(Minghui.org) Untuk pertama kalinya, Marching Band Dunia Surga tampil pada Parade Kuta Karnival VII, 27 September 2009. Dentuman drum dan indahnya irama yang dimainkan oleh barisan musik yang berkostum biru-putih ini berhasil menarik perhatian penonton. Alunan lagu silih berganti dimainkan oleh marching band ini, di antaranya lagu “Falun Dafa Hao”, “Song Bao” dan “Fa Zheng Qian Kun.”
Namun demikian, barisan Falun Dafa sempat mendapat rintangan dari aparat keamanan untuk berpartisipasi pada Parade Kuta Karnival 2009 ini. Mereka tidak bisa memberikan alasan yang jelas atas pelarangan ini dan sama sekali tidak berdasar. Padahal Falun Dafa telah mendapat undangan resmi dari panitia Kuta Karnival. Sejak tahun 2002, Falun Dafa telah berpartisipasi di Kuta Karnival tanpa ada masalah, kecuali tahun lalu dimana Kedutaan Besar China mengintervensi kegiatan ini untuk membatalkan keikusertaan Falun Dafa, padahal Falun Dafa juga telah menerima undangan resmi. Ketua Panitia Parade Kuta Karnival, Morgan Made Suartha terpaksa turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, dan akhirnya Falun Dafa tetap ikut dalam parade ini.
Marching Band Dunia Surga
Kendaraan hias praktisi
Tarian kipas
Genderang Pinggang
Penonton yang tadinya duduk-duduk di depan
pertokoan di sepanjang rute, secara spontan berdiri dan ingin
melihat lebih dekat. “Wah, ada marching band bagus! Oo, Falun
Dafa...” teriak seorang gadis kecil yang menyeruak di sela-sela
penonton lainnya. Kata-katanya menandakan bahwa ia telah
menyaksikan penampilan Falun Dafa di Parade Kuta Karnival
sebelumnya, namun kini lebih megah dengan hadirnya Marching Band
Dunia Surga.
Di belakang barisan marching band itu, menyusul sebuah mobil
berhiaskan lotus besar dengan beberapa praktisi memperagakan lima
perangkat metode Gong. Disusul kemudian Tarian Nacha, Tari Kipas,
dan Barisan Genderang Pinggang yang dimainkan oleh para praktisi
membentuk barisan yang panjang. Beberapa praktisi membagikan
cenderamata berupa bunga lotus kertas dengan kartu yang bertuliskan
pengenalan tentang Falun Dafa dan Sejati-Baik-Sabar.
Parade Kuta Karnival kali ini menempuh jarak kurang lebih 3
kilometer, dimulai dari Jalan Pantai Kuta depan Hotel Grand Istana
Rama, menyusuri Jalan Melasti, Jalan Legian, melintasi Monumen Bom
Bali (Ground Zero), Jalan Raya Pantai dan mencapai finish di Pintu
Gerbang (Gate) Pantai Kuta dan masuk ke pantai. Parade dimulai pada
pukul 14.30 dan berakhir pada pukul 18.00 Wita.
Intervensi Kedubes China
Menjelang dimulainya Parade tersebut, beberapa petugas Polisi dari
Polsek Kuta dan Poltabes Denpasar mencoba menghalangi barisan Falun
Dafa untuk tidak berpartisipasi lagi pada Kuta Karnival kali ini.
Mula-mula mereka melarang barisan Marching Band Dunia Surga dan
praktisi lainnya memakai baju yang bertuliskan Falun Dafa Hao atau
Sejati-Baik-Sabar dengan berbagai alasan. Kemudian mereka
menjelaskan bahwa ada perintah dari atasan mereka untuk melarang
keikutsertaan Falun Dafa dalam Parade Kuta Karnival tersebut.
Mereka bahkan sempat mengancam akan menangkap dan mengangkut
praktisi jika tetap ingin berpartisipasi.
Penanggung jawab Barisan Falun Dafa, Putu Sudarma diminta oleh
Kapolsek Kuta dan Kasat Samapta Poltabes Denpasar untuk tidak
memberangkatkan barisan Falun Dafa dengan alasan yang tidak jelas.
Putu Sudarma mengatakan, “Mereka tidak mau menjelaskan dasar
hukumnya. Padahal kita sudah diundang secara resmi dan sudah
beberapa kali mengikuti Kuta Karnival ini.” Ini adalah mengulang
kejadian tahun lalu, dimana keikutsertaan Falun Dafa dibatalkan
karena adanya intervensi dari Kedutaan Besar China. Pada waktu itu,
di Bali sedang diselenggarakan ABG – Asian Beach Games, dimana
negara China juga ikut pertandingan olahraga pantai tersebut.
Mungkin takut para atlit dan stafnya melihat Falun Dafa begitu
bebas di negara lain, khususnya di Indonesia, maka hal itu akan
mencoreng muka pemerintahan China karena telah membuka kedok
kebohongan dan fitnahan mereka selama ini terhadap Falun Dafa.
Inilah yang paling ditakuti oleh rejim Komunis, takut kelicikan
mereka tersingkap sehingga selalu mengintervensi kegiatan Falun
Dafa di negara-negara lain dengan melalui saluran diplomatik maupun
atas nama kepentingan hubungan bilateral dan ekonomi.
Ketua Panitia Parade Kuta Karnival, Morgan Made Suartha terpaksa
turun tangan untuk membantu negosiasi antara pihak Polisi dan Putu
Sudarma. Morgan secara tegas menghimbau agar parade kali ini tidak
tercoreng gara-gara kesalahpahaman ini. Ia menjelaskan kepada
polisi bahwa Falun Dafa sudah sering ikut event ini dan tidak ada
masalah. “Jika ada apa-apa dengan peserta parade, diri saya
taruhannya,” jelas Morgan. Polisi akhirnya membuka jalan meski
mengajukan syarat agar beberapa spanduk bertulisan besar tidak
diikutkan dalam barisan.