1. Mulai
Berlatih
Saya lahirĀ dan dibesarkan di sebuah kawasan hutan dan keadaan
fisik saya sangat buruk sejak lahir. Saya berusaha melatih tubuh
saya untuk meningkatkan kesehatan, jadi saya berlatih Qigong dari
berbagai aliran. Saya telah keliling negara ini dan menghabiskan
cukup banyak uang tetapi tubuh saya tetap saja tidak ada perubahan.
Saya juga menemukan ada banyak hal tentang Qigong yang saya masih
tidak mengerti. Saya menemukan kebanyakan "master Qigong" adalah
penipu dan hanya berusaha untuk menjadi kaya, jadi saya menyerah
untuk mendapatkan kesehatan melalui Qigong dan mulai belajar
Buddhisme. Saya pernah mendatangi banyak kuil Buddha dan kuil
Taois, juga berkonsultasi mengenai penderitaan saya. Setelah
berkultivasi beberapa waktu, saya menemukan, bahkan orang-orang
yang ada di kuil itu pun tidak murni.
Pada waktu itu saya merasa sangat putus asa, pada bulan Maret 1994,
saya bertemu dengan seorang teman di kota. Ia membawa sebuah buku
Falun Gong dan ia memperkenalkannya pada saya. Dia berkata, "Ini
latihan yang bagus. Ini merupakan latihan yang langsung di
sampaikan oleh Guru secara pribadi dan kelasnya saat ini
diselenggarakan di banyak tempat di seluruh negeri. Ini adalah Dafa
yang lurus, dan jelas sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan
anda. Ini bukan Qigong biasa."
Malam itu saya membaca buku itu dari awal hingga akhir tanpa
berhenti. Setelah membacanya saya sangat tersentuh. Pertanyaan yang
masih mengganjal dari semua Qigong yang saya pelajari sebelumnya
kini telah terjawab oleh beberapa kata-kata sederhana dari Guru.
Pada waktu itu saya berpikir, "Saya harus belajar Fa ini." Maka
pada hari kedua, saya pergi ke toko buku dan membeli sebuah buku
Falun Gong. Penjual buku itu berkata kepada saya, "Buku ini terjual
habis di seluruh kota, ini adalah yang terakhir." Saya sangat
tersentuh setelah mendengar perkataannya itu.
Ketika saya kembali ke rumah, saya membaca buku itu setiap hari.
Beberapa teman saya juga pernah membacanya hingga selesai. Mereka
semua merasa buku itu bagus. Hanya saja kami tidak tahu kapan Guru
akan datang untuk mengajar di sini. Saya memikirkan hal ini setiap
hari. Saya sangat ingin bertemu Guru.
2. Bermandikan Keagungan Guru
Pada awal Agustus 1994, seorang rekan ayah pergi ke kota dalam
rangka bisnis dia memberikan saya selembar tiket kelas ceramah Guru
yang akan dilaksanakan di sana. Dia mengatakan, ketika sedang
berjalan-jalan di taman, secara kebetulan dia bertemu dengan orang
yang sedang menjual tiket ini. Dia tahu saya sedang membaca buku
dan belajar Fa ini tanpa pernah melihat Guru, jadi dia membelikan
tiket itu untuk saya. Setelah saya mendengarnya saya sangat senang
karena saya akhirnya bisa melihat Guru secara langsung. Pada waktu
itu saya sedang mengalami sakit perut yang berkepanjangan, bahkan
setelah minum obat juga tidak kunjung hilang. Tapi setelah saya
menerima tiket, rasa sakit di perut saya langsung menghilang.
Sepertinya kebetulan, tapi tidaklah demikian. Guru telah
membersihkan tubuh saya tapi saya belum memahaminya pada waktu itu.
Saya menyampaikan kabar baik ini kepada teman-teman dan enam dari
kami berangkat ke Kota Harbin pada tanggal 5 Agustus untuk
menghadiri kelas ceramah Guru.
