju, dan dipaksa duduk diam pada papan kayu selama 15-16
jam, menyebabkan penderitaan tubuh bagian dalam, punggung dan luka
pada kulitnya. Para sipir juga memaksa dia untuk menonton
video-video dan membaca buku-buku yang memfitnah Falun Gong. Sekali
waktu, seorang kepala bagian (wanita) dari Divisi ‘Pendidikan
Kembali Melalui Kerja’ Provinsi Heilongjiang membawa beberapa
praktisi yang telah dirubah untuk memberi penjelasan-penjelasan
yang mencemarkan Falun Gong di Kamp Kerja Paksa Jixi. Mr. Wang dan
praktisi Yang Xiaoguang mengambil kertas pernyataan para praktisi
yang telah dirubah tersebut dan merobeknya. Akibatnya, tujuh hingga
delapan petugas memukuli kedua praktisi hingga mereka bersimbah
berdarah, lalu menyeret mereka pergi dan menjebloskan mereka ke sel
isolasi.
Pada awal 2000, sepuluh praktisi dikirim ke kamp kerja paksa. Para
sipir mulai mencuci otak dan menyiksa mereka. Ketika seorang sipir
dengan brutal memukuli seorang praktisi, Mr. Wang berdiri untuk
menghentikan sipir tersebut. Sipir Fan Guoyu menyeret Mr. Wang ke
dalam kantor dan dengan sebuah tongkat listrik, sipir memukulnya
pada mata kanan. Mr. Wang segera kehilangan penglihatannya pada
mata kanannya. Beberapa bulan kemudian, Mr. Wang masih tidak dapat
melihat dengan jelas.
Ketika istri Mr. Wang dan anaknya yang berumur empat tahun pergi
mengunjunginya, anaknya dengan erat memeluk Mr. Wang dan menangis,
"Ayah, mari kita pulang, mari kita pulang." Istrinya juga turut
menangis. Penganiayaan PKC terhadap Mr. Wang membuat sulit
kehidupan istrinya, yang harus mengelola usaha mereka sendirian.
Belakangan, istrinya terpaksa menjual pabrik penggilingan padi
mereka.
Di tahun 2000, Mr. Wang dibebaskan setelah menjalani hukuman di
kamp kerja paksa. Segera setelah pembebasannya, para petugas dari
Kantor Polisi Hada datang ke rumahnya, mencoba menangkapnya
karena ia dilaporkan oleh seseorang telah memasang spanduk-spanduk
Falun Gong. Mr. Wang harus meninggalkan rumah untuk menghindari
penganiayaan lebih lanjut. Istrinya tidak dapat menahan tekanan dan
penderitaan dari penganiayaan, kemudian menceraikan praktisi
Wang.
Penyiksaan Brutal
Pada 5 Maret 2002, praktisi-praktisi Falun Gong dari Jilin berhasil
menggunakan televisi kabel untuk menyiarkan program klarifikasi
fakta Falun Gong. Ini membantu warga setempat untuk mempelajari
fakta bahwa Falun Gong tidak bersalah, mengenali propaganda penuh
kebohongan dari PKC serta mengetahui penganiayaan kejam terhadap
Falun Gong. Praktisi-praktisi dari Mudanjiang mulai menggunakan
metode yang sama untuk mengklarifikasi kebenaran. Sekitar
7:30 malam, pada 20 April 2002 ketika Mr. Wang sedang
memasang peralatan di Taman Rakyat Mudanjiang, orang-orang
yang disewa oleh Grup Radio dan Televisi menangkapnya. Ia kemudian
ditahan pada Biro Keamanan Umum Mudanjiang Cabang Yangming.
Polisi menginterogasi dan menyiksa Mr. Wang. Mereka mengikat Mr.
Wang pada sebuah kursi metal dan berulang-ulang memukul kepalanya
dengan botol-botol air hingga berdarah; menggunakan kawat-kawat
elektris yang dibelitkan untuk mencemeti kakinya hingga
dagingnya terluka; secara ketat menyumbat mulutnya dengan plester;
serta menaruh minyak mustar ke dalam hidungnya, kemudian menyumbat
mulut dan hidungnya dengan handuk tangan untuk mencekiknya. Mr.
Wang dengan seketika merasakan sakit yang membakar di dada dan ia
tidak mampu untuk membuka matanya. Pada waktu yang sama, polisi
memukuli dan mencacinya. Mereka juga menutup kepalanya dengan tas
plastik untuk mencekiknya. Lalu polisi menutup matanya, meninju
tulang rusuk korban keras-keras dan menekan kemaluannya. Mr. Wang
kehilangan kesadarannya karena nyeri yang tak tertahankan.
Pada 25 April, polisi mengirim praktisi Wang, yang berada di
ambang kematian, ke Pusat Penahanan Mudanjiang. Mr. Wang sangat
lemah, tidak mampu untuk berdiri atau duduk sendiri dan kaosnya
dikotori dengan bercak darah. Seorang sipir bermarga Hou
memerintahkan praktisi Wang untuk duduk diam di papan kayu. Mr.
Wang menjelaskan kepadanya bahwa ia merasa pusing dan tidak bisa
duduk diam. Hou segera menghasut para narapidana untuk menjaga Mr.
