Nama: Lu Chunshan (吕春杉
)
Jenis kelamin: Pria
Usia: 42 tahun
Alamat: Kabupaten Pingchang, Provinsi
Sichuan
Pekerjaan: Pegawai sipil Biro Pajak Kabupaten
Pingchang
Tanggal Penangkapan Terakhir: 13 Januari
2005
Tempat Penahanan Terakhir: Kamp Kerja Paksa Xinhua
(新华劳教所 )
Kabupaten: Pingchang
Provinsi: Sichuan
Penganiayaan Diderita: Disetrum dengan listrik,
hak tidur dirampas, kerja paksa, pemukulan, dikurung terisolasi,
penyiksaan dengan metode bangku harimau, dipecat dari pekerjaan,
pengekangan fisik, disundut dengan rokok, pemerasan, perpanjangan
hukuman penjara
Pelaku Penganiayaan: Mou Xingfu (牟幸福), agen
Keamanan Domestik: 86-13981651961 (selular), (Xiaolingtong Mobile),
86-827-6227605 (rumah)
(Minghui.org) Lu
Chunshan, 42 tahun, merupakan karyawan sipil untuk Biro Pajak
Kabupaten Pingchang di Provinsi Sichuan. Dia lemah dan menderita
banyak penyakit sejak kecil. Pada Oktober 1997, teman sekelasnya
memperkenalkan Falun Gong kepadanya. Tak lama setelah berlatih,
kesehatannya pulih. Pada tahun 1998, Lu menyumbangkan 500 yuan
untuk membantu korban banjir meski situasi keuangannya sangat
ketat. Dia mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar di tempat kerja dan
tidak menerima suap. Rekan kerja dan pejabat tingkat tinggi di
tempat kerjanya semua mengakui Lu adalah orang baik dan sering
memujinya.
Namun karena keyakinannya pada Falun Gong, Lu telah mengalami
penganiayaan lebih dari 10 tahun.
1. Ditahan Karena Memohon di Beijing
Pada 3 Januari 2000, ketika Lu Chunshan tiba di Stasiun Kereta Api
Beijing Barat untuk memohon keadilan bagi Falun Gong kepada
pemerintah pusat, dia ditangkap dan ditahan secara ilegal di Kantor
Polisi Stasiun Kereta Api Beijing Barat. Dia diborgol selama tiga
hari.
Pada hari yang sama, di kampung halamannya, polisi dan petugas Mou
Xingfu dan petugas lainnya dari Departemen Kepolisian Kabupaten
Pingchang menggeledah kantor dan asrama Lu. Mereka menyita
barang-barang pribadinya dan buku-buku Falun Gong.
Pada 8 Januari 2000, Lu dibawa kembali ke Kabupaten Pingchang dan
ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Pingchang. Beberapa hari
kemudian, pejabat dari tempat kerjanya datang ke pusat penahanan
dan mengumumkan bahwa ia dipecat. Setelah keluarganya dipaksa untuk
menulis pernyataan jaminan untuknya agar berhenti berlatih Falun
Gong, pihak berwenang melepas Lu pada 4 Februari 2000.
2. Hukuman Kerja Paksa
Sekitar pukul 22:00 pada 19 Oktober 2000, lebih dari selusin
petugas dari Departemen Kepolisian Kabupaten Pingchang, termasuk
Mou Xingfu, masuk ke rumah Lu dengan paksa dan melakukan
pengeledahan. Mereka menyita barang-barang pribadi Lu dan
membawanya ke penjara.
Malam itu, mereka menyiksa dia saat menginterogasinya. Mou memukuli
Lu dengan tongkat berduri, melukai punggungnya dengan parah.
Perwira lainnya, Wu Xianxian, menampar dan menyundut wajahnya
dengan puntung rokok. Setelah memeras 10.000 yuan dari keluarga Lu,
polisi membebaskannya 30 hari kemudian.
Pada tengah hari, 20 Desember 2000, Mou dan petugas polisi lain
datang ke toko buku kecil milik Lu dan menangkapnya lagi. Tiga hari
kemudian, ia dijatuhi hukuman dua setengah tahun kerja paksa secara
ilegal.
Pada tanggal 28 Desember 2000, Lu dikirim ke Kamp Kerja Paksa
Xinhua. Ketika para penjaga kamp melihatnya melakukan meditasi pada
malam hari, mereka menghukumnya lari 100 kali keliling
lapangan.
