Saya berkultivasi Falun Dafa
sejak 2006. Saudara-saudara saya sebagian besar praktisi. Dalam
perjalanan Xiulian, saya melewati banyak rintangan,
tapi saya tetap teguh berkultivasi. Setiap ujian yang
menghadang, saya anggap sebagai kekurangan yang harus saya
perbaiki.
Beberapa tahun ini, saya sering membaca pengalaman praktisi luar
maupun dalam negeri. Saya membaca pengalaman mereka melalui
newsletters yang saya dapat melalui email. Selain itu saya juga
mendengar melalui konferensi berbagi pengalaman. Dengan membaca
pengalaman itu, saya merasa belum melakukan apa yang
semestinya dilakukan oleh seorang pengikut Dafa. Dalam masa
Pelurusan Fa ini, teman-teman praktisi dalam maupun luar negeri
sungguh bekerja keras untuk menyebarkan dan mengklarifikasi fakta
kepada masyarakat dunia. Melalui media cetak dan elektronik,
mengungkapkan apa sebenarnya Falun Dafa dan mengapa rejim komunis
China melarang dan bahkan menganiaya praktisi Falun Dafa di China.
Mereka bekerja keras, hingga waktu tidur sangat minim bagi mereka.
Saya sangat tersentuh atas apa yang mereka lakukan.
Dalam hati saya berpikir, saya harus terlibat membantu mereka.
Menurut pemahaman saya, melalui media, kita bisa mengklarifikasi
fakta dengan jangkauan lebih luas. Dalam tanya jawab
Konferensi Fa di New York Tahun 2004, Guru berkata:
Tanya; Terima kasih kepada Guru terhormat atas penyelamatan yang
belas kasih. Mohon agar kami dapat memahami, bagaimana memanfaatkan
ketrampilan yang kami peroleh di tengah masyarakat manusia biasa
untuk membantu klarifikasi fakta.
Shifu: Saya pikir,setiap pengikut Dafa sedang memanfaatkan
kemampuan sendiri untuk menyelamatkan semua makhluk hidup dan
membuktikan kebenaran Dafa. Pengikut Dafa menyelenggarakan media,
menyelenggarakan situs internet, stasiun radio dan stasiun
televisi, tujuannya satu, semua demi mengklarifikasi fakta.
Berawal dari semangat ingin terlibat di media, pada setiap kegiatan
Dafa ada seorang praktisi membawa kamera video, saya terus
mengamatinya. Kebetulan saya punya hobi memotret dan
menggunakan kamera video, saya pun menawarkan diri untuk ikut
bergabung. Teman praktisi dengan senang hati mengajari saya
teknik-teknik pengambilan gambar. Saya juga diajak liputan bersama
wartawan media lain yang ada di Bali. Walaupun kemampuan saya
terbatas, dengan bekal teori yang sudah diberikan oleh teman
praktisi - saya coba membantunya dalam pengambilan gambar. Setelah
pengambilan gambar selesai, saya serahkan kameranya kepada teman
praktisi untuk mengeditnya dan kemudian meng-uploadnya.
Dalam keterlibatan saya di media, banyak sekali halangan ketika
saya menjalankannya di lapangan. Bali adalah daerah pariwisata,
banyak kegiatan berskala internasional digelar di Bali. Dalam
melakukan peliputan, kita dituntut menyediakan waktu ekstra untuk
mendapatkan berita. Sementara saya adalah seorang karyawan pada
perusahaan swasta, bagaimana harus membagi waktu untuk liputan,
bekerja, belajar Fa dan latihan.
Pada Januari 2009, saya ditinggal oleh teman praktisi yang
membimbing saya keluar daerah. Saya benar-benar panik, apakah saya
mampu bekerja sendiri tanpa bimbingannya? Saya benar-benar
kehilangan, tidak ada teman yang bisa diajak berbagi. Saya harus
meliput, menulis berita, mengedit video dan meng-upload sendiri.
Saat saya coba melakukan proses itu, saya merasakan, mengapa
pekerjaan ini begitu sulit. Saya hampir menyerah, saya bingung
tidak karuan. Akhirnya saya sharingkan keadaan saya pada teman
praktisi. Saya disarankan harus banyak belajar Fa dan latihan
setiap hari. Pada saat melakukan pekerjaan media, saya kadang
belajar Fa-nya kurang, sehingga apa pun yang dikerjakan tidak
berhasil. Saya ikuti saran teman praktisi dan baru saya menyadari
keagungan Fa Guru. Pada tanya jawab Konferensi Fa New York, 7 April
2007 Guru menyebutkan:
Tanya: Apa kabar Shifu! Pengikut bekerja di media sebagai wartawan,
selalu merasa kemampuan diri sendiri terbatas, penerobosan sangat
lamban, waktu menulis berita jauh melebihi waktu yang
dikehendaki secara profesional, saya merasa sangat cemas, merasa
hal ini berhubungan dengan peningkatan Xinxing saya yang
tidak cepat.
Shifu: Belajar Fa jika dapat mengejar ketinggalan maka akan ada
penerobosan. Setelah belajar Fa dengan baik baru dapat
membuktikan kebenaran Fa, setelah belajar Fa dengan baik baru dapat
melakukan lebih baik. Banyak hal yang dulu tidak dapat
dilakukan oleh praktisi, melalui belajar Fa pikirannya
terbuka luas, apa pun dapat dilakukan dengan sangat cekatan, yang
belajar Fa dengan baik niscaya akan terjadi demikian. Bukan berarti
kultivasi Anda tidak baik, yang saya katakan adalah prinsip Fa.
Dengan banyak membaca buku dan banyak belajar Fa pasti akan
memiliki kebijakan.
+++
Dengan mengutamakan belajar Fa,
saya akhirnya dapat mengerjakan pekerjaan media yang mesti
saya lakukan. Walaupun masih banyak kekurangan, tapi saya
berusaha menulis berita untuk web Era Baru dan mengirim video
liputan untuk NTDTV melalui teman praktisi Jakarta.
Atas bimbingan Shifu, sekarang saya bersama teman-teman yang
tergabung Kelompok Media sudah mulai mengerjakan proyek media NTD
Indonesia di Bali. Keberhasilan ini juga atas pelatihan dari
praktisi Jakarta dan luar negeri.
Karena media yang kita kelola untuk klarifikasi fakta, tentu banyak
halangan dan gangguan. Hanya dengan melakukan tiga hal dengan baik,
kita dapat melewatinya dengan baik.
Demikian pengalaman saya sebagai tim media, bila ada kekurangannya,
mohon rekan-rekan praktisi untuk menunjukkannya.