(Minghui.org) Saya dan Ibu saya dulu
pernah tinggal bersama-sama. Tahun yang lalu, dia tinggal bersama
adik (perempuan) saya, supaya dapat membantu mengasuh cucu-cucunya.
Belakangan ini mereka mengalami banyak gangguan. Gangguan-gangguan
ini baik berupa alat printernya menjadi rusak maupun alat pencetak
CD-ROM tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk membuat materi
klarifikasi fakta. Setiap saat ketika saya datang ke rumahnya, adik
(perempuan) saya ini selalu melampiaskan keluh-kesahnya tentang
kekurangan ibu kami. Saya membicarakan hal ini bersamanya
berdasarkan sudut pandang Fa, mendorong dia untuk mencari ke dalam
dan meningkatkan xinxing (watak, kwalitas moral)nya. Saya merasa
bahwa saya telah berkultivasi dengan baik dan tidak terpengaruh
oleh konflik mereka. Akan tetapi, setelah membaca sebuah artikel
rekan praktisi, saya juga merasa perlu meningkatkan diri lebih
lanjut.
Shifu berkata,
“Tetapi saya seyogianya berpikir. Disaat masalah-masalah ini
begitu muncul, sudah tidak begitu lagi mengenai keadaan xiulian
diri sendiri, yang dipikir hanyalah betapa buruknya orang tersebut,
dia itu orang macam apa, namun pada waktu itu tidak berpikir
sejenak, mengapa di tengah pengikut Dafa bisa ada orang semacam
ini, bisa terjadi peristiwa seperti ini? Apakah kedatangan dia
khusus ditujukan terhadap sejumlah orang? Khusus ditujukan terhadap
sejumlah sifat hati manusia? Pasti adalah demikian. Di dalam
xiulian tidak ada kejadian apa pun yang tanpa sebab. Tatkala
kondisi tidak benar dan kelakuan orang yang tidak baik muncul di
tempat kita ini, itu adalah datang tepat ditujukan terhadap sifat
hati manusia. Kita tidak mengakui pengaturan kekuatan lama, jika
tidak berbuat dengan baik maka celah kekosongan akan disusupi,
mungkin pada aspek ini perlu ditujukan secara khusus seperti ini,
sehingga munculah kejadian tersebut. (Ceramah Fa pada
Konferensi Fa Internasional Washington DC 2009).
Saya mulai mencari ke dalam dan segera menemukan
keterikatan-keterikatan hati saya. Ketika ibu saya tinggal bersama
saya, kami juga ada konflik. Adik (perempuan) saya yang bukan
praktisi ini kemudian datang menyalahkan saya karena tidak
menghargai orang tua kami. Namun sebaliknya, saya tidak menyikapi
hal tersebut dengan pikiran lurus seorang praktisi. Saya menyadari
bahwa saya sedang melewati kesulitan, tetapi saya masih berperilaku
seperti apa yang Shifu katakan,
“Bersabar dengan marah dan benci, merasa disalahkan, menahan
air mata adalah bentuk kasabaran dari seorang manusia biasa yang
terikat oleh rasa kekawatiran.” (“Apakah Kesabaran (Ren) Itu?”
- Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju)
Saya sempat berpikir pada saat itu, “Anda akan memahami betapa
sulitnya tinggal bersama orang yang sudah lanjut usia. Dan
masalahnya bukan hanya pada perihal hormat atau tidak hormat pada
orang tua.” Saya tidak menyadari bahwa pikiran saya yang demikian
itu berasal dari keterikatan ego saya, dan saya tidak memanfaatkan
kesempatan itu untuk menyingkirkan secepatnya. Dengan demikian
unsur yang tidak murni ini akan terus berada dalam dimensi saya.
Dua tahun yang lalu, adik (perempuan) saya mulai berlatih Falun
Gong. Setelah ibu saya tinggal bersamanya setahun yang lalu,
konflik secara perlahan-lahan muncul. Sebagai sesama rekan
praktisi, saya memahami secara mendalam situasi yang berlangsung
selama proses kultivasi. Terkadang kami dapat melewati kesulitan
dengan baik, tetapi pada kesempatan lainnya kami gagal melewatinya
dengan baik. Tanpa konflik itu, keterikatan hati kami ini tidak
dapat terungkap keluar dan xinxing (watak, kwalitas moral) kami
tidak akan dapat meningkat. Dengan demikian, ketika mereka
mengalami konflik, saya berusaha menjaga hati yang tenang, tidak
menyalahkan seorang pun diantara mereka, dan tidak dipengaruhi oleh
Qing (perasaan, sentimen). Akan tetapi, perilaku yang demikian
benar-benar menutupi keterikatan hati saya. Tanpa mencari ke dalam
bukanlah kultivasi sejati. Saya mulai mencari ke dalam dan
menemukan bahwa dalam sub kesadaran - saya menginginkan beberapa
konflik dapat terjadi di antara mereka, supaya adik saya mengalami
penderitaan yang sama seperti yang pernah saya alami. Alangkah
buruknya kondisi pikiran yang demikian itu! Saya merasa terguncang
dan segera duduk untuk memancarkan pikiran lurus. Saya tidak ingin
kekuatan jahat memanfaatkan celah kekosongan kami, menyekat kami
dan mengganggu pekerjaan Dafa kami serta penyelamatan makhluk
hidup.
Saya mengucapkan terima kasih atas pengaturan Shifu, agar saya
menyadari permasalahan saya sendiri. Saya juga berterima kasih
kepada rekan-rekan praktisi yang telah menulis artikel yang telah
menjadi cermin bagi saya dalam merefleksikan diri.
Heshi
Chinese:
http://www.minghui.ca/mh/articles/2009/8/19/206707.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/8/30/110432.html