Pada tanggal 16 Januari 2001, Lu Chunshan bersama lebih dari
selusin praktisi mengadakan mogok makan untuk memprotes
penganiayaan terhadap Falun Gong. Mereka semua dikirim ke Bangsal 4
untuk melakukan pekerjaan yang sangat berat. Mereka harus bekerja
lebih dari 10 jam sehari.
Pada tanggal 20 Januari 2001, karena Lu dan Yang Zhi menolak untuk
mematuhi kerja paksa, Kepala Seksi Yu Xingcai menelanjangi mereka
dan mengikat tangan mereka ke belakang dengan tali. Talinya begitu
kencang sehingga mengiris daging. Lalu Yu menendangi mereka untuk
memaksa mereka berlutut di tanah.
Mulai dari tanggal 6 Juni 2001, para petugas kamp kerja paksa mulai
melaksanakan cuci otak sebagai upaya untuk "mereformasi" praktisi
dan memaksa mereka melepaskan Falun Gong. Lu dibangunkan enam kali
pada malam pertama dan hanya diizinkan untuk tidur tiga jam malam
berikutnya. Pada siang hari, praktisi dipaksa untuk menonton video
yang memfitnah Falun Gong. Ketika mereka menolak untuk bekerja
sama, mereka dipukuli.
Pada tanggal 9 Desember 2002, para petugas kamp memulai sesi cuci
otak lainnya. Jika praktisi menolak untuk berpartisipasi, mereka
disetrum dengan tongkat listrik, diikat dengan tali, dipukuli, atau
hukuman mereka diperpanjang.
Pada tanggal 19 Februari 2003, Lu disetrum dua kali sehari, diikat
dengan tali dan dipukuli habis-habisan. Karena penyiksaan, telinga
kirinya kehilangan pendengaran, pergelangan tangan dan bahu kiri
luka berdarah, dan dadanya terluka parah akibat ditendang.
Pada tanggal 19 Oktober 2003, setelah dua tahun dan 10 bulan
penahanan, Lu dibebaskan dan kembali pulang. Karena penyiksaan
fisik dan mental jangka panjang, dia sangat lemah, dan beberapa
giginya tanggal.
3. Diawasi, Diancam dan Dihukum Kerja Paksa
Lagi
Petugas dari Kantor 610 lokal dan polisi dari Divisi Keamanan
Domestik sering datang ke rumah Lu untuk mengganggu dan
mengancamnya. Dia juga terus-menerus diawasi.
Tepat sebelum Hari Tahun Baru 2004, polisi menangkap Lu dan
menahannya selama 15 hari.
Sekitar pukul 10:00 pada tanggal 13 Januari 2005, Mou Xingfu dan
lima petugas polisi lainnya masuk ke stan koran Lu dan menggeledah
tempat itu. Mereka menampar dan menendang Lu dengan keras. Ketika
ia mencoba untuk melarikan diri dari pemukulan, mereka mengelilingi
dan memukulinya lebih parah. Akibatnya, matanya memar menghitam,
luka memar di sekujur tubuh, dan darah membasahi pakaiannya. Lalu
mereka membawanya ke tahanan.
Pada tanggal 27 Januari 2005, Lu diam-diam dihukum tiga tahun kerja
paksa dan dikirim ke Kamp Kerja Paksa Xinhua lagi. Di kamp kerja
paksa, ia kembali mengalami berbagai bentuk penyiksaan, termasuk
dikurung terisolasi, bangku harimau, kerja paksa, cuci otak, dan
metode-metode lainnya.
Pada tanggal 22 Maret 2008, Lu pulang ke rumah setelah tiga tahun
dan 70 hari penahanan. Meskipun belum genap berusia 40 tahun saat
itu, semua rambutnya telah menjadi abu-abu dan ia kehilangan empat
gigi. Tepat setelah pembebasannya, pihak berwenang mulai
mengawasinya lagi. Para petugas dari Divisi Keamanan Domestik
lokal, kantor polisi setempat, dan bekas tempat kerja semua datang
ke rumahnya untuk mengganggunya sebanyak tujuh kali.
4. Keluarga Menderita Penganiayaan
Selama sepuluh tahun ini, keluarga Lu tercerai berai. Istrinya
meninggalkan rumah, meninggalkan dua anak perempuan yang masih
kecil. Orangtuanya harus merawat mereka.
Kakak perempuan Lu, Lu Chunxue adalah seorang orang cacat. Dia juga
berlatih Falun Gong. Pada bulan September 2001, ia ditangkap dan
kemudian dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2010/4/15/221597.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/4/26/116353.html