(Minghui.org) Saya masih ingat pernah
membaca sebuah artikel yang ditulis oleh seorang praktisi sebelum
dimulainya penganiayaan pada awal tahun 1990. Dia (perempuan)
menulis tentang hubungannya dengan ibu mertuanya sebelum dan
sesudah berlatih Falun Dafa. Saya akan berusaha untuk
mengingat-ingat cerita tersebut dalam ingatan saya dan membaginya
di sini untuk para praktisi yang memiliki permasalahan yang
sama.
Sebelum berlatih Falun Dafa, dia
memiliki watak yang buruk dan sangat gampang marah. Suaminya
mempunyai dua saudara laki-laki yang diperlakukan dengan sangat
baik oleh mertuanya. Orangtua suaminya membantu saudara yang lain
untuk merawat anak-anak dan membantu memasak, dan tanpa pernah
meminta suatu imbalan. Tetapi, mertuanya tidak memperhatikan
keluarganya. Ketika dia mempunyai seorang anak, dia dan suaminya
berpikir orangtua suaminya akan datang untuk membantu merawat
cucunya tetapi ibu mertua tidak pernah datang walau hanya sekali.
Dia dan suaminya mulai membenci ibunya dan berpikir mereka
diperlakukan tidak adil. Suatu hari, ibu mertua tiba-tiba datang ke
rumahnya dan meminta uang, sambil berkata, "Saya tidak menginginkan
uang dari kedua anakku yang lain. Saya hanya mnginginkan uangmu
untuk merawatku di usia yang telah lanjut." Dia dan suaminya begitu
marah terhadap ibunya dan mereka bertiga terlibat dalam
pertengkaran hebat. Setelah pertengkaran tersebut, pasangan suami
istri ini menangis dan memutuskan hubungan keluarga dengan ibunya.
Mereka bahkan berkata pada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak
akan merawatnya jika ayahnya telah meninggal dunia dan tidak akan
ada orang yang yang akan merawat ibunya. Kemudian, bapak mertuanya
benar-benar meninggal dunia dan tidak ada seorang pun yang merawat
ibu mertuanya. Dia merasa telah mendapatkan keadilan di dalam
kemarahannya.
Kemudian kesehatannya memburuk dan dia menderita banyak penyakit.
Pasangan suami istri tersebut menghabiskan banyak uang untuk
berobat tetapi penyakitnya tidak kunjung membaik. Pada suatu
kesempatan, dia diperkenalkan dengan Falun Dafa. Setelah membaca
Zhuan Falun, dia tahu ini bukanlah buku biasa. Melalui belajar Fa
dan latihan, Xinxing-nya meningkat dengan pesat. Semua penyakit
disembuhkan. Ini membuatnya semakin teguh dalam berlatih. Segera,
tubuh dan jiwanya mengalami perubahan.
Suatu hari, dia tiba-tiba memahami mengapa ibu mertuanya
memperlakukannya dengan buruk karena dia telah menganiaya ibu
mertuanya di kehidupan sebelumnya. Itu adalah pembalasan karma.
Segera setelah dia memahami, dia memutuskan untuk membawa ibu
mertuanya pulang ke rumah dan merawatnya. Dia mendapatkan ijin dari
suaminya dan pergi ke rumah ibu mertua. Ketika ibu mertua
melihatnya, ibu mertua terkejut dan berpikir dia datang untuk
bertengkar. Ibu mertua bertanya, "Kenapa kamu kemari?" Dia segera
menjawab, "Saya datang untuk membawamu pulang ke rumah kami," ibu
mertua mengatakan, "Itu tidak mungkin!" Praktisi tersebut menjawab,
"Ibu, saya telah memperlakukanmu dengan buruk di waktu yang lalu
dan telah membuatmu marah. Sekarang saya sedang berlatih Falun Dafa
dan Guru kami memberitahu kami untuk menjadi orang yang baik.
Jangan khawatir. Saya akan merawatmu dengan baik." Ibu mertuanya
tersentuh dan terus mengucapkan terima kasih. Dia memberitahu ibu
mertuanya lebih baik berterima kasih kepada Gurunya; sebab dia
melakukan apa yang dikatakan Guru kepadanya. Mereka pulang. Ibu
mertuanya berlutut di depan foto Guru dan sambil menangis berkata,
"Terima kasih Guru! Terima kasih Guru! Guru telah menyelamatkan
hidupku. Saya akan belajar Dafa juga. Dafa telah menerangi hidupku
dan memberi kehidupan yang bahagia."
Cerita ini menyebar di sekitarnya, menunjukan kepada banyak orang
bahwa Falun Dafa adalah indah dan, akhirnya, mereka ingin belajar
Dafa juga. Dan memang benar banyak orang mulai berlatih setelah
mendengar cerita ini.
28 April 2009
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/4/28/199800.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/5/20/107557.html