Dibacakan di Konferensi Berbagi Pengalaman
Kultivasi Falun Dafa Jawa Tengah 2009
(Minghui.org) Salam kepada Shifu
terhormat! Salam kepada rekan-rekan sekalian!
Sharing dengan teman-teman praktisi beberapa waktu terakhir ini,
saya mendapatkan kesimpulan yang sama: “mengendur.” Masing-masing
merasakan Xiulian-nya mengendur. Kenapa? Itu menjadi hal yang
mengganggu saya. Kenapa semua merasakan hal yang sama? Bukankah
masing-masing dari kita menyadari, hal itu sangat tidak baik.
Bukankah masing-masing dari kita menyadari kondisi Xiulian kita
mempengaruhi kondisi Xiulian praktisi lainnya? Dan bukankah itu
juga berdampak pada upaya-upaya penyelamatan makhluk hidup, yang
menjadi kewajiban kita, sumpah prasejarah kita?
Saya teringat suatu waktu
mendatangi kantor pemerintahan, untuk membayar pajak kendaraan
bermotor. Waktu itu terjadi peralihan sistem, dari manual ke
komputerisasi. Mungkin karena peralihan sistem, waktu tunggu untuk
mengambil nomor antrian saja sudah satu jam lebih. Itu baru
mengambil nomor antrian belum lagi antrian yang sebenarnya. Saya
lihat ke sekeliling, wajah puluhan orang yang antri sudah berubah.
Tinggal menunggu ada pemicu sedikit saja pasti meledak, wajah penuh
kemarahan. Saat itu saya teringat ceramah Shifu tentang medan
energi di dalam buku Zhuan Falun. Saya bersihkan pikiran saya.
Pikiran diluruskan. Saya yakin, medan energi saya akan berpengaruh,
asal saya lurus. Dan benar saja. Walaupun kesal, tak satu pun kata
umpatan keluar, terlontarkan..!!
Itu dalam skala kecil. Dalam skala luas, bukankah medan energi kita
juga berpengaruh? Kalau demikian, mengendurnya Xiulian kita,
bukankah akan berdampak pada yang lainnya. Dengan kata lain,
kendurnya kondisi Xiulian sekarang, masing-masing dari kita
bukankah punya andil?
Shifu berkata dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional di
Great New York 2009:
“Khususnya di tengah masyarakat sekarang ini, anda sekalian
telah melihat. Hal-hal yang negatif terlalu banyak mendorong
manusia timbul keterikatan menggerakkan hati dan sukma manusia,
dengan tiada hentinya menyeret manusia dunia merosot ke bawah. Ini
sangatlah menakutkan. Pengikut Dafa adalah orang Xiulian, bukan
dewa yang sedang Xiulian, maka sedikit banyak akan terganggu. Jika
tak dapat menguasai diri, maka akan sama dengan manusia
biasa…”
Mendengar Fa tersebut, ada sesuatu yang menyentak pikiran saya.
“Jika tak dapat menguasai diri,…” Kenapa ‘tak dapat menguasai
diri?’ Bukankah saya Xiulian? Benar, tetapi kenapa tidak dapat?
Artinya -- tidak tercapai kondisi “Fa pada tingkat tersebut
berperan sebagai pembimbing pada tingkat tersebut.” (Zhuan
Falun).
Tapi mengapa tidak tercapai? Ini adalah Dafa. Apa yang salah? Apa
yang kurang? Asimilasi dengan Fa. Lho… tapi saya kan praktisi lama.
Saya sudah baca Zhuan Falun entah berapa puluh kali. Mungkin juga
ada yang sudah ratusan kali. Telah berkali-kali baca ceramah Fa
Shifu yang lain, dari awal sampai akhir? Memang benar...
Tapi Shifu mengingatkan (bukan kata sebenarnya) bahwa bagian yang
telah berhasil dikultivasikan dengan baik, disisihkan. Yang
tertinggal, adalah bagian yang masih berkultivasi…
Bagian yang masih berkultivasi, artinya bagian ini belum
berasimilasi dengan Fa, melebur dengan Fa ini. Jadi harus
belajar Fa lagi. Barulah Fa dapat berfungsi sebagai pembimbing pada
tingkat tersebut! Jika demikian, tak peduli seberapa banyak kita,
orang Xiulian telah belajar Fa, belajar Fa, belajar Fa, belajar Fa,
bukankah suatu keniscayaan. Suatu tuntutan Xiulian, agar dalam
segala sesuatunya bisa dalam keadaan, seperti Fa Shifu
“memposisikan dengan benar.” Agar tidak kendur. Agar dapat bertahan
dari kondisi masyarakat sekarang, yang “dengan tiada hentinya
menyeret manusia dunia merosot ke bawah!”
Saya teringat kejadian waktu awal-awal mendapatkan Fa ini. Saya
berusaha mengejar ketertinggalan saya dalam memahami Fa. Setiap
malam saya kurangi tidur. Dua jam setelah memancarkan pikiran lurus
baru saya tidur. Kemana-mana saya bawa Fa Shifu. Tiap ada
kesempatan saya baca. Walau cuma sebentar. Saya yakin dengan kata
Shifu, walau pun anda memahami satu hal, itu adalah
peningkatan.
Itu saat awal kultivasi. Lalu kenapa belajar Fa jadi mengendur?
Apakah karena perjalanan Xiulian ini masih akan lama? Apakah karena
mulai lelah, menanti kapan berakhirnya Xiulian? Dan bukankah itu
keterikatan hati? Benarkah Xiulian akan berakhir beberapa tahun
lagi? Sehingga ingin rileks sedikit, kendur sedikit? Jelaslah kita
Xiulian tak berketerikatan terhadap waktu. Saya kembali teringat
mimpi saya beberapa waktu lalu.
Saat itu saya ikut suatu rombongan pulang ke rumah. Di suatu tempat
rombongan berhenti sejenak, kemudian melanjutkan perjalanan. Saat
rombongan bergerak pergi, saya merasa kehilangan kunci rumah saya.
Saya mencari-cari. Saat saya mencari, saya lihat ke bawah, begitu
banyak kunci yang tertinggal. Tapi saya tak menemukan kunci saya.
Dengan berat hati saya berjalan pulang, tanpa kunci rumah. Baru
saja berjalan, saya sampai di tikungan. Saya berhenti, bertanya
kepada orang yang ada di pinggir jalan, di mana rumah saya. Orang
itu menjawab, sudah dekat, di balik tikungan ini. Benar saja,
sebentar saja saya sudah melihat rumah saya. Tetapi saya tak punya
kunci.
Saya terjaga. Waktu menunjukkan tepat pukul 17.10.
Pentingnya memancarkan pikiran lurus, adalah ibarat kunci rumah
bagi orang Xiulian. Itu makna mimpi saya tersebut, demikian hal itu
terpikirkan saat sharing dengan praktisi lain. Tapi ada satu hal
lain terlintas. Jarak antara berhenti sejenak tadi dan rumah saya
tidak jauh, sangat singkat dan dekat. Demikian dekatnya, sehingga
sebenarnya tak perlu berhenti sejenak. Jangan-jangan yang
menyebabkan banyak kunci tertinggal adalah karena berhenti
sejenak!?
Ini adalah persidangan terakhir, demikian pemahaman saya atas
ceramah Shifu pada 7 Juni 2009. Kita kembali diingatkan. Jangan
mengendurkan diri, jangan berhenti sejenak. Perjalanan hampir
berakhir. Bertahanlah. Sampai akhir.
Falun Dafa Hao!
Jakarta, 28 Juli 2009