Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Melenyapkan Konsep Pikiran dan Kembali ke Asal

30 Jan. 2010

(Minghui.org) Baru-baru ini melalui belajar Fa, saya menemukan salah satu konsep pikiran yang menghambat peningkatanku sekian lama. Ketika menghadapi suatu situasi, pikiran pertamaku adalah tentang efek negatifnya dan menggunakannya sebagai bimbingan dan membatasiku, bahkan di dalam kultivasiku.

Sebagai contoh, ketika suamiku ingin lari-lari di sekitar danau setelah makan malam pada musim dingin, pikiran pertamaku adalah sebaiknya ia tidak pergi karena dapat terpeleset dan jatuh ke danau. Ketika saya mendengar tentang keburukan internet, saya tidak ingin memiliki komputer sampai saya benar-benar memerlukannya untuk mengakses situs Dafa. Sebelum melakukan sesuatu, saya memikirkan semua faktor kejelekannya hingga tahu bagaimana menanganinya sebelum benar-benar menjalankan, jadi saya percaya bahwa saya adalah seorang yang pintar dan berhati-hati di tengah masyarakat. Ini semata-mata hanyalah kepintaran dan tidak bijaksana.

Pemikiran ini juga diterapkan pada kultivasiku. Karena saya telah melihat kelemahan-kelemahan dari agama X dan Y, ketika mulai berlatih Falun Dafa, saya menilainya dari semua sudut. Saya tidak menjalankannya sampai saya yakin bahwa itu benar-benar bagus.

Tentu saja, melakukan seperti itu ada kelebihan dalam batas dan tingkat tertentu. Saya memiliki nafsu birahi yang kuat, tetapi saya tahu konsekuensinya bila melanggarnya, jadi saya mengekang diri sendiri dan tidak membuat kesalahan. Ketika suamiku memiliki hubungan gelap, saya berpikir untuk membalasnya dengan menyebarkan berita di kantorku karena kami bekerja di perusahaan yang sama, tetapi saya tahu itu akan menjelekkan Dafa karena saya dikenal atas keteguhanku pada Dafa di perusahaan. Jadi saya memaksakan diri untuk melepaskannya, namun kultivasiku melelahkan.

Kelemahan dari pemikiran ini sangat jelas. Ketika ingin melakukan meditasi, pikiran pertama saya adalah rasa sakit bersila ganda, jadi bagaimana supaya tidak sakit? Ketika pulang ke rumah sudah malam setelah melakukan pekerjaan Dafa, pikiran pertamaku adalah tentang pertanyaan suamiku. Bagaimana ia tidak bertanya? Sebelum saya memulai klarifikasi fakta kebenaran, pikiran pertamaku adalah bagaimana jika ia tidak percayai apa yang saya katakan. Hasilnya dapat diperkirakan juga. Karena terbukanya mata ketiga (Tianmu) dapat menyebabkan gangguan iblis dari pikiran seseorang dan Guru telah membicarakannya dengan sangat serius, saya tidak pernah iri dengan praktisi yang memiliki kemampuan supernormal, tapi kepada yang sangat esktrim, saya menjauhi semua kemampuan supernormal. Jadi, saya tidak bisa memancarkan pikiran lurus dengan baik. Lalu, bagaimana saya dapat menggunakan kemampuan supernormalku?

Guru berkata,

“Pelajaran sisi positif dari sejarah seolah-olah selamanya juga tidak dapat dijadikan hikmah peringatan bagi manusia, sebaliknya manusia selalu mengambil hikmah peringatan demi kepentingan diri sendiri dari sisi berlawanan suatu pelajaran.” (“Fa Buddha dan Agama Buddha,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I).

Ketika mempelajari bagian ini sebelumnya, saya tidak memahaminya, tetapi sekarang saya tahu ini adalah masalahku. Pemikiran ini menghalangi saya untuk meningkat di dalam kultivasi. Saya tidak dapat melepaskan seluruhnya, dan sebaliknya malah menahannya, dan sama sekali tidak bisa menghormaniskan dengan Fa. Meski saya telah melakukan tiga hal, saya mempunyai pemikiran sendiri dan secara instinktif melindungi diri sendiri. Sebelum melakukan apapun, keterikatan pengejaran telah memikat iblis. Di dalam kultivasiku, saya mengkhawatirkan hasil dan tidak tahu harus bagaimana. Saya mengukur kultivasiku dengan konsep manusia, jadi saya merasa sangat lelah.

