(Minghui.org)
Baru-baru ini melalui belajar Fa, saya menemukan salah satu konsep
pikiran yang menghambat peningkatanku sekian lama. Ketika
menghadapi suatu situasi, pikiran pertamaku adalah tentang efek
negatifnya dan menggunakannya sebagai bimbingan dan membatasiku,
bahkan di dalam kultivasiku.
Sebagai contoh, ketika suamiku ingin lari-lari di sekitar danau
setelah makan malam pada musim dingin, pikiran pertamaku adalah
sebaiknya ia tidak pergi karena dapat terpeleset dan jatuh ke
danau. Ketika saya mendengar tentang keburukan internet, saya tidak
ingin memiliki komputer sampai saya benar-benar memerlukannya untuk
mengakses situs Dafa. Sebelum melakukan sesuatu, saya memikirkan
semua faktor kejelekannya hingga tahu bagaimana menanganinya
sebelum benar-benar menjalankan, jadi saya percaya bahwa saya
adalah seorang yang pintar dan berhati-hati di tengah masyarakat.
Ini semata-mata hanyalah kepintaran dan tidak bijaksana.
Pemikiran ini juga diterapkan pada kultivasiku. Karena saya telah
melihat kelemahan-kelemahan dari agama X dan Y, ketika mulai
berlatih Falun Dafa, saya menilainya dari semua sudut. Saya tidak
menjalankannya sampai saya yakin bahwa itu benar-benar bagus.
Tentu saja, melakukan seperti itu ada kelebihan dalam batas dan
tingkat tertentu. Saya memiliki nafsu birahi yang kuat, tetapi saya
tahu konsekuensinya bila melanggarnya, jadi saya mengekang diri
sendiri dan tidak membuat kesalahan. Ketika suamiku memiliki
hubungan gelap, saya berpikir untuk membalasnya dengan menyebarkan
berita di kantorku karena kami bekerja di perusahaan yang sama,
tetapi saya tahu itu akan menjelekkan Dafa karena saya dikenal atas
keteguhanku pada Dafa di perusahaan. Jadi saya memaksakan diri
untuk melepaskannya, namun kultivasiku melelahkan.
Kelemahan dari pemikiran ini sangat jelas. Ketika ingin melakukan
meditasi, pikiran pertama saya adalah rasa sakit bersila ganda,
jadi bagaimana supaya tidak sakit? Ketika pulang ke rumah sudah
malam setelah melakukan pekerjaan Dafa, pikiran pertamaku adalah
tentang pertanyaan suamiku. Bagaimana ia tidak bertanya? Sebelum
saya memulai klarifikasi fakta kebenaran, pikiran pertamaku adalah
bagaimana jika ia tidak percayai apa yang saya katakan. Hasilnya
dapat diperkirakan juga. Karena terbukanya mata ketiga (Tianmu)
dapat menyebabkan gangguan iblis dari pikiran seseorang dan Guru
telah membicarakannya dengan sangat serius, saya tidak pernah iri
dengan praktisi yang memiliki kemampuan supernormal, tapi kepada
yang sangat esktrim, saya menjauhi semua kemampuan supernormal.
Jadi, saya tidak bisa memancarkan pikiran lurus dengan baik. Lalu,
bagaimana saya dapat menggunakan kemampuan supernormalku?
Guru berkata,
“Pelajaran sisi positif dari sejarah seolah-olah selamanya juga
tidak dapat dijadikan hikmah peringatan bagi manusia, sebaliknya
manusia selalu mengambil hikmah peringatan demi kepentingan diri
sendiri dari sisi berlawanan suatu pelajaran.” (“Fa Buddha dan
Agama Buddha,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I).
Ketika mempelajari bagian ini sebelumnya, saya tidak memahaminya,
tetapi sekarang saya tahu ini adalah masalahku. Pemikiran ini
menghalangi saya untuk meningkat di dalam kultivasi. Saya tidak
dapat melepaskan seluruhnya, dan sebaliknya malah menahannya, dan
sama sekali tidak bisa menghormaniskan dengan Fa. Meski saya telah
melakukan tiga hal, saya mempunyai pemikiran sendiri dan secara
instinktif melindungi diri sendiri. Sebelum melakukan apapun,
keterikatan pengejaran telah memikat iblis. Di dalam kultivasiku,
saya mengkhawatirkan hasil dan tidak tahu harus bagaimana. Saya
mengukur kultivasiku dengan konsep manusia, jadi saya merasa sangat
lelah.