Pada waktu itu kelas ceramah diadakan di stadion hoki es di Distrik
8 Kota Harbin, yang memiliki kapasitas lebih dari empat ribu orang.
Karena banyak orang yang datang dari seluruh negara di samping juga
penduduk setempat, banyak orang yang tidak mendapatkan tiket. Agar
lebih banyak orang dapat mendengar ceramah Guru, tiket untuk kursi
tambahan seketika itu dijual dan lebih dari lima ribu orang yang
hadir.
Kursi guru berada di sisi tengah tempat konferensi dengan sebuah
meja dan kursi yang sederhana. Setiap hari Guru mengambil selembar
kertas draft dari saku untuk ceramahnya. Setiap hari Guru berjalan
dari pintu masuk menuju ke tempat konferensi. Karena saya duduk di
dekat dinding utara, saya tidak bisa melihat Guru dengan jelas.
Hari kedua saya duduk di samping salah seorang teman yang berada
disamping jalan masuk, saya bisa dengan jelas melihat Guru. Guru
memiliki tubuh tinggi, berwajah ramah, dan mengenakan kemeja putih
setiap hari. Meskipun di hari-hari yang panas dan stadion penuh
sesak dengan orang, tidak pernah ada sedikit keringat atau noda pun
di kerah baju Guru. Kemeja yang dikenakan Guru selalu tampak sangat
bersih dan sederhana.
Karena kurangnya pemahaman saya waktu itu, saya selalu memfoto Guru
ketika ia berjalan melewati saya. Setiap akan di foto Guru selalu
dengan ramah dan lembut mengangkat tangannya sedikit untuk menutupi
wajahnya. Walaupun demikian, saya masih tidak memahami dan terus
saja mengambil gambar-gambar beliau. Ketika saya pulang untuk
mencuci foto-foto itu hasilnya semua terbakar. Belakangan saya
mengerti hal itu adalah tindakan tidak hormat terhadap Guru dan Fa,
dan saya seharusnya tidak melakukannya. Saya menyesal karena tidak
mengerti saat itu. Kejadian yang paling terkesan adalah ketika saya
sedang berjalan keluar dari gedung pertemuan sebelum ceramah di
mulai, saya tiba-tiba melihat Guru masuk dari pintu utama. Saat itu
saya langsung berdebar kegirangan danĀ berjalan mendekati Guru
serta menjabat tangannya dengan kedua tangan saya. Saya berteriak,
"Guru!" Pada waktu itu pikiran saya benar-benar kosong dan saya
tidak tahu lagi harus berkata apa kepada beliau. Guru menatap saya
dan dengan suara yang ramah beliau berkata, "Kamu tidak boleh
seperti ini." Saya hanya bisa berdiri di sana dan memandang Guru
berjalan menuju ke ruang ceramah. Setiap kali saya memikirkan
kata-kata Guru, perasaan saya menjadi tidak nyaman. Saya secara
mendalam memahami kesulitan Guru dalam menyelamatkan orang-orang.
Saya percaya bahwa Guru sedang mengajari murid-muridnya, "Kamu
harus dewasa. Jangan hanya melakukannya atas dasar dorongan sesaat,
tetapi harus teguh dalam kultivasi dan menghargai kesempatan langka
dan kekal abadi ini."
3. Menyembuhkan Penyakit Ayah
Ketika kelas ceramah diadakan di Kota Harbin, Guru juga mengadakan
serangkaian ceramah di Worker's Civic Center. Dalam upaya
memberikan kesempatan kepada lebih banyak orang yang mempunyai
takdir untuk mendengarkan Fa, Guru berkata di dalam kelas, "Mereka
yang menghadiri kelas ceramah saya jangan pergi. Beri kesempatan
ini kepada orang yang belum memperoleh Fa." Pada awalnya saya tidak
berencana untuk hadir, karena hari itu saya tidak ada pekerjaan,
akhirnya saya hadir juga. Pada saat itu kebetulan saya berjumpa
dengan seorang wanita paruh baya yang sedang menjual tiket. Ceramah
baru saja akan dimulai, jadi saya membeli tiket dan masuk ke dalam
ruangan. Sekali lagi saya bisa mendengarkan Guru berceramah. Pada
saat itu Guru membersihkan tubuh dari mereka semua yang hadir.
