(Minghui.org) Seluruh (tujuh) pertunjukan
Shen Yun dibatalkan di Hong Kong. Permohonan visa enam teknisi
khusus Shen Yun ditolak beberapa hari sebelum jadwal kedatangan
mereka. Departemen Imigrasi menyatakan Shen Yun harus merekrut
tenaga kerja lokal untuk menggantikan enam teknisi tersebut. Pada
Senin, 25 Januari 2010, warga pergi ke Departemen Imigrasi untuk
memprotes campur tangan rejim Komunis China atas pertunjukan
ini.
Warga Hong Kong melakukan protes
di depan Departemen Imigrasi
Puluhan orang yang telah membeli
tiket pertunjukan mendatangi Departemen Imigrasi pada Senin sore.
Banyak dari mereka datang dari luar negeri. Li Juan terbang ke Hong
Kong dari New York pada 25 Januari hanya untuk mendengar bahwa
pertunjukan Shen Yun telah dibatalkan. Dia mengatakan bahwa setelah
melihat pertunjukan di AS, dia sangat terkesan dan mengundang
kerabatnya di China untuk melihat pertunjukan langsung di Hong
Kong.
Ms. Li tidak menyangka pemerintah Hong Kong terlibat dalam
keputusan memalukan ini. "Hong Kong adalah tempat yang menghormati
hak asasi manusia dan kebebasan berkeyakinan. Pemerintah harus
membuka tangan untuk menyambut pertunjukan seni kelas dunia. Tidak
ada alasan untuk melakukan hal semacam ini walau di bawah tekanan
apa pun. Ini memalukan," kata Ms Li.
Warga Hong Kong melakukan protes
di depan Departemen Imigrasi
Ms. Li mengusulkan agar panitia
pertunjukan Shen Yun meminta kompensasi dari pemerintah Hong Kong.
"Untuk tiket pesawat para seniman, biaya hotel, dan waktu yang
terbuang sia-sia. Hal ini juga menyebabkan Shen Yun mengalami
kerugian finansial yang besar. Banyak orang yang membeli tiket dan
jauh-jauh ke Hong Kong juga harus dikompensasi. Saya percaya jika
Hong Kong tidak diambil-alih China, hal semacam ini tidak akan
terjadi."
Chow Wai-tung, mantan anggota Dewan Legislatif Hong Kong,
menyaksikan pertunjukan Shen Yun di Taiwan tahun lalu dan membeli
empat tiket untuk istri dan keluarganya tahun ini. Dia mengutuk
pemerintah Hong Kong yang mengabaikan kehendak rakyatnya. "Acara
ini adalah mengenai kebudayaan tradisional dan mengajarkan orang
untuk menjadi baik." Chow percaya bahwa alasan untuk menolak
permohonan visa pasti tidak masuk akal. "Itu campur tangan dari
rejim Komunis China. Sejak Hong Kong dikembalikan ke China, banyak
hal telah berubah. Sistem kebebasan dan aturan hukum sudah kacau.
Ini menyedihkan," ujar Chow.
Chow pernah mengundang banyak grup seni untuk pentas di Hong Kong
di masa lalu, dan dia tidak pernah punya masalah. "Sebelum Hong
Kong dikembalikan ke China, berbagai grup pertunjukan yang berbeda
dari seluruh dunia, termasuk China, datang ke sini untuk pentas.
Kejadian ini merupakan sebuah contoh dari campur tangan politik
dalam pertunjukan seni budaya. Pertunjukan Shen Yun menampilkan
kebudayaan tradisional dan sangat berpengaruh positif pada
spiritualitas orang-orang."
Mr. Chow mengutuk para pejabat di Departemen Imigrasi yang menjadi
antek-antek dari Partai Komunis China (PKC). "Saya tahu para
pejabat ini mendapat tekanan. Tapi ada undang-undang dan ada cara
untuk melakukan hal-hal yang benar." Dia berharap bahwa pihak
imigrasi akan segera mengeluarkan visa untuk enam staf produksi
inti sehingga orang bisa menonton pertunjukan. Dia mengatakan bahwa
semuanya itu baik bagi perekonomian Hong Kong dan pertukaran
kebudayaan.
Ms. Hong membeli lebih dari 30 tiket untuk keluarga, kerabat, dan
mitra bisnisnya. Dia sulit untuk percaya bahwa Hong Kong harus
mendengarkan PKC apakah sebuah grup seni boleh pentas atau tidak.
Dia kecewa bahwa "satu negara, dua sistem" sudah tidak eksis
lagi.
Nyonya Chen membeli lebih dari 20 tiket untuk kerabat dan
teman-temannya dari Inggris, Thailand, dan China. Dia tidak tahu
apa yang harus dikatakan kepada mereka. Dia tidak percaya
pemerintah Hong Kong tunduk pada PKC. Keluarganya di Thailand sudah
membeli tiket pesawat dan akan tetap datang pada tanggal 27 Januari
untuk meminta penjelasan dari pemerintah.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/1/27/217022.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2010/1/28/114199.html