(Minghui.org) Seorang praktisi Falun Dafa menyodorkan ‘bingkisan’ yang berisikan materi klarifikasi Falun Dafa kepada para pejabat di panggung kehormatan saat acara parade budaya Tionghoa, Sabtu (20/2/2010). Satu persatu pejabat tersebut menerima ‘bingkisan’ di atas panggung kehormatan yang didirikan khusus di kawasan bisnis Nagoya, Batam.
Di depan panggung kehormatan
Seorang praktisi membagikan ‘bingkisan’ klarifikasi fakta
Tercatat para pejabat di panggung kehormatan
antara lain Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemko Batam, Syamsul
Bahrum, lalu Guntur Sakti, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Batam, Suhendro Gautama selaku Ketua Paguyuban Sosial Marga
Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kepri, Eddy Hussy selaku Ketua PSMTI
Batam serta jajaran pengurusnya dan lain-lain. Sementara itu di
depan panggung kehormatan, marching band ‘Dunia Surga’ dalam
balutan seragam biru terang memainkan alunan musik yang menggema
dengan indahnya.
Parade budaya Tionghoa yang bernuansakan budaya Tionghoa ini
melibatkan berbagai elemen masyarakat, khususnya warga Tionghoa di
Batam. Menampilkan beragam atraksi seperti barongsai, marching
band, musik genderang pinggang, tarian, dan lain-lain. Parade
budaya ini merupakan penutupan dari rangkaian acara menyambut Imlek
2561, ‘Batam ‘Chinese Festival’ yang digelar mulai Jum’at
(5/2/2010) lalu.
Marching Band Dunia Surga
Sambutan masyarakat
Partisipasi dari 100 lebih praktisi Falun Dafa
dari Batam, Singapura dan Malaysia ini semakin menambah semaraknya
acara parade yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat di Batam.
Meski sebelumnya sempat mendapat hambatan dan gangguan dan terancam
tidak dapat mengikuti parade, namun akhirnya dengan keteguhan dan
tekad para praktisi, marching band dan genderang pinggang Falun
Dafa dapat tampil mengalunkan musik penuh keindahan.
Kelompok marching band dengan balutan seragam biru, mengalunkan
beragam musik silih berganti, membahana dari awal sampai akhir
acara, dalam barisan yang tertib dan rapi. Beragam alat musik
tersebut dimainkan dengan merdunya oleh praktisi Falun Dafa mulai
anak-anak, remaja, dan orangtua. Dari usia belasan sampai 50-an
tahun. Meski usia cukup lanjut, berkat senam Falun Dafa mereka
sanggup mengikuti parade yang memakan waktu hampir 2 jam
tersebut.
“Wah marching band ini dari Korea ya?” komentar seorang
penonton.
“Bukan, marching band ini dimainkan oleh praktisi Falun Dafa,”
jelas seorang praktisi wanita.
Meski tergolong masih baru, praktisi ini merasakan pengalaman yang
berharga dengan turut membagi brosur dan bunga lotus. Ia mengaku
bangga, terharu, dan senang telah menemukan Falun Dafa.
Persis di belakang barisan marching band adalah barisan genderang
pinggang dalam seragam kuning yang berbaris rapi dan tertib.
Berbagai lagu dan musik dimainkan silih berganti pula.
Antusiasme dan rasa kagum dari masyarakat yang menonton parade
terlihat dari banyaknya penonton di sepanjang rute parade, yang
mengambil start dari kawasan komplek Bumi Indah, Nagoya ini.
Sementara itu beberapa praktisi disepanjang kanan dan kiri jalan
menyebarkan dan membagi brosur, bunga lotus, VCD klarifikasi kepada
para penonton. Beragam komentar terlontar saat mereka menerima
brosur. Ada yang telah mengenal Falun Dafa, namun ada juga yang
belum mengetahuinya sama sekali.
“Tempat latihannya dimana?” tanya seorang penonton yang menerima
brosur. Seorang praktisi pun langsung menjelaskannya.
Pengalaman menarik diungkapkan seorang praktisi baru yang turut
serta membagi materi klarifikasi. Menurutnya keesokan hari setelah
ikut parade dan membagi brosur, ia merasakan sekujur badan terasa
ringan dan nyaman sekali.
“Saya sudah lama tidak merasakan kondisi seperti itu. Terakhir kali
saya merasakan hal seperti itu adalah saat saya pertama kali
latihan senam Falun Dafa,” katanya.