Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

San Fransisco: Rapat Umum Digelar untuk Memprotes Intervensi PKC Terhadap Pertunjukan Shen Yun di Hong Kong

10 Feb. 2010 |   Oleh: Reporter Minghui Wang Ying


(Minghui.org) Pada 30 Januari 2010, sebuah rapat umum digelar di depan Konsulat China di San Fransisco, mengutuk Partai Komunis China yang menggunakan tekanan terhadap pemerintah Hong Kong  agar menolak permohonan visa enam anggota staf Shen Yun Performing Arts, yang berakibat pembatalan pertunjukan Shen Yun itu. Para peserta rapat umum itu juga menyampaikan dukungan kepada peserta aksi yang turun ke jalan yang mengusung tema “Lindungi Shen Yun; Lindungi Hong Kong” yang berlangsung pada hari yang sama. Mereka meminta pemerintah Hong Kong mencabut keputusan mereka yang salah dan mengundang Shen Yun kembali ke Hong Kong.

Rapat Umum

Zhang Xuerong, penyelenggara aksi tersebut mengatakan bahwa PKC telah berusaha mengintervensi pertunjukan Shen Yun sejak lama. Sebagai contoh, Konsulat China menulis surat kepada sebuah teater di Little Rock, Arkansas, yang meminta pihak teater agar tidak mengadakan pertunjukan Shen Yun. Namun pihak teater merasa surat itu menggelikan, surat itu pun disampaikan kepada FBI dan meminta agar dilakukan penyelidikan.    

Ms. Zhang berkata bahwa PKC telah melakukan hal-hal yang sama di Australia dan Korea. Sangatlah jelas bahwa PKC berada di balik semua insiden yang terjadi di Hong Kong kali ini, meskipun departemen luar negeri PKC tidak berani mengakuinya, karena mereka masih berusaha memberi kesan kepada orang-orang bahwa hukum dasar “satu negara, dua sistem” di Hong Kong masih berlaku.      

“Semua peserta rapat umum hari ini sudah pernah menyaksikan pertunjukan Shen Yun. Mereka tahu betapa indahnya pertunjukan itu. PKC telah merusak budaya China tradisional, dan Shen Yun mengangkat kembali budaya tradisional tersebut. Itu mengapa PKC merasa takut akan pertunjukan itu.” Ms. Zhang berkata, “Konsulat PKC di San Fransisco telah mengancam para penyanyi dan  para pemain yang berasal dari daratan China, dan pimpinan komunitas Tionghoa dilarang menonton pertunjukan itu. Sebenarnya, tidak seorang pun di antara mereka mau mendengarkan PKC.”    

Zhang menambahkan bahwa salah satu tujuan rapat umum tersebut adalah untuk mendukung aksi pawai dengan tema, “Lindungi Shen Yun, Lindungi Hong Kong” yang diadakan pada hari yang sama di Hong Kong. “Penduduk Hong Kong harus diberi kebebasan untuk menonton Shen Yun,” ujarnya.    

Lily, seorang guru tari yang telah menyaksikan pertunjukan Shen Yun, mengikuti aksi itu bersama teman-temannya. Dia sangat memuji pertunjukan itu dan mengutuk perbuatan PKC. Dia berkata, “PKC tidak akan selalu bisa menghalangi. Seni tidak mempunyai batasan. Pada suatu ketika, orang-orang yang mencintai seni akan mempunyai kesempatan untuk mengapresiasi pertunjukan Shen Yun.” Dia berkata: “Hong Kong bersebelahan dengan China. PKC takut bahwa jika pertunjukan itu diselenggarakan di Hong Kong, masyarakat China bisa pergi ke sana menontonnya. Saya berharap pada suatu ketika nanti - pertunjukan ini bisa dipentaskan di China sehingga masyarakat China akan mempunyai kesempatan menyaksikan petunjukan itu juga.”

Lily, seorang guru tari China

Ms. Wu Wei, yang pernah menjadi warga negara Hong Kong, mengikuti aktivitas itu bersama suami dan 4 orang anaknya: “Saya mengajak semua warga negara Hong Kong untuk melangkah maju dan ikut serta dalam pawai itu. Hong Kong pernah menjadi tanah yang bebas. Tetapi sekarang, karena PKC, kebebasan masyarakat Hong Kong sedang dipasung. Dengan demikian kita harus berjuang demi kebebasan itu.”

Ms. Wu Wei bersama keluarga.

Suami Ms. Wu menyatakan bahwa dia telah menyaksikan pertunjukan Shen Yun sebelumnya, dan dia merasa bangga akan kebudayan China yang dipentaskan melalui pertunjukan. Dia mengatakan bahwa masyarakat Hong Kong harus berjuang demi kebebasan dan hak asasi manusia. “Masyarakat di semua penjuru dunia bisa menyaksikan pertunjukan itu. Hanya masyarakat China  yang yang tidak bisa. Mereka tidak mempunyai kebebasan. Sekarang PKC bahkan memasung kebebasan masyarakat Hong Kong. Jika mereka tidak bangkit, mereka akan kehilangan lebih banyak lagi.”      

Mr. Lin tinggal di Hong Kong sejak lama. Dia mengungkapkan kekecewaannya. Dia berkata: “Melalui insiden ini, kami melihat bahwa hukum dasar ‘satu negara, dua sistem’ tidak ada lagi. Hukum dasar itu berubah menjadi ‘satu negara; satu sistem.’” Dia berharap bahwa masyarakat Hong Kong akan berjuang demi hak mereka.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/2/1/217352.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/2/5/114449.html