Pola pikir ini sebenarnya datang dari jalan tengah. Saya tidak goyah namun tetap tak terkalahkan. Perasaan melindungi diri sendiri yang begini kuat menghalangi kultivasiku setelah penganiayaan dimulai pada 20 Juli 1999. Terutama setelah banyak praktisi yang gigih beralih menentang Dafa setelah penahanan mereka, saya mengingatkan diri sendiri untuk tetap berdiri di tengah. Jadi saya menjadi santai dan tidak lagi rajin. Guru penuh belas kasih memperingatkanku di dalam mimpi. Suatu kali saya naik ke tingkat surga dan dua dewa dari tingkat yang lebih tinggi memanggilku, ”Naik lebih tinggi!” Saya katakan, ”Saya tidak berani.” Saya takut jatuh jika gagal naik. Kemudian di mimpi lainnya, Guru juga mengingatkanku bahwa seberapa banyak yang kamu berikan akan sebesar itu yang kamu dapatkan. Meskipun saya mengerti, saya tidak mampu menerobosnya.

Sebelum melakukan pekerjaan Pelurusan Fa, pikiran pertama saya adalah kemungkinan ditangkap dan disiksa. Setelah mendengar tentang metode-metode penyiksaan yang kejam terhadap praktisi, saya tahu bahwa saya tidak bisa menahannya sampai tingkat tertentu. Saya selalu menakar berapa besar saya dapat menangani konsep-konsep manusia, jadi saya merasa bingung. Guru berkata,

“Fa dapat menjebol segala keterikatan, Fa dapat menghancurkan segala kejahatan, Fa dapat menangkal segala kebohongan dan Fa dapat memperteguh pikiran lurus.” (“Menyingkirkan Gangguan,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II).

Meskipun saya merasa lebih pahit dan lelah dalam kultivasi, saya bertekad untuk terus maju. Guru melihatnya dan beliau secara berangsur-angsur membuka kebijaksaan saya melalui Fa dan memecahkan cangkang yang menghalangi saya. Kemudian Guru mengatur saya untuk bertemu dengan dua praktisi yang telah membantu saya untuk menerobos rintangan.

Ketika memikirkannya sekarang, itu adalah semua konsep manusia. Saya tidak benar-benar berada di dalam Fa. Ketahanan seseorang ada batasnya. Jika seorang praktisi berpikir tentang kultivasi dengan pola pikir manusia, kejahatan akan menganiaya kamu lebih gencar dan akhirnya kamu akan mencapai batasnya. Anda sesungguhnya sedang mencoba untuk membuktikan diri sendiri bukan untuk membuktikan kebenaran Fa.

Saya juga menemukan meskipun saya terlihat jujur dan ramah di permukaan, saya masih berusaha untuk melindungi diri sendiri dan mencurigai orang lain. Saya tidak berlatih Sejati-Baik-Sabar seratus persen.

Saya merasa bahwa selama ini saya telah membuat kepompong untuk membatasi diri sendiri dan semua konsep-konsepku, saya membungkus diri sendiri di dalam dan berputar-putar di dalamnya. Sekarang saya telah menerobosnya dan terlahir kembali.

Hidup dengan tidak ada yang dicari.
Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan.
Padamkan semua pikiran yang berlebihan
Tidak sulit berkultivasi Buddha.
(“Tidak Tersisa,” Hong Yin 1)

Saya sampai menyadari bahwa kultivasi sebenarnya sederhana, dan seharusnya tidak membebani kita, namun kita hanya harus melakukan apa yang Guru katakan dan percaya apa yang diajarkan Guru. Fa dan Guru ada di sini. Saya adalah sebuah partikel Fa dan datang untuk membuktikan dan menyelaraskan Fa, bukan untuk membuktikan diri sendiri. Tanpa Fa, saya bukan apa-apa. Saya harus melepaskan seluruh diriku, benar-benar larut di dalam Fa dan kembali ke jati diri yang asli.

Setelah memahami hal ini, pikiran pertama yang datang pada saya adalah depresi dan penyesalan. Saya merasa telah menyia-nyiakan begitu banyak waktu. Kemudian, saya menemukan depresi dan penyesalan ini juga muncul dari keterikatan untuk membuktikan diri sendiri. Saya harus gembira bisa menyadari hal-hal tersebut.

Di atas adalah pemahaman pribadi. Saya berharap ini bisa membantu rekan-rekan praktisi yang mempunyai konsep-konsep yang serupa.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/12/16/214504.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/1/5/113635.html