(Minghui.org) Suatu
hari semasa Dinasti Song, Dongpo Su dan seorang biksu Buddha
bernama Foyin datang ke Kuil Jingshan bermeditasi bersama-sama.
Dongpo Su merasa sangat baik secara fisik maupun mental. Lalu ia
bertanya kepada biksu yang dihormati tersebut: "Wahai biksu, apa
pendapat anda mengenai posisi meditasi saya?" Biksu Foyin berkata:
"Sangat bermartabat, seperti sang Buddha!" Dongpo Su sangat senang.
Foyin balik bertanya kepadanya: "Apa pendapat anda tentang saya?"
Dongpo Su suka bercanda dan tidak bisa menahan keinginan untuk
menggodanya: "Seperti tumpukan kulit banteng!" Ketika Biksu Foyin
mendengar jawabannya, dia tidak marah dan tetap diam. Dongpo Su
tampak gembira di dalam hati dan kemudian berkata kepada semua
orang yang dijumpainya: "Saya telah menang hari ini!"
Berita ini terdengar oleh Xiaomei Su, adik perempuan Dongpu Su. Dia
ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, maka dia bertanya
kepada saudaranya. Dongpo Su sangat bersemangat dan dengan gembira
melukiskan seluruh kejadian secara cermat. Xiaomei Su adalah orang
yang berbakat dan talentanya luar biasa. Setelah dia mendengar
cerita Dongpo Su, ia berkata dengan lembut: "Saudaraku, anda telah
kalah! Hati biksu itu seperti sang Buddha, sehingga ia melihat Anda
sebagai sang Buddha. Sebaliknya, hati Anda seperti kulit, sehingga
Anda melihat biksu terhormat seperti tumpukan kulit."
Dongpo Su terdiam. Dia sekarang menyadari bahwa meditasinya jauh
lebih rendah dari biksu Foyin. Karena Dongpu Su dianggap berbakat
dalam kemampuan dan pengetahuan sastra, ia cenderung menjadi bangga
diri dan angkuh. Sesungguhnya, orang-orang yang sombong tidak
memahami kebajikan dari kerendahan hati, dan kebanyakan waktu
pikiran mereka sempit. Oleh karena itu, mudah bagi mereka untuk
membuat pernyataan-pernyataan yang sembarangan.
"Mentalitas tumpukan kulit" dari Dongpu Su dan pikiran tenang sang
biksu, keduanya akan sering muncul dalam kultivasi kita. Baru-baru
ini, karena beberapa pekerjaan, saya salah paham dengan seorang
rekan praktisi yang telah bekerjasama dengan saya selama
bertahun-tahun. Saya tidak menjaga Xinxing saya (kualitas moral)
dengan baik dan lupa tentang apa yang telah Guru beri tahu kepada
kita tentang bagaimana menangani hal-hal ketika menghadapi
kesulitan. Saya tertipu oleh bayangan palsu yang sepertinya nyata.
Saya sangat marah dan berpikir bahwa sikap praktisi itu tidak dapat
diterima. Jadi saya mulai mengeluh kepada praktisi ini serta
menjadi semakin dan semakin emosional. Semakin saya berkata,
semakin saya merasa benar dan praktisi lain itu yang salah. Saya
bahkan merasa bahwa tidak peduli berapa sering saya telah berbicara
tentang kekurangannya, ia tidak akan pernah berubah.
Keesokan harinya, saya pergi untuk berkomunikasi dengan dia (saya
katakan berkomunikasi, tetapi sebenarnya lebih mirip menanyainya).
Saya mengutarakan keraguan saya dan bertanya mengapa ia ingin
melakukan sesuatu dengan cara tertentu dan mengapa ia tidak
membicarakan hal ini dengan saya sebelumnya atau memberi tahu saya
sesudahnya, menimbulkan kesalahpahaman besar antarkami. Dia berkata
dengan tenang bahwa ia menyadari bahwa saya tidak bisa mengerjakan
begitu banyak hal di daerah kami sendirian, jadi dia ingin
membantu. Menurut pandangannya atas sikap saya di masa lalu, dia
berpikir bahwa saya tidak akan setuju dengan metode pendekatannya
sehingga dia tidak merasa perlu untuk memberi tahu saya. Saya
mendengarkan secara cermat dan benar-benar memahami kesulitannya
dan maksud hatinya untuk membuktikan Fa. Situasi itu memang seperti
yang digambarkannya. Melalui kejadian ini, saya menemukan banyak
keterikatan manusia saya serta niat untuk membuktikan kebenaran
diri sendiri. Saya mengubah pandangan saya terhadap rekan praktisi
ini dan melenyapkan penghalang antarkami.
Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa ketika hati Anda tidak
tenang dan sifat iblis Anda mengambil kendali, seluruh dimensi
sekitarnya menjadi penuh dengan substansi buruk. Segala sesuatu
yang masuk ke dimensi Anda akan berubah sesuai dengan apa yang Anda
pikirkan. Semakin Anda berpikir dengan cara tertentu, semakin
banyak yang akan tampak seperti itu. Bila Anda berpikir bahwa
seorang rekan praktisi tidak benar, persepsi Anda tentang mereka
Anda akan berubah mengikutinya, dan semakin Anda terikat padanya,
semakin banyak unsur jahat yang akan memperkuat hal-hal buruk yang
praktisi tersebut pernah lakukan.
Di dalam Zhuan Falun, Guru berkata:
“Misalnya, sekali orang ini punya pikiran yang tidak tulus,
akan sangat berbahaya. Pada suatu hari, Tianmu-nya telah
terbuka,bahkan dia dapat melihat dengan jelas. Dia berpikir: “Pada
tempat berlatih Gong ini hanya Tianmu saya Tianmu saya yang telah
terbuka dengan baik, mungkin saya bukan orang biasa? Saya
berkesempatan mempelajari Falun Dafa Guru Li, saya dapat belajar
demikian baik, saya lebih hebat daripada yang lain, mungkin saya
juga bukan orang biasa.” Pikiran ini sudah tidak wajar. Dia
berpikir. “Boleh jadi saya juga adalah Buddha, ah, coba saya lihat
diriku.” Begitu dia lihat dirinya benar adalah Buddha. Mengapa
demikian? Karena segala materi yang berada dalam lingkup ruang
medan sekeliling tubuh dia, selalu berevolusi mengikuti pikirannya
juga disebut berubah mengikuti pikiran sendiri. Benda dalam alam
semesta yang direfleksikan kemari selalu berubah mengikuti
pikirannya. Sebab segala benda yang berada dalam lingkup ruang
medannya semua berada di bawah kendalinya.” (Zhuan Falun,
Ceramah Enam, “Timbul Gangguan Iblis oleh Pikiran Sendiri")
Ketika saya menenangkan diri dan mencari ke dalam sesuai dengan Fa,
saya menemukan begitu banyak hal baik dari rekan praktisi dan tidak
dapat memikirkan hal yang buruk. Saya juga merasa lebih damai.
Dalam satu hari seluruh pandangan mengenai praktisi ini telah
berubah. Sesungguhnya, praktisi ini sangat rajin.
Permukaan dari hal-hal yang kita jumpai dan lingkungan di sekitar
kita dikendalikan oleh pikiran kita! Sebenarnya, hal-hal negatif di
sekitar kita semua disebabkan oleh ketidakmurnian di dalam dimensi
kita sendiri, yang kemudian tercermin melalui orang lain. Hal ini
terjadi agar kita dapat menyadari dan menyingkirkannya melalui
kultivasi. Guru telah mengajarkan kita untuk mencari ke dalam diri
ketika kita melihat kekurangan orang lain. Ketika pikiran Anda
murni dan berada dalam Fa, bahkan hal-hal buruk akan diluruskan dan
Anda tidak akan merasakannya. Selain itu, banyak dari hal-hal ini
adalah wujud palsu untuk memberikan kesempatan bagi Anda untuk
memperbaiki diri. Saya harap kita semua dapat memurnikan pikiran
kita dan menyikapi segala sesuatu di sekitar kita dengan lebih
baik. Kita harus segera menyingkirkan celah kekosongan diri ketika
kita mengenalinya.
Karena pemahaman saya terbatas, mohon tunjukkan semua kekurangan
yang Anda lihat!