(Minghui.org) Pada 2 November 2010, dalam rangka memperkenalkan Falun Dafa kepada para pejabat daerah, beberapa pembina Falun Dafa Bali melakukan audensi kepada Gubernur Kepala Daerah Bali, Putu Mangku Pastika. Acara ini berlangsung di kantor Gubernur Renon Denpasar.
Karena kesibukan bapak gubernur, perwakilan praktisi diterima oleh Kepala Bagian Olahraga Kantor Gubernur, Wayan Wiratha.
Kepala Bagian Olahraga Kantor Gubernur, Bpk. Wayan Wiratha
Menurut Wayan Diantha sebagai pembicara pertama dalam pertemuan itu, tujuan kedatangan mereka adalah untuk memperkenalkan lebih mendalam tentang keberadaan Falun Dafa, khususnya di Bali. Dikatakan bahwa sebenarnya pertemuan ini diharapkan bisa berlangsung sebelum kunjungan Bapak Gubernur Bali ke China tanggal 18 Oktober. Walaupun tidak bisa dilakukan sesuai jadwal Wayan Diantha menyampaikan terimakasih kepada pemerintah daerah yang telah memberikan ruang dan kebebasan Falun Dafa melakukan aktivitas latihan.
Tanggapan kepala bagian olahraga dalam pertemuan itu sangat positif dan dia berkata telah mengetahui cukup banyak mengenai Falun Dafa.
Putu Sudarma salah seorang pembina menjelaskan tentang perkembangan Falun Dafa di Bali dari tahun 2001 sampai sekarang. Juga diuraikan sejarah awal Falun Dafa sampai terjadinya penindasan terhadap Falun Gong di China, serta tindakan pemenjaraan dan perampasan organ yang dilakukan rezim komunis terhadap mereka yang berlatih Sejati-Baik-Sabar.
Acara ini berlangsung secara kekeluargaan dan santai. Beliau menjelaskan ketidaksetujuannya terhadap transplantasi organ dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Beliau mengungkapkan bahwa beliau mengenal seseorang yang melakukan cangkok ginjal di China atas perantaraan seorang dokter dari salah satu rumah sakit di Denpasar. Diungkap bahwa pasien ini melakukan negosiasi selama 3 bulan dengan biaya 300 juta agar bisa mendapatkan transplantasi ginjal di China.
Takdir menyatakan lain katanya, mungkin ginjal yang didapat tidak legal hanya bertahan satu setengah tahun, pasien itu meninggal dunia karena komplikasi.
Wayan Sumiarta menjelaskan kepada perwakilan Gubernur tentang berbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah komunis China, khususnya kepada rekan-rekan praktisi Falun Dafa.
Menanggapi ideologi komunis, Wayan Wiratha mengatakan, ”Kita dalam NKRI tetap kokoh menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Saya sangat miris mendengar masih terjadi penindasan di China.”
Acara setengah jam ini diakhiri dengan pemberian materi informasi, buku-buku mengenai Falun Dafa.