(Minghui.org) Hari ini ketika membaca kembali Ceramah Fa pada Konferensi Falun Dafa Switzerland 1998, saya sempat termenung dan merasa harus mencari ke dalam - ketika membaca kembali kata-kata Guru sebagai berikut:
“Saya bukannya tidak ingin cerita pada anda, apa yang saya ucapkan dapat menetapkan sesuatu, karena apa yang saya ucapkan akan menjadi Fa, oleh sebab itu jangan sembarangan meminta saya menceritakan hal-hal yang diminati diri sendiri.”
Kalimat Shifu di atas mengingatkan akan masalah apa pada diri saya? Kultivasi pembicaraan dan pikiran.
Sejalan dengan proses peningkatan xinxing (kualitas moral) kita, saya memahami kemampuan Gong yang kita kultivasikan akan semakin besar. Tentu saja bukan mengatakan kemampuan Gong kita sebagaimana tinggi, dan hal-hal yang kita katakan jelas bukanlah Fa, tetapi bukankah kita sedang berkultivasi dengan Fa ini, sedang mengasimilasikan diri dengan Fa ini? Mungkin kita telah mengamati fenomena bahwa semakin banyak hal-hal yang kita pikirkan dan ucapkan akan menjadi kenyataan.
Bila yang dibicarakan atau dipikirkan terfokus pada kekurangan-kekurangan atau keterikatan hati praktisi lain, bukankah kita tengah memperkuat, menetapkan atau bahkan memvonis kekurangan praktisi tersebut, sehingga mungkin rekan praktisi akan menjadi semakin sulit untuk keluar dari kekurangan dan keterikatan hatinya tersebut. Di samping itu, kekurangan juga hanyalah suatu refleksi dalam proses kultivasi. Selama orang tersebut terus xiulian (berkultivasi) mengikuti permintaan Guru akan tiga hal, maka kita juga harus berpikir dan berbicara positif bahwa rekan praktisi akan dapat memperbaiki diri dan mengatasi kekurangan atau keterikatan hatinya. Dan bila kita merasa perlu untuk mengingatkan rekan tersebut, maka kita lakukan saja dengan niat tulus dan nada bicara yang baik, tanpa terikat pada hasilnya.
Saya merasa apakah dapat menyadari apa yang patut kita bicarakan, pikirkan atau tidak, itu merupakan refleksi dari tingkatan yang telah kita capai dalam perjalanan pulang menuju jati diri yang asli. Membicarakan, apalagi membahas panjang lebar kekurangan dan keterikatan hati rekan praktisi, juga tidak bermanfaat karena membuat pikiran kita semakin rumit. Sementara dari Fa Guru, saya memahami semakin kita meningkat, kondisi pikiran kita justru akan semakin polos. Mungkin saat itu, kita secara alami sudah dapat menyingkirkan kebiasaan buruk ini.
Dalam proses menuliskan pemahaman ini, saya bertekad untuk lebih banyak berpikir dan berbicara dari sisi positif mengenai rekan-rekan praktisi. Sesungguhnya para praktisi yang gigih maju, bukankah sudah sangat sedikit membicarakan hal-hal manusia biasa? Kita sudah dapat memandang hambar hal-hal yang manusia biasa gemar bicarakan. Namun saya mengamati, saya masih sangat kurang dalam aspek memikirkan, memandang serta membicarakan rekan-rekan praktisi dari sisi positif.
Guru berkata dalam “Berdialog dengan Waktu” (Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I):
Dewa : Masalah ini sudah sangat serius, bagaimana agar pengamatan mereka terhadap kekurangan orang lain, dibalik untuk mengamati diri sendiri, itu sudah bagus.
Guru : Sudah seharusnya menggugah mereka supaya sadar, agar lingkungan mereka berubah menjadi suatu lingkungan Xiulian yang sungguh-sungguh, menjadi seorang Dewa yang sejati.
Rekan-rekan, saya berharap kita semua dapat terus meningkat dalam aspek ini, dan mohon ditunjukkan bila ada kesalahan.