Mereka yang telah disembuhkan penyakitnya berpikir tentang anggota
keluarga mereka dan anggota keluarga mereka juga akan disembuhkan.
Tubuh saya sudah dibersihkan lalu saya berpikir, "Saya telah pergi
ke begitu banyak tempat untuk belajar Qigong yang menyebabkan
orangtua saya menjadi khawatir karena saya. Saya harus melakukan
sesuatu untuk mereka semampu saya." Saya memikirkan daerah sekitar
kepala ayah saya untuk menyembuhkan dia dari penyakitnya (ayah saya
menderita keluhan pusing yang parah dan mati rasa di salah satu
lengan dan tangannya. Dia takut dia akan mengalami stroke). Guru
kemudian berteriak: "Satu, dua, tiga, semua orang hentakan kaki."
Selama pertemuan tersebut Guru telah menyembuhkan sakit kepala ayah
saya.
Ayah saya tidak lagi memiliki masalah di kepalanya hingga kini.
Pada tahun 2002, saya pergi bersama ayah untuk pemeriksaan
strokenya ke rumah sakit di Kota Shenyang. Tidak ada tanda-tanda
penyakit apa pun dalam pemeriksaan CT scan, hal itu semakin
membuktikan akan besarnya rahmat Guru terhadap kami.
4. Mengikuti Guru untuk Mendengarkan Fa di Kota
Yanji
Setelah kelas ceramah di Kota Harbin, saya mengikuti Guru untuk
menghadiri kelas ceramah di Kota Yanji pada tanggal 20 Agustus.
Selama ceramah, kami mengalami badai besar. Suatu saat hujan turun
sangat lebat hingga banjir mencapai setengah meter. Beberapa pohon
hangus tersambar petir. Jalan-jalan utama di kota itu kebanjiran.
Namun, semua itu tidak mempengaruhi kehadiran murid-murid di kelas
ceramah. Murid-murid yang telah terbuka mata ketiganya mengatakan,
itu adalah kejahatan di dimensi lain yang sedang berusaha
menghalangi Guru dalam menyebarkan Fa. Guru menyingkirkan kejahatan
dan sekaligus membersihkan lingkungan Kota Yanji.
Di hari terakhir setelah sesi tanya jawab, atas permintaan para
siswa, Guru duduk dan menunjukkan kepada kami isyarat tangan besar.
Akhirnya Guru mengumpulkan semua pendapatan dari kelas ceramah Fa
dan menyumbangkannya ke pusat Palang Merah terdekat. Ketika semua
orang mendengar berita itu, mereka bertepuk tangan keras di seluruh
ruangan. Sebelum acara berakhir Guru berdiri di tengah-tengah
gedung pertemuan dan mempertunjukkan isyarat tangan besar sekali
lagi. Meskipun saya tidak bisa memahami makna di balik isyarat
tangan Guru, diri saya terguncang oleh isyarat tangan beliau dan
saya bisa merasakan rahmat Guru yang besar dan perkasa. Mata saya
berlinang saat menatap Guru, saya tidak ingin beranjak pergi.
Atas semua yang Guru telah berikan kepada kita sebagai praktisi dan
atas semua yang Guru telah berikan kepada makhluk hidup, kita tidak
akan pernah bisa untuk membalasnya. Kita harus mampu untuk terus
maju, berusaha dengan segala kemampuan yang kita miliki untuk
melakukan tiga hal dengan baik, membantu Guru membuktikan Fa, dan
menuntaskan misi besar sejarah kita.
Chinese
version click here
English
version click here