Wang tetap pada papan kayu, melucuti pakaian dalamnya dan
mencambuknya dengan "naga putih kecil". Para napi dengan
kasar mencambuki pantatnya hingga mereka kelelahan. Para narapidana
menyebut metode siksaan ini "Merobek-Robek Kulit."
Hou lalu menyeret Mr. Wang ke sel wanita. Di depan para
praktisi wanita, ia mencambuk Mr. Wang dengan "naga putih
kecil" mencoba untuk menakut-nakuti mereka dan memaksa mereka untuk
berhenti berlatih. Dengan berlinang air mata, praktisi-praktisi
wanita meminta Hou untuk menghentikannya dan mengatakan kepada dia,
"Anda juga mempunyai keluarga. Bukankah ibu anda juga berlatih
Falun Gong?" Setelah mendengar hal ini, Hou lalu
menghentikannya.
Dipenjarakan Selama Tujuh Tahun
Pada 25 November 2002, Pengadilan Banding PKC di Kota Mudanjiang
secara tidak sah menjatuhkan Mr. Wang hukuman tujuh tahun penjara.
Mr. Wang naik banding, tetapi ditolak oleh pengadilan. Pada 31
Desember 2002, ia dikirim ke Penjara Mudanjiang.
Di dalam penjara, para sipir tidak mengijinkan Mr. Wang untuk
berlatih Falun Gong, menugaskan para narapidana lain untuk
mengawasinya, tidak mengijinkan dia untuk menelepon atau menulis
surat kepada keluarganya, dan dengan sengaja mempersulit dia setiap
hari.
Pada akhir Oktober 2004, para sipir melarang praktisi Wang dan Liu
Xiaolong tidur selama lima hari dan malam berturut-turut, sementara
memaksa mereka melakukan kerja paksa. Uang yang keluarga praktisi
Yu Zhonghai kirim via pos kepadanya disita oleh para sipir. Ketika
Mr. Yu menuntut pengembalian uangnya, para sipir memerintahkan para
narapidana lain untuk memukuli Mr. Yu, menyebabkan mulut dan
hidungnya berdarah.
Pada akhir 2004, kepala regu dari Area Penjara ke-5 Guo Baolin,
instruktur Han Guobing, dan wakil kepala regu Zhao Xihe
mengusulkan rencana untuk "merubah" para praktisi dengan
menggunakan kekerasan. Zhao Xihe menyetrum praktisi-praktisi dengan
tongkat listrik dan memaksa semua narapidana untuk ikut menyiksa
praktisi. Pada malam hari, para narapidana secara bergiliran
mengawasi praktisi-praktisi untuk tidak membiarkan mereka
tidur dan pada siang hari, para narapidana membawa
praktisi-praktisi itu ke bengkel kerja untuk memaksa mereka
melakukan kerja paksa. Praktisi Li Fengquan yang menolak untuk
menulis "pernyataan tobat," tidak diijinkan tidur. Para sipir dan
narapidana memukulinya dengan keji sehingga ia tidak bisa
berjalan tanpa bantuan orang lain. Para sipir melarang tahanan lain
membantunya. Sebagai akibatnya, praktisi Li terjatuh dari lantai
tiga dan kehilangan kesadaran. Dua hari kemudian, Mr. Li dikirim ke
Rumah Sakit Divisi Keamanan Umum untuk perawatan darurat. Empat
narapidana mengawasinya dan tidak mengijinkan orang lain
untuk mendekati dia. Para sipir menutup rapat setiap celah untuk
menghindari ada yang membocorkan keadaannya.
Pada awal Desember 2007, kepala regu yang baru diangkat, Gao
Haiping memerintahkan pemeriksaan semua tempat duduk di ruang
kerja. Mereka menemukan buku-buku Falun Dafa di bawah tempat duduk
Mr. Wang. Ia kemudian dikurung di sel isolasi yang dingin dan
gelap. Cuacanya sangat dingin pada waktu itu, tetapi para sipir
masih membuka jendela sel, secara paksa melucuti pakaian hangat
praktisi Wang, dan hanya memberinya mantel penjara yang tipis.
Malam hari sangat dingin sehingga Mr. Wang harus menggerakkan
badannya sepanjang malam agar tidak beku kedinginan. Para sipir
juga membuat ia kelaparan dengan memberikan sedikit ransum makanan.
Dikurung dalam sel isolasi selama 23 hari berturut-turut
menyebabkan praktisi Wang mengalami depresi kejiwaan berat dan
kehilangan kemampuan untuk mengurus dirinya. Dibutuhkan waktu satu
tahun untuk pemulihannya.
Dari 2008 hingga 2009, keluarga Mr. Wang dua kali menempuh
perjalanan 500-600 mil ke Penjara Mudanjiang untuk melihatnya.
Namun, para sipir menghentikan mereka di pintu gerbang dan melarang
mereka untuk mengunjunginya.
Kepala regu dari Area Penjara ke-5 adalah sipir Qi Wei. Ia sering
kali memaksa para praktisi dan para tahanan lain untuk
melakukan hukuman kerja paksa dari pukul 6:00 pagi hingga
9:00 malam, dan kadangkala bahkan lebih lama lagi.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/6/3/202102.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/6/18/108388.html