(Minghui.org) Pengacara hak asasi manusia
Beijing Tang Jitian dan Liu Wei baru-baru ini lisensi praktek hukum
mereka dicabut. Sebuah audiensi publik dari kedua pengacara itu
dilaksanakan di Departemen Kehakiman Beijing. Dalam Audiensi public
ini melaporkan bahwa lisensi dari kedua pengacara itu dicabut
karena membela praktisi Falun Gong. Di saat memberikan argumen
mereka dalam membela praktisi, hakim menghentikan mereka dan
memerintahkan mereka untuk meninggalkan pengadilan. Hakim kemudian
memerintahkan agar lisensi dari kedua pengacara itu dicabut dan
agar mereka dihukum. Ini hanya satu contoh kasus penganiayaan
terhadap pengacara di China yang menonjol.
Di bulan Maret tahun ini, pada
sidang Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-13,
Pelapor Khusus bidang Situasi Pembela Hak Asasi Manusia Margaret
Sekaggya menyampaikan laporan terbarunya yang mengungkap secara
rinci tentang ringkasan komunikasi yang ia telah lakukan dengan
pemerintah China, termasuk permohonan mendesak mengenai
penganiayaan terhadap pengacara hak azasi manusia di China.
Laporan Ringkas Mengenai Penganiayaan Terhadap Pengacara
Falun Gong
Dalam laporannya, Pelapor Khusus Margaret Sekaggya menjelaskan
bahwa ia telah mengirimkan permintaan kepada pemerintah China
mengenai penjelasan tentang tuduhan bahwa pengacara yang membela
praktisi Falun Gong di pengadilan telah ditekan dan dianiaya oleh
pemerintah. Berikut adalah kutipan dari laporan itu, tersedia
online di:
http://www2.ohchr.org/english/bodies/hrcouncil/docs/13session/A-HRC-13-22-Add1_EFS.pdf
Kasus 1:
"325. Pada tanggal 31 Maret 2009, Pelapor Khusus, bersama dengan
Ketua-Pelapor dari “Working Group on Arbitrary Detention” (Kelompok
Kerja untuk masalah Penahanan Sewenang-wenang), Pelapor Khusus
dari “independence of judges and lawyers” (hakim dan
pengacara Independen), dan Pelapor Khusus dari “the promotion and
protection of the right to freedom of opinion and expression”
(pengembangan dan perlindungan hak untuk kebebasan berpendapat dan
berekspresi), mengirimkan tuntutan mendesak mengenai Wei Liangyue,
direktur Kantor Hukum Jiaodian yang berpusat di Harbin dan
pengacara hak asasi manusia, serta istrinya, Du Yongjing.
Menurut informasi yang diterima, pada tanggal 28 Februari 2009, Wei
Liangyue dan istrinya Du Yongjing ditangkap oleh aparat keamanan
publik di kota Harbin, Propinsi Heilongjiang, saat menghadiri
pertemuan Falun Gong. Selanjutnya, dilaporkan Wei Liangyue dan Du
Yongjing , masing-masing ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten
Nangang dan Pusat Penahanan Wanita No. 2 di Kota
Harbin.
326. Alasan Wei Liangyue ditahan karena dicurigai "mengumpulkan
orang-orang untuk mengganggu ketertiban umum" dan dilaporkan bahwa
ia dikenakan satu setengah tahun pendidikan ulang melalui kerja
paksa, istrinya diduga "menggunakan organisasi sesat untuk
menghalangi pelaksanaan hukum" dan bisa saja menghadapi tuntutan
pidana berdasarkan Pasal 300 Hukum Pidana.
327. Keduanya dilaporkan bahwa mereka diperingatkan oleh pihak
berwenang untuk tidak mendiskusikan kasus ini secara terbuka dan
tidak boleh menyewa seorang pengacara untuk mewakili mereka.
328. Selama lebih dari 20 tahun praktik hukumnya, Wei Liangyue
telah memberikan bantuan hukum kepada masyarakat lokal yang
menghadapi pelanggaran hak asasi manusia, termasuk praktisi Falun
Gong yang telah ditahan karena keyakinan mereka.
329. Ada kekhawatiran berkenaan dengan integritas fisik dan
psikologis Wei Liangyue dan Du Yongjing ketika dalam
tahanan."