Pola pikir ini sebenarnya datang dari jalan tengah. Saya tidak
goyah namun tetap tak terkalahkan. Perasaan melindungi diri sendiri
yang begini kuat menghalangi kultivasiku setelah penganiayaan
dimulai pada 20 Juli 1999. Terutama setelah banyak praktisi yang
gigih beralih menentang Dafa setelah penahanan mereka, saya
mengingatkan diri sendiri untuk tetap berdiri di tengah. Jadi saya
menjadi santai dan tidak lagi rajin. Guru penuh belas kasih
memperingatkanku di dalam mimpi. Suatu kali saya naik ke tingkat
surga dan dua dewa dari tingkat yang lebih tinggi memanggilku,
”Naik lebih tinggi!” Saya katakan, ”Saya tidak berani.” Saya takut
jatuh jika gagal naik. Kemudian di mimpi lainnya, Guru juga
mengingatkanku bahwa seberapa banyak yang kamu berikan akan sebesar
itu yang kamu dapatkan. Meskipun saya mengerti, saya tidak mampu
menerobosnya.
Sebelum melakukan pekerjaan Pelurusan Fa, pikiran pertama saya
adalah kemungkinan ditangkap dan disiksa. Setelah mendengar tentang
metode-metode penyiksaan yang kejam terhadap praktisi, saya tahu
bahwa saya tidak bisa menahannya sampai tingkat tertentu. Saya
selalu menakar berapa besar saya dapat menangani konsep-konsep
manusia, jadi saya merasa bingung. Guru berkata,
“Fa dapat menjebol segala keterikatan, Fa dapat menghancurkan
segala kejahatan, Fa dapat menangkal segala kebohongan dan Fa dapat
memperteguh pikiran lurus.” (“Menyingkirkan Gangguan,”
Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II).
Meskipun saya merasa lebih pahit dan lelah dalam kultivasi, saya
bertekad untuk terus maju. Guru melihatnya dan beliau secara
berangsur-angsur membuka kebijaksaan saya melalui Fa dan memecahkan
cangkang yang menghalangi saya. Kemudian Guru mengatur saya untuk
bertemu dengan dua praktisi yang telah membantu saya untuk
menerobos rintangan.
Ketika memikirkannya sekarang, itu adalah semua konsep manusia.
Saya tidak benar-benar berada di dalam Fa. Ketahanan seseorang ada
batasnya. Jika seorang praktisi berpikir tentang kultivasi dengan
pola pikir manusia, kejahatan akan menganiaya kamu lebih gencar dan
akhirnya kamu akan mencapai batasnya. Anda sesungguhnya sedang
mencoba untuk membuktikan diri sendiri bukan untuk membuktikan
kebenaran Fa.
Saya juga menemukan meskipun saya terlihat jujur dan ramah di
permukaan, saya masih berusaha untuk melindungi diri sendiri dan
mencurigai orang lain. Saya tidak berlatih Sejati-Baik-Sabar
seratus persen.
Saya merasa bahwa selama ini saya telah membuat kepompong untuk
membatasi diri sendiri dan semua konsep-konsepku, saya membungkus
diri sendiri di dalam dan berputar-putar di dalamnya. Sekarang saya
telah menerobosnya dan terlahir kembali.
Hidup dengan tidak ada yang dicari.
Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan.
Padamkan semua pikiran yang berlebihan
Tidak sulit berkultivasi Buddha.
(“Tidak Tersisa,” Hong Yin 1)
Saya sampai menyadari bahwa kultivasi sebenarnya sederhana, dan
seharusnya tidak membebani kita, namun kita hanya harus melakukan
apa yang Guru katakan dan percaya apa yang diajarkan Guru. Fa dan
Guru ada di sini. Saya adalah sebuah partikel Fa dan datang untuk
membuktikan dan menyelaraskan Fa, bukan untuk membuktikan diri
sendiri. Tanpa Fa, saya bukan apa-apa. Saya harus melepaskan
seluruh diriku, benar-benar larut di dalam Fa dan kembali ke jati
diri yang asli.
Setelah memahami hal ini, pikiran pertama yang datang pada saya
adalah depresi dan penyesalan. Saya merasa telah menyia-nyiakan
begitu banyak waktu. Kemudian, saya menemukan depresi dan
penyesalan ini juga muncul dari keterikatan untuk membuktikan diri
sendiri. Saya harus gembira bisa menyadari hal-hal tersebut.
Di atas adalah pemahaman pribadi. Saya berharap ini bisa membantu
rekan-rekan praktisi yang mempunyai konsep-konsep yang
serupa.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/12/16/214504.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/1/5/113635.html