Kasus 2:
"331. Pada tanggal 19 Mei 2009, Pelapor Khusus, bersama dengan
Pelapor Khusus dari hakim dan pengacara independen, dan Pelapor
Khusus bidang penyiksaan dan kekejaman yang tidak manusiawi atau
perlakuan atau hukuman semena-mena, mengirimkan tuntutan mendesak
mengenai dua pengacara, Mr. Zhang Kai dan Mr. Li Chunfu. Menurut
informasi yang diterima:
332. Zhang Kai dan Li Chunfu disewa oleh keluarga Jiang Xiqing,
seorang praktisi Falun Gong yang meninggal dalam Pusat pendidikan
ulang Chongqing Xishanping pada 28 Januari 2009. Pihak berwenang
menyatakan bahwa ia meninggal karena serangan jantung, namun
keluarganya, curiga terhadap penyebab kematiannya, memutuskan untuk
menyewa pengacara untuk bantuan hukum. Seorang pengacara pertama
direkrut dari Chongqing, tapi ia mundur setelah secara resmi
meminta keterangan kepada polisi. Kemudian Zhang Kai, dari Kantor
Hukum Yijia Beijing, dan Li Chunfu, dari Kantor Hukum Globe Beijing
disewa.
333. Pada tanggal 13 Mei 2009, mereka bertemu dengan klien mereka
di rumah mereka di kabupaten Jiangjin, Chongqing, untuk membahas
kasus ini. Sekitar jam 4 sore, empat polisi mendatangi rumah
tersebut menyatakan bahwa mereka menyampaikan materi dari kantor
administrasi pengadilan dan biro keamanan publik. Kemudian mulai
menginterogasi dua pengacara itu dan kliennya. Selanjutnya, sekitar
20 orang lebih dari unit keamanan negara Biro Keamanan Umum
Kabupaten Jiangjin dan Kantor Cabang Polisi Jijiang juga datang ke
rumah itu. Ketika polisi meminta kedua pengacara itu untuk
menunjukkan kartu identitas mereka, Li Chunfu memperlihatkan
lisensi pengacaranya dan Zhang Kai memperlihatkan paspornya, akan
tetapi, tidak diterima oleh polisi-polisi itu. Selanjutnya,
polisi-polisi itu mulai menjambak rambut mereka, memutar lengan
mereka dan memukul mereka sementara menjepit mereka di tanah.
Setelah itu, kedua pengacara diborgol dan dibawa ke kantor
polisi.
334. Di kantor polisi, Zhang Kai digantung dengan borgol dalam
kandang besi dan Li Chunfu ditampar wajahnya oleh seorang polisi.
Selama interogasi, mereka berdua diancam untuk tidak membela
kasus-kasus Falun Gong. Mereka dibebaskan pada jam 12:40, pada
tanggal 14 Mei 2009. Tangan-tangan mereka dipenuhi dengan memar dan
bekas luka; tangan Zhang Kai juga mati rasa dan bengkak, sedang Li
Chunfu mengalami masalah di salah satu telinganya. Mereka saat ini
sedang diperiksa di Rumah Sakit Umum Kabupaten Jiangjin.
335. Kami mendesak Pemerintah Anda untuk mengambil semua tindakan
yang diperlukan untuk menjamin bahwa hak-hak dari orang-orang
tersebut diatas dihormati dan akuntabilitas dari setiap orang yang
bersalah atas dugaan pelanggaran terjamin."
Menurut peraturan PBB, sebagai anggota dewan Hak Asasi Manusia PBB,
pemerintah China diharuskan untuk membalas semua komunikasi resmi
dan permintaan PBB. Mengenai kasus di atas, respon pemerintah China
sejak tahun 2009 belum diterjemahkan sejak saat laporan Pelapor itu
selesai. Respons akan dipublikasikan dalam laporan pelapor
berikutnya.
PBB Mendesak atas nama para Pengacara Hak Asasi Manusia di
China
Selain itu, Pelapor Khusus menyebutkan beberapa nama-nama pengacara
yang dia maksudkan, termasuk Jiang Tianyong, Li Heping, Li
Xiongbing, Li Chunfu dan Wang Yajun dari Globe-Law di Beijing;
Cheng Hai, Tang Jitian, dan Yang Huiwen dari Anhui Law Firm di
Beijing; Yanyi Xie dan Li Dunyong dari Gongxin Law Firm di Beijing;
Haibo Wen dan Wei Liu dari Shunhe Law Firm di Beijing; Lihui Zhang
dari Beijing G & G Law Firm; Jinglin Li dari Jiurui Law Firm di
Beijing; Liangyue Wei dari Jiaodian Law Firm di Heilongjiang;
Zaixin Yang dari Baijuming Law Firm di Guangxi, dan Sun Wenbing
dari Xinhe Law Firm di Liaoning. "Orang-orang yang disebutkan di
atas tidak dijinkan mendaftar ulang pada awal bulan Juni 2009 dan
dengan demikian berarti mereka dipecat dari menjalankan fungsi
profesional mereka. Sebagai akibatnya, mereka tidak akan dapat
melanjutkan kasus-kasus yang mereka tangani saat ini. Kebanyakan
dari pengacara tersebut telah bekerja pada sejumlah kasus-kasus
yang terkait dengan hak asasi manusia."
Laporan lebih lanjut menekankan, "Banyak firma hukum telah menerima
instruksi dari departemen peradilan dan administratif mereka dan
asosiasi pengacara dari wilayah mereka untuk segera mengakhiri
kontrak mereka atau 'tidak diloloskan' dalam evaluasi kinerja
tahunan mereka (sebuah prasyarat untuk sukses dalam mengurus
kembali perizinan) bagi pengacara-pengacara yang menangani
kasus-kasus sensitif.
Selain itu, paling sedikit tiga firma hukum, yaitu Anhui, Gongxin
dan Shunhe di Beijing, juga menolak persetujuan oleh asosiasi
pengacara lokal pada ujian ‘Inspeksi dan Pendaftaran Tahunan'.
Penolakan ini mempengaruhi setidaknya 30 pengacara lebih yang
dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Pada tanggal 17
Februari 2009, Yitong Law Firm di Beijing dipaksa untuk tutup
selama enam bulan. Dikatakan bahwa penutupan ini adalah pembalasan
atas advokasi dari beberapa pengacara perusahaan tersebut dalam
pemilihan langsung para wakil dari Asosiasi Pengacara. "
Seperti dilaporkan oleh Pelapor Khusus, pihak berwenang China
memang sering memperingatkan pengacara untuk tidak membela praktisi
Falun Gong, gereja rumah Kristen dan "pembangkang" lainnya.
Pengacara yang tidak mengindahkan peringatan tersebut sering
mengalami pencabutan lisensi mereka untuk praktek hukum, ditahan
dan bahkan disiksa. Wang Yonghang, seorang pengacara yang
sebelumnya membela praktisi Falun Gong, sekarang di penjara selama
7 tahun. Kaki kanannya patah oleh polisi. Gao Zhisheng, yang juga
membela Falun Gong, menjelaskan dalam surat terbukanya bagaimana ia
menderita penganiayaan berat di tangan pemerintah. Ada banyak
dokumentasi kasus-kasus serupa, seperti Guo Guoting, Chen
Guangcheng, Zheng Enchong, Guo Feixiong, Xu Zhiyong, dll
Masyarakat Internasional Sangat Memperhatikan Sistem Hukum
di Negeri China
Dari satu sudut, sistem hukum suatu negara menceritakan bagaimana
beradab dan majunya negara tersebut. Penganiayaan luas yang
diderita oleh pengacara di China menampakkan proklamasi palsu
Partai Komunis China tentang 'aturan hukum'. Situasi ini telah
menarik perhatian organisasi hak asasi manusia dan pemerintah di
seluruh dunia.
Juru bicara Falun Gong Human Rights Working Group Dr. Chen.
mengangkat masalah ini pada Sidang ke-13 Dewan Hak Azasi Manusia
PBB. Dia menyatakan, "China telah secara konsisten mengklaim
dirinya telah membuat kemajuan dalam 'aturan hukum', dan
menggunakan 'hukuman yang sesuai dengan hukum' untuk membela
pelanggaran hak asasi manusianya. Laporan dari banyak Pelapor
Khusus yang dimiliki dewan mempunyai gambaran yang berbeda. Prof.
Nowak misalnya, dalam laporan kenegaraannya terhadap China,
menyatakan bahwa hukum pidana China seperti 'ancaman terhadap
keamanan diri,' dan 'ancaman terhadap keamanan diri' ini, diketahui
sebagai hal yang dapat dipakai untuk melecehkan, mengintimidasi dan
memberikan sangsi kepada pengacara. Pelapor Khusus Prof.
Nowak dan Pelapor Khusus Despouy juga melaporkan banyak kasus
penahanan dan penyiksaan terhadap pengacara hak asasi manusia di
China. "
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2010/5/1/222674.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/5/7/116750.html